Mohon tunggu...
Felixianus Ali
Felixianus Ali Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan, Peneliti, Penerjemah, Konsultan Media, Penulis

Percakapan dua orang di tengah jalan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kandang Ayam

22 Januari 2025   17:33 Diperbarui: 22 Januari 2025   17:33 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi - KANDANG AYAM

Mana bisa seekor ayam mampu bertelur dan menatap masa depannya kalau tidak diberi vitamin dan gizi yang baik? 

Lihat! Ayam yang tadi bertelur dipaksa masuk dalam kandang. Tak ada gizi. Tak ada oksigen. Tak ada vitamin. Tak ada orangtua. Hanya tukang bangunan yang menemani. 

Ayamnya mati mengenas. Salah siapa? 

Di luar hujan deras. Bunyinya keras. Kencang sekali sampai atap kandang ayam bocor. Ayam pun mati. Katanya keracunan. 

"Vitamin yang dinamai regulasi pendidikan yang dibuat tukang bangunan tidak sesuai kebutuhan dan tumbuh kembang ayam. Hanya dipaksa. Akhirnya terkena polio".

Penyakit polio menyebar ke negeri itu. Secepat kilat. Dokter-dokter dipaksa meramu obat. Tak mempan. Polio terus tumbuh. Menyebar dengan cepat. Semuanya mati. 

Ayah-ibu menggelar pertemuan di kebun. Membahas penyakit polio yang sudah meresahkan. Disepakati bongkar tabungan untuk mengobati. 

Situasi darurat. Hewan-hewan buas keluar dari persembunyiannya. Pura-pura empati. Dalam hati ingin membunuh ayam-ayam dalam kandang supaya bisa menikmati hasil panen ayah-ibu di kebun. 

Tak ada yang selamat. Dokter pun tidak. Ambulance terlambat datang. Kandang ayam memakan banyak korban. Semuanya mubazir.*

Lentera, 22 Januari 2025.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun