Mohon tunggu...
Felixianus Ali
Felixianus Ali Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, Peneliti, Penerjemah, Konsultan Media, Wartawan

Percakapan dua orang di tengah jalan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

2024 Pergi dalam Kenangan yang Akan Mengkristal 2025

31 Desember 2024   18:09 Diperbarui: 31 Desember 2024   18:09 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Felixianus Ali/ Dokumen Pribadi.

Dunia ini akan terus memangsa kita karena perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme atau KKN, perilaku main hakim sendiri, perilaku menekan yang lemah dengan kekuasaan dan jabatan dan kedudukan untuk terus menguasai hak hidup alam dan sekitarnya. Termasuk akan menguasai hak hidup seseorang ketika hadirnya seseorang atau hadirnya sesama tidak akan menguntungkan atau merugikan kita sebagai individu.

Individu-individu yang kita tekan dan kita kuasai dan kita merampas atau kita merampok kebebasan dan kemerdekaannya akan terus tersiksa. Tersiksa dalam segala aspek.

Aspek-aspek itu jika sudah kita kuasai dalam keserahan, kita sudah pasti akan membunuh sesama manusia, alam dan sekelilingnya. Pembunuhan itu akan membenturkan kita dengan nurani.

Jika terjadi tuna nurani, siapa lagi yang akan kita ajak dalam mengisi semuanya?

Sekeliling kita adalah sahabat atau teman yang seharusnya kita sokong dalam ilmu dan pengetahuan melalui pendidikan.

Dunia pendidikan kita di Indonesia sejak terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tidak akan pernah membaik. Saling 'membunuh' dalam dunia pendidikan lantaran kepentingan saja yang diutamakan. Bukan kebaikan bersama.

Dunia pendidikan kita tidak akan menghasilkan output yang sudah diharapkan melalui anggaran triliunan rupiah. Kita akan saling menyandera satu sama lain.

Yang mana, gaji para guru, tenaga honorer dan dosen di negara yang berasaskan Pancasila tidak akan pernah mensejahterakan para guru, tenaga honorer dan dosen. Kenapa kita tidak pernah melihat kebahagiaan para guru, tenaga honorer dan dosen lewat gaji dan tunjangan yang lebih baik dan lebih layak?

Foto: Felixianus Ali/ Dokumen Pribadi.
Foto: Felixianus Ali/ Dokumen Pribadi.

Kita masih akan terus dibenturkan dengan upah para buruh yang masih jauh dari kata layak dan masih jauh dari kata sejahtera. Biaya hidup yang makin tinggi dengan segala tetek bengeknya sudah memberatkannya, tapi kenapa kita sebagai pengambil kebijakan dan pengubah regulasi akan terus memenjarakannya?

Produk hukum yang diwariskan bangsa penjajah pada kita sebagai pewaris bangsa Indonesia, hingga saat ini masih terus meliliti tubuh aparat penegak hukum dari kepolisian, kejaksaan, pengadilan. Sehingga para penegak hukum kita ini tidak adil dan tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan ketika memutuskan suatu perkara dan yang akan terus menjadi korban adalah rakyat sipil yang tidak memiliki SDM yang baik, lemah, terpinggirkan, serta yang memiliki penghasilan rendah atau masih di bawah satu juta rupiah per bulan. Ironis memang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun