Kecenderungan saya yakin pasti bahwa akan terjadi pembelahan dan memang sudah berjalan kok bahwa Organ Relawan yang mencapai puluhan (Projo dkk) tidak sepenuhnya kompak Sami'na Wathona kepada Jokowi. Demokratis bukan? Bahwa jalan mereka akan berbeda.Â
Nyatanya sebagian relawan Jokowi sudah kita sama-sama tahu misalkan Jokowi Mania dan bahkan beberapa relawan lain yang juga sebenarnya disorot sudah berbeda arah dengan Capres yang sebenarnya kata para pengamat adalah pure orangnya Jokowi yaitu Ganjar.Â
Mereka mendukung Prabowo Subianto, yang notabene mereka 'kalahkan' 2014 dan 2019 kini mereka dukung atas argumentasi bahwa Prabowo sudah berubah dan kini sudah semakin mengikuti arus kerja seorang Jokowi.Â
Faktor pendukung dan 'istimewa' beliau sosok yang tegas, kemudian senior berikut juga Ketua Partai disamping Nasionalisme dia juga Visioner sehingga bisa jadi pertimbangan. Jadi kurang lebih ada pembelahan dimana dari 100 persen Relawan Jokowi sebagian akan mendukung Prabowo, dan itu tidak salah toh bukan antitesa Jokowi juga (sekitaran 25-30 persen).Â
Sementara mungkin mayoritas tetap ke Ganjar meski tidak penuh 75 persen Relawan Jokowi ke Ganjar juga sudah lumayan bagus. Ganjar dipilih karena poin plus kesamaan merakyat dan lahir dari kepala daerah juga apalagi soal militansi dan juga aktivismenya. Toh keduanya juga tidak lantas 'kosongan' begitu saja andaikan tiada pendukung Jokowi mendukung mereka.Â
Ganjar sudah punya jejaring relawan seperti halnya Jokowi yaitu Ganjarist, dkk dimana sudah panas sejak sebelum pengusungan PDIP lalu. Kemudian, Prabowo mengandalkan kekuatan kader partai notabene dia sebagai Ketumnya berikut menggarap kembali basis elektoral setia yang dimiliki (pendukung sejak 2009 saat Prabowo Cawapres dan murni mendukung tulus personally ke Prabowo, bukan antitesis Jokowi. Irisannya adalah para pemilih Gerindra juga)
To The Point, kurang lebih memang benar tidak disambut baik ditandai adanya pembelahan. Namun selama pembelahan juga masih disekitaran orang-orang Jokowi sebenarnya bukan menjadi masalah.Â
Musyawarah Rakyat 2023 ini akan menjadi katalis. Seolah akan jadi sorotan semua Partai. Meskipun sebenarnya 'bocoran' sudah muncul bahwa hanya ada 2 orang yang bertarung antara Ganjar dan Prabowo yang mana sebenarnya Musra sendiri hanya mendorong 70an persennya saja dari total Relawan yang ada, toh sebagian sudah bertekad mengambil jalan yang berbeda. Tapi setidaknya eksistensi relawan seorang Jokowi juga memang bisa diperhitungkan.Â
Bisa terbayang bahwa 'keajaiban' seorang Presiden yang hanya didukung 47 persen parpol namun menang 53 persen perlahan tapi pasti mulus karena kharisma dan juga penampilan serta sikap membumi seorang Jokowi yang diacungi Jempol tadi. Sehingga singkat cerita 83 persen parlemen sudah dikuasai. Itulah kehebatan Jokowi yang mungkin sulit untuk dicari.Â
Dibuktikan pula dari hasil survey tak seperti Jokowi dimana sebelum Nyapres dia sudah kuat di angka 35 persen, setelah diusung jadi Capres PDIP tambah besar hingga diatas 40 persen.Â
Makanya menjadi pertimbangan sangat rumit. Belum ada yang jauh lebih menggebrak dari sosok seorang Jokowi itu sendiri. Kasarnya jikalau Jokowi maju lagi beliau pasti akan menang lagi. Tapi itulah demokrasi dan itulah konstitusi. Jokowi sudah mau selesai dan tidak ada kesempurnaan tinggal rasionalitas dan kritis pemikiran rakyat saja memilih yang terbaik diantara terburuk serta mencegah yang terburuk berkuasa. Begitu saja gambarannya.Â