Mohon tunggu...
Felixianus Ali
Felixianus Ali Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan, Peneliti, Penerjemah, Konsultan Media, Penulis

Percakapan dua orang di tengah jalan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Cinta Kamu

13 Januari 2025   11:16 Diperbarui: 13 Januari 2025   11:16 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[Puisi] AKU CINTA KAMU

Seperti dedaunan yang sudah jatuh, cintaku padamu tak akan pupus sedetik pun, walau gerimis hingga air bah menerpa hingga merenggut janji kita. 

Sebusuk apapun suara burung tetangga tentang kita, tentang cinta kita yang katanya masih mentah dan bikin mual di mata mereka, aku membungkusmu erat dalam kehangatan. 

Aku cinta kau, wahai kekasihku, lihat, lihatlah betapa indahnya singgana di sebelah matamu yang begitu kaya, kita tidak ingin pergi dan berlalu hanya suara burung burung yang tak sudi melihat kebahagiaan kita. 

Ketahuilah, cintaku, sang pujaan hatiku, yang kita tanam hari ini masih akan terus berbuah walau ranting sebelahnya retak karena diusik oleh suara burung burung, berjanjilah pada dunia, cinta kita abadi. 

Dan kamu, dengan seikat mawar yang terus mewangi, kau tidak pernah gentar menatap hujan dan badai, kita berjalan dengan gagah dalam desingan mesiu dan peluru. (*) 

Lentera, 13 Januari 2025.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun