Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ganjar-Mahfud: Tuanku Rakyat Jabatan Hanya Mandat, Tabrak

5 Februari 2024   16:30 Diperbarui: 10 Februari 2024   20:15 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ganjar-Mahfud : Tuanku Rakyat Jabatan Hanya Mandat. Tabrak

Kisah seorang Ganjar Pranowo

Pemimpin Yang bukan sekedar Jago

Melainkan Pelayan yang tidak Loyo

Mengayomi dengan Sifat Prakoso

Di menit terakhir pertarungan

Menggalas dan Membalas Keriuhan

Pada sebuah titik Kebenaran

Yang tidak lantas meninggalkan kearifan

Prestasi dan Kontroversi dibingkai rupa

Sekian ribu kisah dan kasih Berjumpa

Dari segenap rakyat yang harap dan papa

Agar hidup tidak lantas hampa

Lima tahun kandidat pemimpin tampil

Bak anggun menunjukkan terampil

Menjual segenap janji yang bukan kecil

Demi menuntaskan sesuatu yang ganjil

Ganjar bersama Mahfud akhirnya bersatu

Aktivis dan Profesor bertemu pada syahdu

Merasa bahwa Negeri ini perlu diramu

Dari merasakan haru menjadi arah ke tuju

Arah yang berkehendak pada Percepatan

Percepatan pada konsepsi kesejahteraan

Bukan sekedar bagi bantuan dan harapan

Melainkan penegasan semangat pemberdayaan

Orientasi pembangunan harus ditata kembali

Bukan lantas kenyang akan ribuan gulali

Melainkan keseimbangan hidup sosial hakiki

Antara otak, dompet dan perut yang semakin terisi

Pemimpin harus mengingat suatu hal

Kesejahteraan bukan sekedar pada sisi yang mahal

Bukan pada berputarnya uang pada Operasional

Sekalipun tujuan dibentuk dengan Pangkal

Kesejahteraan adalah sebuah konsep ideal

Konsep ideal bukan kemiskinan secara kental

Tapi kekayaan secara Bekal dan Akal

Tidak sekedar timpang pada sisi Finansial

Pembangunan Sosial bukan sekedar Narasi Populis

Yang kaya akan Janji Manis dan Gratis

Perlu ada sebuah Stimulus yang lebih Pragmatis

Namun tetap mengedepankan Sisi yang lebih Saintis

Makan Gratis berbanding dengan Sekolah Gratis

Sekolah Gratis disandingkan dengan Internet Gratis

Perdebatan Narasi Program semakin ramai tiada habis

Demi tunjukkan mana yang lebih legitimatis

Perlu sebuah sentuhan yang matematis

Memastikan tiap program bukan sekedar gratis gratis

Melainkan menumbuhkan sebuah semangat optimis

Bukan kembali pada kisah era feodalis

Sentuhan pembangunan harus mulai ditata demikian

Pentingnya berikan kail daripada sekedar ikan

Agar semangat terbuka dan semakin terbarukan

Kelak tercipta masyarakat yang orientasi kelanjutan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun