Mohon tunggu...
Felix Kho
Felix Kho Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kerja Keras, Apa yang Terjadi pada Eritrosit?

25 November 2017   16:46 Diperbarui: 25 November 2017   16:57 1478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Halo kawan kawan. Saya kembali akan membahas mengenai eritrosit. Eritrosit dapat di sebut juga dengan sel darah merah. Sel darah merah ini adalah sel darah paling banyak yang ada di dalam tubuh manusia. Sel darah merah ini juga berfungsi sebagai pengangkut oksigen yang ada di dalam tubuh sehingga sel darah merah ini sangat penting bagi tubuh kita. Mengapa sel ini dapat berwarna merah? Ya sel ini berwarna merah karena mengandung zat besi di dalamnya. 

Sel ini tidak berinti dan berjumlah 4 sampai 6 juta. Tubuh kita memproduksi eritrosit setiap hari, akan tetapi eritrosit pada umunya dapat hidup di dalam tubuh manusia selama sekitar 120 hari. Ukuran eritrosit yang normal yaitu 6,2 -- 8,2 Nm. Sel darah merah atau eritrosit ini dibuat oleh sumsum tulang. Pembentukan sel darah merah biasa disebut dengan eritropoesis. 

Adapula beberapa penyakit yang menyerang eritrosit seperti contohnya adalah anemia. Anemia adalah kondisi dimana tubuh kita kekurangan sel darah merah. Sedangkan polisitemia adalah penyakit dimana eritrosit yang ada di dalam tubuh kita menjadi meningkat atau berlebihan dibanding pada keadaan normal. 

Nah kali ini saya akan membahas mengenai apakah orang -- orang yang memiliki kegiatan dan aktivitas yang berat atau sibuk dapat menyebabkan eritrosit yang ada di dalam tubuh akan menjadi lebih cepat rusak dan lemah. Orang-orang di masa kini jauh lebih sibuk atau bisa di katakan lebih pekerja keras. 

Nah, pertanyaanya adalah apakah dengan cara hidup mereka yang memiliki aktivitas berat dan sibuk ini dapat mempengaruhi usia eritrosit yang ada di dalam tubuh mereka? Apa pengaruh yang ditimbulkan terhadap eritrosit tersebut? Tentu saja aktivitas yang mereka lakukan dapat sangat berpengaruh dengan eritrosit yang ada dalam tubuh mereka.   

Ya saya berpendapat bahwa dengan aktivitas berat atau sibuk, eritrosit yang ada didalam tubuh kita tentu akan terpengaruh. Pernyataan ini dapat didukung juga dengan faktor -- faktor yang akan saya ulas. Ertitrosit yang normal dalam tubuh kita dapat hidup sekitar 120 hari atau dapat dikatakan 4 bulan. Namun, dengan aktivitas yang berat kita lakukan dan dengan cara hidup kita yang sibuk sepanjang hari ini, maka usia eritrosit dapat menjadi lebih cepat atau cepat tua. 

Dengan kegiatan dan aktivitas kita yang berat ini, tubuh kita tentu akan membutuhkan nutrisi dan oksigen yang terkandung dalam sel darah merah menjadi lebih banyak. Oksigen sangat dibutuhkan oleh tubuh ketika kita terlalu lelah atau kelelahan. Tubuh kita memproduksi eritrosit setiap hari, akan tetapi dengan aktivitas kita yang berat dan membutuhkan energy lebih maka, kita akan membutuhkan eritrosit yang lebih banyak pula. Hal ini karena tubuh kita membutuhkan oksigen yang lebih banyak. 

Sedangkan eritrositlah yang mengangkut oksigen didalam tubuh kita.Namun, disisi lain ada beberapa faktor yang juga dapat mempengaruhi jumlah produksi eritrosit ini. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu jenis kelamin. Pada pria, produksi sel darah merah lebih banyak dibandingkan produksi sel darah merah yang diproduksi oleh wanita. 

Pada pria, sel darah merah diproduksi sebanyak 5-6 juta. Sedangkan pada wanita, tubuh memproduksi sebanyak 4-5 juta. Oleh Karena itu, apabila seorang wanita dan pria memiliki kesibukan atau aktivitas yang sama maka akan sel darah merah yang dibutuhkan oleh pria dan wanita tersebut untuk digunakan adalah sama karena kebutuhan oksigen dan nutrisinya sama banyak. 

Apapbila hal tersebut terjadi maka tentu saja wanita eritosit pada wanita akan menjadi lebih sedikit karena produksi eritrosit wanita lebih sedikit dengan pria akan tetapi terkuras sama banyak dengan eritrosit pada pria. Selain jenis kelamin sesorang, ternyata usia juga dapat mempengaruhi eritrosit dalam tubuh kita. Semakin tua usia sesorang maka, produktivitas sumsum tulang untuk melakukan eritropoesis atau pembentukan sel darah merah ternyata juga menjadi menurun. 

Oleh karena itu, seperti yang kita ketahui orang -- orang yang sudah tua umumnya juga menjadi lebih mudah kelelahan dibandingkan orang yang masih muda. Pada orang yang sudah berusia lebih tua, maka kekuatan membran sel darah merah juga menjadi lebih lemah dibandingkan dengan orang yang masih berusia muda. Dengan begitu maka pada orang yang sudah berusia tua maka eritrosit akan menjadi lebih mudah melakukan hemolisis. 

Oleh karena itu, jenis kelamin dan usia seseorang juga tidak dapat dipungkiri dapat mempengaruhi sel darah merah yang ada di dalam tubuh kita. Selain argument- argument saya diatas, menurut saya masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi. Faktor lain yang mempengaruhi hal itu adalah faktor terlalu lelah. Apabila kita memiliki aktivitas yang berat dan sibuk sepanjang hari. Maka efek samping dari kesibukan itu bagi tubuh kita yaitu kelelahan atau terlalu lelah. 

Hal ini tentu sangat mempengaruhi tubuh kita. Tubuh yang yang kelelahan cenderung akan lemah juga dan yang terjadi adalah tubuh akan menjadi lebih cepat terserang oleh penyakit. Nah apabila kita terjangkit dan terserang penyakit maka eritrosit akan mudah rusak juga. Sel darah juga dapat terganggu yaitu salah satunya dengan terjadinya pecah sebelum waktunya. 

Hal ini yang disebut juga dengan hemolysis. Jadi pengertiannya hemolisis adalah kerusakan atau penghancuran sel darah merah karena gangguan integritas membran sel darah merah yang menyebabkan pelepasan hemoglobin. Hemolisis ini ada 2 jenis yaitu hemolisis osmotik dan hemolisis kimiawi. Pada hemolisis osmotik yang terjadi adalah tekann osmosa dalam sel darah merah menjadi jauh lebih besar daripada tekanan osmosa yang berada di luar sel. 

Sedangkan pada hemolisis kimiawi, sel darah merah dirusak dan di hancurkan oleh berbagai macam substansi kimiawi. Pada hemolisis kimiawi ini dinding sel dari sel darah merah yang terutama berupa lipid dan protein membentuk berupa lapisan dengan nama lipoprotein. Jadi setiap substansi kimia yang dapat melarutkan lemak (pelarut lemak) dapat merusak atau melarutkan membran sel darah merah.Kita mengenal bermacam-macam pelarut lemak yaitu kloroform, aseton, alcohol, benzene dan eter.

Nah oleh karena itu, supaya eritrosit kita tidak mudah terserang penyakit atau menjadi melemah kita juga harus dapat menjaga tubuh kita supaya tetap sehat. 

Kita juga sebaiknya menghindari terlalu sering kelelahan karena kelelahan dapat sangat berdampak buruk terhadap tubuh kita seperti menurunnya daya tahan tubuh sehinga dengan mudah kita dapat terserang berbagai penyakit yang menyerang berbagai bagian dalam tubuh kita. Apabila salah satu organ tubuh kita terserang penyakit dan hingga parah terserangnya , maka hal ini juga yang bisa menjadi salah satu pemicu melemahnya eritrosit yang ada didalam tubuh kita. 

Dengan rusaknya salah satu organ tubuh yang terserang penyakit tadi, maka salah satu organ dalam tubuh menjadi tidak dapat berfungsi dengan baik dan benar. Dengan begitu organ tubuh tersebut akan terforsir dan membutuhkan banyak energy. Hal inilah yang dapat menyebabkan melemahnya sel darah merah didalam tubuh. Oleh karena itu penting bagi kita untuk menjaga tubuh agar tidak kelelahan. Berikut ini adalah beberapa tips agar tubuh kita tidak kelelahan.

  • Minum air mineral yang cukup setiap harinya karena dehidrasi dapat juga menyebabkan tubuh kita menjadi kekurangan cairan atau dehidrasi.
  • Makan makanan yang bergizi dan memiliki banyak nutrisi  bagi tubuh kita.
  • Makan makanan yang mengandung karbohidrat supaya dapat mnyediakan dan menyuplai energy bagi tubuh kita.
  • Pilih karbohidrat kompleks agar tidak menyebabkan penurunan atau penaikan kadar gula dalam waktu singkat.
  • Hindari mengkonsumsi minum  minuman keras. Dengan mengkonsumsi minuman keras, keesokan harinya kita dapat menjadi semakin lelah.
  • Berolah raga agar tubuh tetap fit dan bugar.

Jadi, eritrosit dalam tubuh kita lama kelamaan akan menjadi lemah mengingat umurnya dapat bertahan selama 120 hari didalam tubuh kita. Setelah mendekati usia 120 hari maka eritrosit akan menjadi lebih lemah. Disamping itu, beraktivitas yang berat dan sibuk juga dapat memicu eritrosit didalam tubuh akan menjadi semakin lemah. 

Dengan sibuk dan berakivitas berat sepanjang hari maka tubuh kita menjadi kelelahan. Tubuh yang lelah akan sangat membutuhkan oksigen yang lebih di dalam tubuh. Oleh Karena itu, eritrosit adalah sel darah yang paling banyak di dalam tubuh manusia dan paling banyak mengangkut oksigen mengingat eritrosit memiliki fungsi sebagai pengikat maupun pengangkut oksigen yang ada didalam tubuh terbesar yaitu 98% oksigen yang ada didalam tubuh berada di eritrosit dengan begitu, tubuh kelelahan yang membutuhkan oksigen akan menguras eritrosit yang bisa jadi jauh lebih banyak daripad tubuh yang normal (tidak terlalu lelah atau kelelahan). 

Selain itu ada faktor yang tidak dapat dipungkiri yang juga dapat mempengaruhi eritrosit yang ada didalam tubuh seperti jenis kelamin dan usia seseorang. Pada wanita produksi eritrosit lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan jumlah eritrosit yang diproduksi pria. Dengan begitu maka wanita akan menjadi lebih mudah kelelahan ketika memiliki kegiatan dan aktivitas yang sama dengan pria. Selain jenis kelamin seseorang, faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah usia orang tersebut. 

Orang yang berusia lebih muda akan memiliki membran sel darah merah yang lebih kuat dibandingkan dengan orang yang sudah berusia lebih tua. Dengan begitu, yang tejadi maka eritrosit milik oraang yang lebih tua akan lebih mudah melakukan hemolisis atau proses pecahnya eritrosit sebelum pada waktunya yang normal. 

Tubuh yang terserang penyakit juga menjadi pemicu lemahnya eritrosit dalam tubuh juga. Oleh karena itu, pada orang yang kelelahan akan lebih mudah terserang penyakit. Maka dari itu hal inilah yang menyebabkan juga mengapa orang yang sibuk dan memiliki aktivitas berat cenderung memiliki eritrosit yang lebih lemah.

Mungkin hanya sekian pendapat yang bisa saya sharingkan ini melalui artikel ini. dalam menyampaikan pendapat ini mungkin saya memiliki banyak kekurangan. Sebelumnya saya memohon maaf apabila dalam mensharingkan pendapat saya melalui artikel ini saya memiliki banyak kekurangan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pembaca artikel yang saya buat ini. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada guru biologi saya atas essay ke empat saya ini. Saya berharap artikel yang saya buat mengenai eritrosit ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya. Terima kasih.

Sumber: 1, 2, 3, 4 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun