Mohon tunggu...
Felixianus Ali
Felixianus Ali Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, Peneliti, Penerjemah, Konsultan Media, Wartawan

Percakapan dua orang di tengah jalan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

2024 Pergi dalam Kenangan yang Akan Mengkristal 2025

31 Desember 2024   18:09 Diperbarui: 31 Desember 2024   18:09 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Felixianus Ali/ Dokumen Pribadi.

[Analisis] 2024 Pergi dalam Kenangan yang Akan Mengkristal 2025

 Oleh: Dr. Felixianus Ali, S.I.Kom., M.I.Kom., M.AP

 Melumat 2024 selama 365 hari rupanya tidak mudah. Juga tidak usang dalam helatan hari, detik, menit, jam hingga waktu yang panjang. Kepergian tahun 2024 akan selalu terkenang dalam rindu-rindu yang akan selalu dirindu. Karena di dalamnya terdapat begitu banyak kisah dan kenangan yang menyatu dalam aliran darah.

Masing-masing kita akan hidup dalam kenangan itu. Tidak mudah memang melepas kepergian 2024. Tapi karena kita akan terus memulai dan melanjutkan serta memanjangkan masa depan, suka dan tidak suka, mau dan tidak mau, siap dan tidak siap, kita akan melepas 2024 dalam ingatan dan kenangan yang panjang.

Di dalam alunan doa-doa dan syukur dan terima kasih yang tak akan pernah terputus selama dalam gendongan 365 hari, masing-masing kita telah dan sudah dan boleh merasakan getirnya kepahitan, kesakitan hingga trauma yang akan menjadi kenangan.

Kenangan selama tahun 2024 mengajarkan pada kita bahwa watak dan tabiat dan karakter masing-masing kita, tidak akan pernah membenturkan kita dalam meraih asa untuk terus memeluk masa depan yang masih kita gali dengan cara dan teknik masing-masing.

Lantaran masing-masing kita adalah masa depan. Masing-masing kita adalah kenangan. Masing-masing kita adalah fondasi untuk menaiki tangga-tangga masa depan yang sudah dan akan kita raih dalam helaan napas panjang berlumuran doa-doa yang tidak akan pernah kering.

Foto: Felixianus Ali/ Dokumen Pribadi.
Foto: Felixianus Ali/ Dokumen Pribadi.

Kekeringan itu hanya akan terjadi tatkala kita telah berhenti bernapas. Kekeringan itu hanya akan terhenti ketika kita menyerah dalam perjuangan seperti bunga yang layu termakan usia dan atas keinginan Tuhan sebagai pencipta semua makhluk hidup di dunia ini.

Dunia ini tidak akan menua. Tapi perilaku kita yang akan menua dalam gigitan dunia yang kita ciptakan sendiri melalui teknologi yang terus memangsa sesama manusia lantaran kita akan selalu mengganggap sesama sebagai pesaing dan sebagai musuh yang harus dikalahkan ketika keinginan kita belum dan atau sudah terpenuhi, keinginan menguasai dunia itu akan terus beranak pinak dalam niatan-niatan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun