Mohon tunggu...
Felix Kusmanto
Felix Kusmanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Organizational Psychologist. Sekedar belajar dan berbagi. www.felixkusmanto.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Sumpah Pemuda 2.0: Izinkan Pemuda Memimpin Lagi

27 Oktober 2011   23:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:25 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_138431" align="aligncenter" width="680" caption="Isi Sumpah Pemuda (dok pribadi)"][/caption] Hari Sumpah Pemuda yang selalunya diperingati genap pada tanggal 28 Oktober adalah hari yang yang tidak kalah penting dengan hari kemerdekan Indonesia. Hal ini tentu saja dikarenakan sumpah pemuda yang diadakan 17 tahun lebih awal dari hari kemerdekaan dilihat sebagai suatu titik awal terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sebelumnya tidak pernah ada dan tidak pernah terpikirkan. Lebih dari itu, Sumpah pemuda tahun 1928 juga diakui sebagai suatu keberhasilan kolektif, dimana sebuah pemikiran yang visioner dapat menjadi dasar pergerakan besar yang mengedepankan kesamaan dan kesatuan diantara pemuda-pemuda Indonesia saat itu. Coba kita bayangkan di zaman itu tanpa bantuan social media, berbagai pemuda dari penjuru Indonesia dan berbagai golongan seperti Jawa, Ambon , Sumatra, Sulawesi kelompok Islam, etnis Arab, etnis Tionghoa dan lain-lain tetap dapat berembuk sepakat untuk bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, Indonesia! Ini adalah suatu keberhasilan sosial, budaya dan politik yang besar!

Namun demikian, 83 tahun setelah sumpah ini diikrarkan tidak dipungkiri dunia telah banyak berubah, begitu pula dengan Indonesia. Indonesia telah banyak mengalami perubahan dari era perjuangan kemerdekaan, orde lama, orde baru hingga reformasi kini. Tentu dengan adanya semua perubahan-perubahan ini, tantangan yang ada saat ini pun berbeda.

Tantangan Indonesia Kini

Di dalam negeri sudah sangat jelas negeri ini mempunyai segudang tantangan yang tak kunjung usai. Sebut saja masalah separatisme di daerah, terorisme, bentrok agama, pengangguran, inflasi, kesenjangan sosial, lingkungan hidup, energi, mafia hukum, mafia perhutanan, kependudukan, pendidikan, politik, , KORUPSI ! dan lain-lain. Dari luar negeri, tantangan tersendiri bagi Indonesia adalah rasa kepercayaan negara-negara lain terhadap Indonesia. Banyak hal, baik yang dibuat-buat dan memang benar adanyamembuat kepercayaan negara-negara lain terhadap Indonesia meluntur.

Artikel di Kompas.com (26/10) dengan judul “Antisipasi Jangan Sampai Indonesia Jadi Negara Gagal” adalah contoh nyata tantangan di atas. Di dalam artikel tersebut, salah satu direktur di Universitas Harvard dan guru besar Universitas California Los Angeles, Jarer Diamond mengatakan bahwa indikasi-indikasi Indonesia menjadi negara gagal sangat jelas. Sebut saja korupsi di semua jenjang, rendahnya rasa percaya rakyat dan rendahnya rasa percaya daerah pada pusat.Beliau bahkan dengan terang-terangan menjejerkan Indonesia dengan negara seperti Rwanda dan Afganistan. Menyedihkan!

Butuhnya Rasa Urgensi Untuk Perubahan

Dengan indikasi-indikasi dan prediksi diatas sudah sepatutnya kita semua, sebagai komponen bangsa segera meresponnya!Namun lucunya banyak dari komponen bangsa tidak tau hal ini. Besar kemungkinan karena hal seperti ini jarang benar-benar terekspos di media secara besar-besaran sehingga kita semua tidak merasakan urgensi atau rasa yang mendesak dari permasalahan bangsa ini.

Menurut Professor Harvard, John P. Kotter dalam usaha melakukan sebuah perubahan yang berhasil, pertama-tama selalu dibutuhkan rasa urgensi atau keadaan yang mendesak di setiap komponen, dalam hal ini komponen bangsa. Tanpa adanya rasa urgensi, proses perubahan tidak akan pernah berjalan. Sekali lagi, tidak akan pernah!

Oleh karena itu, tepat rasanya menggunakan momentum sumpah pemuda untuk kembali mengobarkan rasa urgensi, kepedulian, kerja sama dengan melihat apa yang bisa dilakukan bersama-sama, dan sifat pro-aktif agar masalah-masalah bangsa ini dapat di tekan. Melihat kekuatan masyarakat Indonesia yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri yakin bahwa perubahan bisa di jalankan. Semua ini tergantung bagaimana sang pemrakarsa dan pemimpin memanfaatkan momentum yang ada. Banyak perubahan gagal karena hilangnya momentum perubahan itu sendiri. Saat rakyat berjalanan tidak ada yang dapat menghentikan!

Sumpah Pemuda 2.0

Tepat pada hari ini, 28 Oktober 2011, Sumpah Pemuda 1928 telah berusia 83 tahun. Tidak dipungkiri 3 sumpah ini telah membentuk jati diri Indonesia seperti saat ini. Tidak terbayang apa jadinya tanpa 3 sumpah ini. Namun juga tidak dipungkiri bahwa tantangan saat ini membutuhkan usaha yang lebih. Usaha yang dapat menjawab tantantangan diatas! Dan kita, terutama pemuda-pemudi, mempunyai peran yang sangat besar. Masa depan Indonesia ada ditangan kita! Setiap pemuda-pemudi mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, dan perbedaan-perbedaan inilah yang bisa menjawab tantangan yang berbeda-beda di negara ini. Pemuda-pemudi yang di luar Indonesia sana, negara memanggilmu, lakukan karyamu dari sana, seperti kata Pak Menteri Andi Mallarangeg di Kuala Lumpur bulan Juli Lalu :

“kalian  bisa lakukan apapun, kapanpun dan dimanapun untuk memberikan sebuah kontribusi kepada bangsa dan negara . Tidak hanya harus dari dalam negeri. Yang penting semangat itu harus tetap ada. Tapi jika anda ingin pulang, itu juga baik.”

Bagi yang di dalam negeri, kita sudah tahu harus berbuat apa. Jika tertarik melakukan perubahan dan berkenan melakukan Sumpah Pemuda 2.0 mungkin boleh kita rumuskan isinya.

Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertujuan Satu, Memajukan Indonesia.

Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berkomitmen Satu, “Membersihkan” Indonesia.

Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung satu ideology dasar, Pancasila Indonesia.

Selamat hari Sumpah Pemuda, semoga bisa memaknai momentum ini. Momen ini adalah proses..bukan hanya sebuah event satu hari saja.

Salam

Felix Kusmanto

Yang sempat dua tahun bolak balik jadi ajudan saat peringatan Sumpah pemuda di gedung museum sumpah pemudadan menjadi ajudan juga di Persatuan Pelajar Indonesia HELP University ,Malaysia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun