Tema Debat Keempat : Â Energi, sumber daya alam, sumber daya manusia, pajak karbon, lingkungan hidup dan agraria, serta masyarakat adat.
Tema debat yang dinilai sangat seksi apalagi menyangkut para milenial yang mana dikenal sangat kritis pada isu fenomena global yang sekarang berubah pada arah yang tidak pasti. Dimana isu ini berkenaan pada konsensus bumi yang semakin mendekati mengarah pada perubahan signifikan baik pada pangan maupun energi. Pangan berkorelasi pada lingkungan yang disesuaikan pada kepadatan penduduk disamping pula dengan Energi dimana fosil semakin tergerus dan belum tentu bahkan tidak pasti dapat diperbarui kembali. Sehingga banyak sekali kalangan Gen Z dan Millenial masih menunggu sejauh mana komitmen para Cawapres yang akan bertanding untuk peduli pada isu ini. Apalagi pasca pandemi, disrupsi soal lingkungan ini makin melebar disamping industrialisasi yang sebenarnya juga apabila tidak dikendalikan malah justru menjadi 'bumerang' pembangunan. Sehingga perlu ada upaya mengubah dan menata dalam skema transisi kelingkungan yang lebih kondusif, yaitu dengan skema transformasi.
Tema tersebut memang tidak jauh-jauh dari keprihatinan anak muda karena di masa depan merekalah yang akan menentukan nasib bumi ini utamanya bumi pertiwi yang dikenali saat ini tidak sepenuhnya baik-baik saja. Mengapa? Ketika reforma agraria yang sepenuhnya belum maksimal disamping kedaulatan akan hak properti masyarakat untuk memastikan sumber daya alam demi penghidupan mereka tidak terasa adil dirasa. Ketika Indonesia yang dicap 'tanah surga' tersebut tidak terkelola dengan baik. Lihat saja manakala banyak dunia usaha dunia industri yang bukannya menjadi agen transformasi bumi yang lebih stabil, malahan semakin 'rakus' akan potensi kekayaan alam negeri ini. Justru yang ada lama kelamaan, terjadi sebuah bencana yang nyatanya lagi-lagi masyarakat asli menjadi korban atas 'keganasan' segelintir oknum ini apalagi semua awalnya dinarasikan sebagai bagian dari pembangunan ekonomi. Nyatanya akan jadi beban ekonomi di kemudian hari, bukan tidak mungkin ini adalah campur tangan asing.
2 atau mungkin 3 isu yang akan menjadi 'seksi' dalam debat ini yang akan dirasa dan para Capres telah 'berperan' dalam aktor terhadap fenomena tersebut:Â
Kalau menurut analisa kasar para netizen semisal 01 yang mana ada Anies Baswedan, dimana akan diklarifikasi dengan argumen yang dibawa oleh sang Cawapres Muhaimin Iskandar yaitu soal Reklamasi Teluk Jakarta dimana disatu sisi Anies berhasil menolak namun disisi lain nyatanya Teluk Jakarta tidak sepenuhnya lebih baik dan nyatanya sekalipun pembangunan reklamasi dibatalkan justru yang ada malah lanjut dan lantas tidak ada kontribusi pengembang untuk mampu menyelamatkan Teluk Jakarta yang tetap saja masih berantakan, sehingga ini akan jadi bahan pertanyaan sebenarnya kepada Anies selaku Gubernur DKI dan saatnya Muhaimin untuk 'bantu'.Â
Kemudian, dari pihak 02 yaitu Prabowo Subianto dimana isu paling 'seksi' mungkin dan akan dijawab oleh Cawapres Gibran Rakabuming Raka adalah urgensi Food Estate yang mana tidak sesuai pada kajian dan tujuan baik sebenarnya yang mana condong eksploitatif terhadap lingkungan sekalipun menggunakan eks hutan lindung tapi kontroversi karena hanya dimiliki segelintir orang apalagi sebagian juga menggerus tanah-tanah adat yang justru merusak ekosistem yang juga telah lama dipelihara oleh masyarakat adat itu sendiri, belum lagi potensi bencana yang akan terjadi imbas dari pengalihfungsian lahan yang tidak dikaji mendalam, yang mana Kemhan dipimpin Prabowo bertanggungjawab atas sebagian besar lahan food estate.Â
Disamping itu, selanjutnya isu 'seksi' lanjutan yaitu 03 Ganjar Pranowo yang akan dibahas kelak dalam debat yaitu soal PSN Bendungan Bener di Wadas Purworejo, Jawa Tengah dimana konflik agraria yang terjadi dimana PSN terkesan sepihak merusak ekosistem alam di kawasan Pegunungan dan Hutan dimana banyak sekali batu andesit dan itu digunakan untuk bahan membuat bendungan. Otomatis sumber air yang berada di kawasan tersebut rusak dan menyebabkan bencana banjir dan longsor dikemudian hari sehingga terjadi penolakan bahkan kisruh antara Aparat dengan Masyarakat, dimana klaimnya sebagian sudah ada ganti rugi dan sudah mulai menerima dengan dialog. Nyatanya hal ini belum tuntas juga utamanya soal pelanggaran HAM. Maka demikian, tinggal dari Mahfud juga punya ruang untuk membahas itu.
Intinya isu ini juga saling berkorelasi satu sama lain dengan debat sebelumnya atau debat setelahnya. Disatu sisi ada soal investasi yang selayaknya berkeadilan sosial dan ramah lingkungan, dimana hulunya adalah kepastian Negara memastikan lingkungan dalam hal ini ketahanan pangan dan energi yang terjaga disamping pada isu sosial kemanusiaan mereka yang didalami lagi ada unsur Hak Asasi Manusia yang perlu diperhatikan. Tinggal bagaimana para kandidat berupaya untuk memastikan semua bisa terakomodir. Karena memang disini ada masalah dan Pemerintahan sekarang dinilai belum sepenuhnya berhasil atas konsensus tersebut. Maka demikian ditunggu peranan atau ketegasan inisiatif masing-masing untuk menguraikannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H