Pengantar
Dalam kehidupan sehari hari, kita sering menemukan perusahaan besar seperti Prudential, Apple, dan Microsoft yang memiliki sistem pengelolaan investasi serta arus kas yang baik. Tidak jarang orang bertanya tanya, "bagaimana mereka mampu mengelola keuangan perusahaan ditengah tengah gempuran perkembangan indsutri yang sangat pesat?" atau "bagaimana mereka tetap mampu bertahan dan mengumpulkan banyak investor terlebih di masa krisis seperti pandemi pada 2020 lalu?"
Pertanyaan dan spekuliasi bermunculan di benak masyarakat mengingat banyaknya perusahaan raksasa yang tumbang akibat kemunduran investor yang terjadi di masa krisis pada pandemi Covid -19 pada 2020 lalu. Dalam perusahaan, terdapat pengelolaan keuangan yang menjadi kunci utama dalam internal perusahaan. Manajer keuangan memegang peran penting dalam mengelola keberlangsungan hidup dan perencanaan modal sebuah perusahaan.
Oleh karena itu, manajer keuangan memiliki banyak jalur dan strategi dalam pengelolaan investasi dan arus kas sebuah perusahaan. Salah satu strategi yang diambil dalam mengatur sistem keuangan sebuah perusahaan adalah Capital Structure. Dalam fungsinya, Capital Structure memegang peran yang penting untuk menciptakan sebuah keberhasilan dalam pengelolaan finansial sebuah perusahaan.
Definisi Capital Structure
        Capital Structure adalah sebuah pengelolaan uang yang digunakan untuk menjalankan usaha dari sumber pemasukan dan pengeluaran yang bervariasi untuk keberlangsungan dari sebuah perusahaan. Dalam definisinya menurut ahli seperti Gerstenberg, Capital Structure adalah proses dari penentuan nilai pembukuan terhadap semua pengeluaran untuk memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk meningkatkan kapasitas/efisiensi, dan atau memperpanjang umur teknisnya dalam rangka menambah nilai-nilai aset perusahaan yang meliputi peminjaman, saham, dan obligasi.
Tujuan dan Fungsi Capital Structure
      Tujuan dari Capital Structure adalah menyatukan sumber dana perusahaan yang akan dikelola dalam kegiatan internal perusahaan sehingga mampu memperoleh laba dan nilai yang maksimal.
      Adapun beberapa fungsi dai Capital Structure yaitu :
- Meningkatkan Pengembalian Dana
- Menekan Risiko Keuangan Perusahaan
- Mengurangi Biaya Modal
- Memaksimalkan Penggunaan Dana
- Merencanakan Pajak Perusahaan
- Ekspansi dan Kontraksi Modal Utang
- Mengelola Likuiditas Perusahaan
- Menjaga Nilai Perusahaan
Faktor yang Mempengaruhi Capital Structure
Dalam penerapannya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Capital Structure dalam pengelolan dan investasi sebuah perusahaan :
- Faktor Aktiva atau Tangibility
- Faktor Peluang atau Growth Opportunity
- Faktor Kapasitas Perusahaan atau Form Size
- Faktor Penataan Modal atau Profitabilitas
- Faktor Pendanaan Eksternal atau Resiko
Menentukan Capital Structure Secara Maksimal
        Dalam merangkai sebuah Capital Structure, penggunaan Biaya Modal Rata Rata Tertimbang atau Weighted Average Cost of Capital (WACC) memiliki peran yang sangat penting dalam manajemen keuangan suatu perusahaan. WACC dalam fungsinya, menyesuaikan keseimbangan antara hutang dan modal perusahaan dengan meminimalisasi resiko keuangan perusahaan sekecil mungkin.
        Dalam penerapannya, manajemen keuangan perusahaan membutuhkan dua faktor yang menjadi sebuah kunci utama untuk pengelolaan perusahaan:
Low Leverage
Low Leverage merupakan sebuah kondisi dimana perusahaan memiliki ekuitas yang lebih tinggi daripada hutang dalam Capital Structure. Permisalan dalam sebuah perusahaan yang dikelola oleh manajer keuangan, dalam pengaturannya jika perusahaan memiliki asset dengan total $1.000.000, maka pengaturan hutang akan berjumlah $300.000 dengan ekuitas berjumlah $700.000
High Leverage
High Leverage merupakan sebuah kondisi dimana perusahaan memiliki ekuitas yang lebih rendah daripada hutang dalam Capital Structure. Permisalan dalam sebuah perusahaan yang dikekolah oleh manajer keuangan, dalam pengaturannya jika perusahaan memiliki asset dengan total $1.000.000, maka pengaturan hutang akan berjumlah $700.000 dengan ekuitas berjumlah $300.000
Penerapan Capital Structe
        Dalam pengaplikasiannya, Capital Structure memiliki variasi yang tak terbatas dengan tingkatan keberlanjutan yang dinamis dengan keberagaman indutri perusahaan yang berbeda beda. Contohnya, dalam perusahaan pertambangan menghindari penerapan Capital Structure dengan sistem High Leverage, hal ini disebabkan oleh sulitnya memprediksi identitas dari arus kas yang dikelola dan ketidakpastian akan kapasitas pembayaran utang, oleh karena itu banyak kreditur yang sulit menginvestasikan modal kepada perusahaannya.
        Namun, dalam industri seperti perbankan atau perusahaan asuransi justru menerapkan penggunaan Capital Structure dengan sistem High Leverage. Hal ini dikarenakan dalam perkembangannya, perusahaan seperti perbankan dan asuransi membutuhkan pendanaan yang besar dari utang nasabah agar dapat mengelola arus kas yang baik dalam perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H