Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Setengah Tahun Pj Gubernur: Blunder Atasi Macet, Hapus U-Turn, Rombak Tata Ruang, dan Transjakarta

18 April 2023   17:00 Diperbarui: 18 April 2023   16:57 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Rekayasa Blunder Lalulintas Santa (Foto by Detikcom/Budi Mulia)

Sebenarnya ini juga berkenaan dengan evaluasi yang selayaknya diperhatikan dalam manajemen okupansi dan mobilisasi terkait angkutan umum. Berarti angkutan yang sebenarnya dominan ngetem seperti angkot harus berubah menjadi yang berbasis Bus Stop seperti yang kita ketahui Transjakarta punya Jaklingko Mikrotrans dan Minitrans (Bus Sedang) maupun Bus Low Deck yaitu Metrotrans. Untuk angkutan online, inisiatif Pemda sama halnya menyediakan kantong parkir di beberapa titik untuk parkir supaya tiada lagi on street berikut juga dengan shelter yang tidak memakan bahu jalan (berarti dalam gedung) untuk Ojek maupun Taksi Online.

Kemudian untuk Transjakarta. Terakhir, mungkin sudah pernah saya bahas terkait dengan tiket dan memang selayaknya untuk fokus sekarang dorong perbaikan dan transformasi yang belum selesai. Alih-alih mengandalkan tiket dan juga PSO/Subsidi. Mengapa tidak andalkan non tiket? Seperti iklan di halte maupun di bus. Pada akhirnya belum lama polemik ini 'bungkus' pasca Pj memutuskan tidak urusi hal ini. Untuk Transjakarta, belakangan di beberapa rute terjadi ketimpangan apalagi setelah pandemi. Entah korelasi dengan jumlah PSO stagnan atau sebaliknya. 

Saat ini rute-rute yang sebelumnya dilayani Minitrans-Metrotrans (yang mana eks trayek Metromini dkk n Bus Kota) semakin jarang frekuensinya dilayani bus sedang dan low deck. Malah justru modifikasi Mikrotrans yang sebenarnya sudah punya rute sendiri berbasis lingkungan/jalan kecil (eksisting rute angkot) untuk melayani rute tersebut. 

Jelas timpang disamping banyaknya armada Mikrotrans yang sebenarnya sebanding dengan rute yang musti dilayani namun musti akomodir rute bus sedang-besaran (yang sebenarnya kajiannya memang harus dilayani seperti itu, baik lebar jalan maupun strategis/ramainya kawasan). Sebaiknya memang dinormalisasi lagi. Karena ini soal okupansi yang musti diakomodir, bukan soal Mikrotrans gratis tapi kalau tidak bisa semuanya ditampung akan jadi masalah. Sebaiknya ditata kembali dan diperbanyak Medium dan Low Deck Bus di rute-rute tersebut supaya relevan dengan kebutuhan yang dipenuhi. Medium-Low Deck Bus harus seimbang dengan Mikrotrans, agar tidak macet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun