Sari mengajak pemuda itu ke rumahnya, tempat ia tinggal bersama neneknya. Sesampainya di sana, neneknya yang sudah lanjut usia itu menyambut mereka dengan ramah. Namun, di dalam hati, Sari merasakan kegelisahan yang tak bisa dijelaskan.
Ketika malam tiba, Sari duduk di beranda rumah bersama pemuda itu. Mereka berbicara panjang lebar, mengungkapkan banyak hal yang selama ini terpendam. Ternyata, pemuda itu adalah anak dari seorang wanita yang pernah menjalin hubungan dengan ayah Sari di masa lalu.
"Setelah ayahmu meninggalkan kami, dia tidak pernah kembali. Ibu saya selalu mencari-cari jejaknya, tapi tidak pernah menemukannya. Kini, saya datang untuk mengetahui kebenaran," kata pemuda itu dengan suara penuh harap.
Sari mengangguk, matanya menatap langit malam yang penuh bintang. Ia tahu, perjalanan mereka masih panjang, dan kebenaran akan terungkap satu per satu.
"Ayah saya tidak pernah memberi tahu saya tentang keberadaan Anda," kata Sari pelan. "Tapi saya rasa, mungkin sekarang adalah saat yang tepat untuk mengetahui lebih banyak."
Malam itu, Sari dan pemuda itu duduk bersama, menghabiskan waktu berbicara tentang masa lalu yang terlupakan. Di bawah langit yang penuh bintang, mereka menyadari bahwa meskipun takdir membawa mereka ke jalan yang berbeda, mereka kini berada di titik yang sama.
Langit yang jauh di atas mereka seakan memberi tahu bahwa tidak ada yang benar-benar hilang. Segalanya hanya perlu waktu untuk kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H