Saya harus jujur berkata, kamu rindu yang belum tuntas. Perjuangan kita belum sampai garis finish. Genggaman tangan kita masih belum terikat di pelataran gereja karena ikatan yang kita inginkan belum terwujud. Kita baru sebatas mengutarakan niat dan keinginan dan hasrat untuk bersama sebagai pasangan yang akan sama-sama merinai dunia ini dengan seluruh energi yang begitu kuat melekat dalam darah, juga doa yang sering kita dengungkan sampai ke langit kedua belas. Bahkan tak tanggung-tanggung, doa kita bisa menggerakkan dua belas rasul Yesus yang sedang makan bersama ribuan manusia saat itu di padang.
Kadang kita bertengkar dalam diam bahwa semua akan baik-baik saja. Tapi nyatanya, ego kita masih tebal hingga menutupi kerinduan dan kenangan yang sudah pernah kita alami.
Kamu rindu yang belum tuntas. Ada banyak tangisan, makian dan canda tawa turut mewarnai hubungan kita dalam perjuangan itu. Sering kamu berkata ingin akhiri hubungan ini lantaran orangtua belum memberi restu. Di situlah kita saling menguatkan dalam doa dan keteguhan hati untuk hadapi badai bersama.
Tapi, apakah pesan bernas dari Michael Learns To Rock, lewat lagu Complicated Heart, akan kita kubur karena ego kita yang makin menebal?
Jika ini keputusan Anda/ dan tidak ada yang bisa saya lakukan/ Aku hanya bisa bilang padamu//.
Reff: Bahkan jika Anda ingin pergi sendiri/ Aku akan menunggu saat kau pulang/ Jika Anda membutuhkan seseorang untuk meringankan rasa sakit/ Anda bisa bersandar pada saya, cintaku akan tetap ada//. (*) Â Bersambung...
Bumi Pertiwi, 10 Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H