Mohon tunggu...
Felix Darmawan
Felix Darmawan Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Fino Alla FIne Forza Juventus. FEUI '15

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Merekonstruksi Minat Baca di Kalangan Anak

13 November 2016   20:40 Diperbarui: 14 November 2016   08:26 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum kita membahas cara-cara untuk membangun minat baca di kalangan anak-anak, kita perlu tahu apa yang dimaksud dengan minat dan budaya baca.

Minat baca adalah keinginan hati dari seseorang terhadap suatu bacaan. Lalu budaya baca adalah tindakan seseorang untuk membaca secara rutin dan berkelanjutan.

Berarti, budaya baca bisa muncul jika minat baca sudah ada terlebih dahulu. Jika anak tidak memiliki minat untuk membaca buku, maka mustahil jika anak itu memiliki budaya baca. Sebaliknya, jika anak sangat antusias ketika membaca buku, maka para orang tua hanya butuh untuk mempertahankan hal ini sampai di dalam diri anak sudah tumbuh budaya membaca.

Sehingga, yang menjadi fokus saya dalam pembahasan ini adalah bagaimana untuk menumbuhkan minat baca.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Saya menyimpulkan terdapat 5 langkah dari berbagai sumber yang dijadikan referensi. Lingkungan keluarga menjadi pondasi utama untuk meningkatkan minat baca di dalam diri anak. Orang tua dapat membiasakan anaknya untuk rutin membaca berbagai macam jenis bacaan. Jika orang tua selalu menanamkan kegiatan ini, maka anaknya akan memiliki kecenderungan untuk rajin membaca di kemudian hari.

Dalam usaha para orang tua untuk menumbuhkan minat baca di dalam diri sang buah hati, maka perlu diperhatikan pula jenis bacaan yang disukai atau tidak disukai oleh sang anak. Sehingga orang tua bisa menghindari rasa bosan anak ketika membaca dan dikhawatirkan bisa memadamkan minat bacanya dan dengan bacaan yang tepat, maka minat baca anak akan semakin meningkat seiring dengan banyaknya bahan bacaan yang menjadikannya gembira.

Ketika keluarga sedang mengarahkan anak-anaknya untuk membaca, maka sebisa mungkin untuk menjauhkan hal-hal yang mengganggu kegiatan mereka. Seperti televisi ataupun gadget yang juga menyediakan hiburan. Karena itu memiliki potensi untuk membuat anak-anak meninggalkan buku dan beralih untuk menonton atau bermain gadget.

Setelah dirasa memiliki minat baca yang baik, maka orang tua bisa mengikutkan anaknya untuk mengikuti berbagai acara yang diadakan oleh komunitas yang concern dengan masalah literasi ataupun lembaga yang lain. Hal ini ditujukan untuk menghindari kepenatan si anak karena hanya membaca di dalam lingkungan rumah atau sekolah saja.

Selain itu, di dalam berbagai kegiatan tersebut diadakan berbagai macam games maupun lomba. Tentu ini akan menjadi daya tarik bagi sang anak bahwa dari kebiasaan sederhana yang diajarkan keluarganya bisa membawanya untuk mengenal teman-teman yang memiliki minat yang sama dan juga prestasi dari memenangkan lomba-lomba tersebut.

Ketika para orang tua berhasil melalui berbagai tahapan ini (tidak mesti lima tahapan, bisa divariasikan tergantung kondisi anak masing-masing) dan dilakukan secara rutin, maka boleh dikatakan jika orang tua berhasil menanamkan budaya baca kepada si anak. Lalu apa keuntungan apabila banyak generasi muda yang memiliki budaya baca?

Saat ini kita sedang hidup di masa pengetahuan menjadi penggerak utama peradaban dunia. Makin kesini, teknologi yang semakin canggih ditemukan untuk semakin memudahkan aktifitas manusia. Selain teknologi, inovasi menjadi tuntutan yang besar bagi para manusia guna mengembangkan ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun