Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Seorang Pemimpi(n): Budak yang Menjadi Tuhan bagi yang Lain

22 Juli 2024   18:10 Diperbarui: 22 Juli 2024   18:32 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sajak Seorang Pemimpi(n): Budak Yang Menjadi Tuhan Bagi Yang Lain

Pemimpin Bukan Ibadah

Pemimpin Bukan Sebuah Berkah

Pemimpin Bukan Sebuah Anugerah

Pemimpin Melekat Pada Musibah

Pemimpin Adalah Budak

Budak Bagi Raja Yang Berteriak

Berharap Pada Bumi Yang Berontak

Buminya Tuhan Namun Dirusak

Pemimpin Lebih Hina Dari Rakyat

Rakyat Lebih Hina Daripada Malaikat

Pemimpin dan Rakyat Penuh Maksiat

Maka Selayaknya Sadar Akan Ibadat

Pemimpin Adalah Sebuah Ironi

Budak Diberi Mandat Bumikan Ilahi

Menjadi Tuhan Atas Jutaan Diri

Yang Belum Merdeka Atas Janji

Sadarlah Negara Belum Merdeka

Jutaan Mulut Teriak Dan Berkata

Bahwa Penindasan Semakin Gila

Membuat Hati Hitam Dan Merana

Untuk Apa Ada Negara Jika Sudah Sejahtera

Untuk Apa Ada Budak Jika Sudah Sempurna

Jika Umat Masih Mabuk Akan Dunia

Jika Umat Masih Dekat Dengan Kerak Neraka

Pemimpin Hanya Punya Hati

Sosok Budak Punya Sadar Akan Diri

Ditunjuk Bumikan Kebaikan Ilahi

Meski Hidupnya Berkhianat Pada Ilahi

Pemimpin Adalah Cerminan Rakyat

Rakyat Yang Dihantui Akan Mudarat

Menjadi Pemimpin Bukanlah Naik Pangkat

Melainkan Terjun Teteskan Manfaat

Kepemimpinan Adalah Bicara Kesejahteraan

Meski Pemimpin Bagian Dari Ketidakadilan 

Ditengah Badai Ganas Akan Kesengsaraan

Berupaya Dalam Kegagalan Menjadi Tetes Kebaikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun