Mohon tunggu...
Felix Nesi
Felix Nesi Mohon Tunggu... Pemain Bola -

Pemain Bola

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apa yang Sebaiknya Dibicarakan Pria di Depan Wanita

29 Januari 2019   09:14 Diperbarui: 29 Januari 2019   09:28 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya berkata kepada ayah, "Tidak, Zuki-ba, saya tidak setuju."

Ayah melihat saya dan menjawab, "Jika kedua istri saya setuju, maka pendapatmu tidak saya butuhkan."

Ibu melihat saya dengan tatapan: tidak bisakah kamu diam?

Titi-ri, istri kedua ayah saya bertanya mengapa saya tidak setuju?

Saya melihat keluar jendela. Alang-alang sedang berbunga, melambai-lambai ditiup angin musim barat.

"Pendapatmu akan saya pertimbangkan," begitu kata Titi-ri.

"Jika boleh," saya menjawab, "izinkan saya berbicara dengan Titi-ri empat mata sahaja."

Zuki-ba mengizinkan, tetapi pertemuan itu harus ia akhiri.

"Ada koro-koro (orang asing dari luar kampung) yang baru saja melanggar pagar kampung. Saya harus ke sana dan mengurusnya. Kalian berdua, pakailah waktu kalian untuk berbicara. Besok kita akan berbicara lagi."

Sepeninggal Zuki-ba ibu melit saya dengan tatapan ketidaksukaan. Titi-ri melihat saya dengan tatapan yang baik. Ia perempuan yang sedikit terpelajar. Ia dibesarkan para suster di panti asuhan sebelum bertemu dengan ayah, dan ketika ia datang ke kampung ini, ia satu-satunya orang yang bisa membaca. Ia pula yang mengupayakan berdirinya sekolah. Ia sering pergi ke pagar kampung untuk menerima kiriman buku-buku, dan saya suka menemaninya ke sana. Tetapi ibu tidak begitu menyukainya.

Ibu bangun dan pergi. Saudara Toh-ah bangun dan pergi, diikuti oleh Seng-ki dan saudara-saudara lain, mulai dari yang paling tua sampai yang paling kecil. Dan Riri-ti bertanya kepada saya: Ada apa?

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun