Selanjutnya andaikan Ganjar Pranowo menang, beliau hanya butuh Rp50 Triliun per tahun yang mana sebenarnya hanya perkara realokasi dana Pendidikan 600 Triliun dan 80 Triliun Anggaran Kemdikbudristek dimana sebenarnya 50 Triliun itu juga bisa sinergi antara APBD kemudian dengan pihak ketiga sebagai 'investasi awal' dimana ini hanya Revitalisasi saja tanpa membangun baru dimana Bangunan SMKN akan diperbesar agar menampung banyak ditambah adanya asrama, kemudian dengan jaminan-jaminan yang akan diberikan kepada siswa wabil khusus siswa miskin yaitu 'sandang, pangan, papan'nya dimana akan terbangun dari Sabang sampai Merauke.
Bahwa di tiap Kabupaten musti ada SMKN Gratis ini bahkan kalau perlu terhubung dengan Kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi baru sehingga langsung siap memasok tenaga kerja yang dibutuhkan. Mungkin tambahan fasilitas lagi adalah transportasi untuk siswa jika mereka pulang ke rumah masing-masing, kemudian uang saku ditambah dan juga jurusan yang ditambah dimana tentunya akan semakin kaya lagi SMKN ini mengirimkan banyak tenaga siap kerja.
Tentunya ini merupakan investasi sumber daya manusia yang paling kapabel bahkan sudah dibuktikan nyata di Provinsi Jawa Tengah. Memang demikian kelebihan jika seorang Kepala Daerah yang sudah 10 tahun menjabat dimana sudah banyak capaian yang dirasakan dimana sebagian programnya menuai kesuksesan. Tinggal replikasi dan kembangkan saja sebagai Program Nasional. Sama halnya Jokowi dahulu dimana program-programnya di Solo dan Jakarta juga direplikasi menjadi Program Nasional. Bukan tidak mungkin, Ganjar juga akan demikian.Â
Justru malah semakin mumpuni bilamana program ini digenjot secara maksimal maka niscaya negara Indonesia bukan tidak mungkin akan seperti Jerman. Dimana negara tersebut menjadi maju karena kekuatan dari vokasional yang didorong betul meskipun memang tidak banyak warganya yang menjadi sarjana apalagi doktor tapi minimal mereka adalah pribadi yang siap kerja oleh karena tidak lama-lama bersekolah langsung diajarkan untuk bisa menopang industrialisasi sendiri. Semoga saja bisa dimaksimalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H