Mohon tunggu...
Felix Leviyanto
Felix Leviyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktif

Felix Leviyanto, Mahasiswa Prodi Bioteknologi 2020, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyembuhan Multiple Myeloma dengan Imunoterapi Seluler

14 Januari 2022   00:33 Diperbarui: 14 Januari 2022   00:37 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Halo sobat sehat, khususnya kepada pasien multiple myeloma (MM) tetap semangat dan cepat lekas sembuh serta sobat sehat yang lainnya tetap menjaga kesehatan!

Sekarang kita akan membahas imunoterapi seluler pada penyakit multiple myeloma (MM). Usmar dkk. (2021) menyebutkan bahwa, imunoterapi sendiri mempunyai arti adalah suatu bidang dimana bidang ini mempunyai potensi besar untuk penanganan infeksi virus ataupun patogen lainnya yang berada pada tubuh manusia. Imunoterapi juga sangat penting untuk memenuhi kebutuhan medis dalam berbagai kondisi patologis, misalnya penyakit alergi, autoimun, infeksi kronis, tumor, hingga gangguan metabolisme. Sedangkan, Menurut Vo dkk. (2019), multiple myeloma (MM) sendiri merupakan suatu penyakit kanker yang dapat merusak sel plasma pada bagian sumsum tulang belakang sehingga dapat mengakibatkan sistem imun tubuh atau kekebalan tubuh manusia. Fungsi dari beberapa jenis sel imun tubuh diganggu oleh multiple myeloma dengan tujuan untuk meloloskan tumor dari pengawasan imun tubuh.

Nah, sekarang sobat sehat sudah tahu mengenai penyakit multiple myeloma dan imunoterapi. Selanjutnya, Apakah ada pengobatan dari penyakit ini? Jawabannya ada.

Multiple myeloma (MM) dapat dikontrol melalui imunologis dan terapi yang berbasis sel akan memberikan kesempatan untuk mendesain imunoterapi antimyeloma. Selain itu, pengobatan multiple myeloma (MM) sejak awal sudah pernah ditemukan tetapi, ini hanyalah pengobatan standar dengan cara pasien melakukan kemoterapi kombinasi atau thalidomide dan deksametason. Selain itu, pasien yang dibawah umur 70 tahun melakukan transplantasi sel induk autologous elektif (ASCT). Dengan memanfaatkan ASCT akan menghasilkan induksi respons yang lengkap dibandingkan dengan kemoterapi berbasis dosis standar. Selain itu, terdapat terapi anti- multiple myeloma (MM) yang mampu lebih efektif menginduksi respon secara lengkap dibandingkan ASCT dan mampu mengidentifikasi pasien dengan multiple myeloma yang baru didiagnosis atau kambuh. Jika pasien menggunakan metode ASCT dianggap terlalu tua, hal tersebut dikarenakan pasien mempunyai respon imun yang baik, kemoterapi berbasis dosis yang tinggi yang dibantu dengan ASCT bisa dihindari. Beberapa penelitian telah menyebutkan bahwa penyakit multiple myeloma ini adalah penyakit kronis yang artinya pasien tersebut mengalami penyakit multiple myeloma dalam jangka waktu yang panjang untuk dapat disembuhkan.

Nah, yang menjadi pertanyaan adalah Apakah penyakit multiple myeloma ini dapat kambuh? Jawabannya adalah dapat kambuh karena persistensi klon sel plasma dapat resisten terhadap obat-obat yang dikomsumsi oleh pasien maupun obat-obat yang dijalankan melalui metode terapi. Jadi, jalan yang efektifnya adalah menggunakan imunoterapi, imunoterapi dapat mengendalikan penyakit jangka panjang dari Minimal Residual Diseases (MRD). Selain itu, terdapat beberapa metode lainnya.

Imunoterapi seluler mungkin mampu memberikan kontrol atas sel plasma ganas. Hal ini terbukti bahwa Sebagian besar pasien yang diobati menggunakan transplantasi alogenik mempunyai pengendalian penyakit jangka panjang. Hal ini dimediasi oleh efek graft-versusmyeloma (GVM) baik secara langsung ataupun dengan infus limfosit donor. Tetapi, terdapat kendala dalam transplantasi alogenik karena kematian transplantasi yang tidak proposional dengan pasien multiple myeloma. Jadi, dikembangkannya transplantasi alogenik dengan pengurangan intesistas pengkondisian untuk mengembangkan strategi transplantasi baru dari pasangan transplantasi autologous dan alogenik yang dibentuk untuk menghilangkan efek GVM alogenik serta menghindari toksisitas pengkondisian intesitas penuh. Menurut data yang didapatkan terdapat peningkatan dengan menghilangkan efek GVM tetapi, sayangnya temuan ini masih tidak dapat diproduksi secara massal dan terdapat permasalahan dengan beberapa pasien. Selain itu, sel T alogenik juga mampu untuk membunuh sel plasma ganas.

Menurut Kapp dkk. (2009), Sel T alogenik menunjukkan perkembangan klonalitas reseptor sel T spesifik dengan baik sesudah dilakukan infus limfosit donor atau setelah transplantasi alogenik awal. Namun, terdapat permasalahan antara pengembangan imunoterapi sel T non-spesifik yang diperoleh dari transplantasi sel induk alogenik dengan pengembangan imunoterapi seluler spesifik antigen autologous. Dalam mengembangkan imunoterapi autologous terdapat beberapa tantangan, yaitu harus mengidentifikasi antigen spesifik tumor untuk mendukung kemampuan imunitas adaptif dengan tujuan antigen tumor dapat merespon multiple myeloma. Setelah itu, respon sel T spesifik antigen dapat dilihat atau diidentifikasi melalui darah tepi dengan proporsi pasien multiple myeloma.

Kesimpulannya adalah terdapat penyembuhan multiple myeloma dengan berbagai metode terapi. Namun, terdapat juga kekurangan dan resiko yang dimiliki oleh masing-masing metode terapi tersebut. Jadi, sobat sehat tetap jaga Kesehatan dengan minum vitamin, imun booster, dan tidur yang cukup untuk menjaga sistem imun tubuh kita.

Daftar Pustaka

Kapp M, Stevanović S, Fick K, Tan SM, Loeffler J, Opitz A, Tonn T, Stuhler G, Einsele H, Grigoleit GU. 2009. CD8+T-cell responses to tumor-associated antigens correlate with superior relapse-free survival after allo-SCT. Bone Marrow Transplant. 43(5): 399–410.

Vo MC, Lakshimi TJ, Jung SH, Cho D, Park HS, Chu TH, Lee HJ, Kim HJ, Kim SK, Lee JJ. 2019. Cellular immunotherapy in multiple myeloma. Korean J International Medicine. 34(5): 954-965.

Usmar, Fitri AMN, Yuliana D, Nainu F. 2021. Review: Imunoterapi penanganan infeksi virus. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia. 7(1): 83-111.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun