JUAL BELI MOBIL BEKAS
Disruption technology membawa kemajuan dan juga kehancuran. Peluang dan ancaman sama besarnya ibarat dua sisi mata uang, tak terpisahkan.
Kejahatanpun makin canggih karena mudahnya orang mengakses informasi.
Saya bagikan pengalaman ini, agar siapapun bisa menghindari modus-modus penipuan yang semakin canggih. Mengedepankan intuisi untuk menganalisa penting untuk mengantisipasi tindak kejahatan yang makin beragam modusnya.
Setelah berhasil mengiklankan mobil saya di salah satu platform jual beli, begitu banyak tawaran yang masuk. Senang tentunya, sebelum radar kecurigaan mulai memainkan peran.
Mengapa curiga?
Pertama, foto profil WA yang digunakan senada. Foto anak keci
Kedua, harga yang mereka tawarkan sangat bagus, hanya berbeda 2-5 juta dari harga yang ditawarkan. Sebagai penjual tentu senang dengan tawaran tersebut, setelah banyaknya tawaran yang membuat emosi jiwa-(mereka ini mestinya pembeli sungguhan). Untung, saya menyadari ada keanehan.  Berbekal kecurigaan, saya mulai berburu informasi. Tulisan berikut  menjelaskan modus penipuan yang menjawab kecurigaan saya, https://www.olx.co.id/news/waspada-penipu-mobil-bekas-modus-segitiga-begini-cara-mengetahuinya/
Berikut modusnya :
Setelah memperkenalkan diri, mereka akan meminta foto kendaraan dan surat-surat, menggali informasi, apakah pemakaian pribadi atau usaha, berapa kilometer jarak tempuh di odometer, alamat, kondisi dan lain sebagainya. Selanjutnya, mereka akan mengatakan bahwa suka dengan kendaraan yang dijual, tidak masalah dengan harga yang ditawarkan walaupun belum melihatnya secara langsung.
Modus operandi selanjutnya, melalui WA atau telepon mereka menjelaskan, sebenarnya mereka sedang mencari mobil untuk istri kedua dari bos, nasabah atau untuk istrinya sendiri. Kemudian dengan kalimat yang sama persis, mereka akan katakan, sedang berada di luar kota atau sibuk di kantor sehingga saudara, nasabah, kerabat pembeli atau orang suruhan yang akan mengecek kendaraan. Satu pesan yang selalu disampaikan, "jangan dibicarakan harga dengan nasabah atau orang suruhan, karena sudah deal dengannya!"
Menurut tulisan di atas, foto dan informasi kendaraan yang kita berikan akan mereka gunakan untuk diiklankan kembali dengan harga yang super murah, guna memikat korban Setelah korban melihat kendaraan dan cocok, korban akan transfer ke sang penipu. Ini dikenal dengan nama skema segitiga. Zaman m-banking memudahkan penjual untuk melihat apakah ada mutasi di rekeningnya sebelum menyerahkan kendaraan ke pembeli. Buat pembeli, menjadi kiamat, karena mobil yang diimpikan tidak didapat, uang ratusan juta pun raib. Nomor WA pembeli sudah di-block oleh penipu, menghilang di kegelapan alam maya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H