Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Medical Check Up Masif, Belajar dari Covid-19, Promotif-Preventif adalah Kunci

23 Maret 2023   09:00 Diperbarui: 23 Maret 2023   09:02 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebenarnya terus terang dalam rangka memulihkan kembali suatu sistem kesehatan semesta dalam sebuah negara Indonesia memang sangat kompleks. 

Sejatinya kita bisa belajar dari Covid-19 bahwa kita tidak siap menghadapi situasi dimana ada wabah atau penyakit yang sangatlah besar berdampak dan kita tidak bisa cegah dan antisipasi sehingga di skema penanganan ibarat kata bikin 'boncos' sebagian besar layanan kesehatan yang tersedia. 

Kuratif yaitu penyembuhan terhadap gejala penyakit yang sudah meluas serta rehabilitatif yaitu bagaimana memfungsikan kembali yang rusak agar bisa berjalan secara normal memang penting dan harus diakomodir secara maksimal dalam rangka memastikan bahwa sumber daya manusia kita tidak terkesan rentan. 

Namun lebih baik lagi, apabila sebenarnya edukasi dan sosialisasi masyarakat adalah bagaimana PHBS itu digalakkan dengan promotif seperti zaman Covid New Normal yaitu 3M bahkan dulu sempat 5M bahkan 6M sekarang menjadi 2M atau bahkan 1M saja yaitu Memakai Masker (itupun situasional) dan Mencuci Tangan bahkan lebih rutin lagi demi higienis. 

Tentu efektif sekali mengurangi bahkan mencegah potensi penularan secara masif, begitu juga dengan Preventifnya atau pencegahan kearah lebih intens seperti deteksi dini yang kita ketahui testing melalui PCR dan Antigen. Dimana kita bisa screening dan lakukan pengendalian antara perawatan mana yang diperlukan antara yang ringan, sedang, dan berat atau bahkan tanpa gejala atau kontak erat namun negatif. 

Sebenarnya kita bisa belajar banyak dari Covid-19 dan bagus juga arahan dari Kemenkes bahwa inisiasi tentang Promotif-Preventif harus lebih maksimal dibanding kita musti fokuskan ke Kuratif dan Rehabilitatif. Kan seperti kata pepatah 'Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati' ya memang benar karena kalau tidak bisa boncos juga karena jelas sekali bukan hanya Covid seperti kita tahu penyakit berat semacam jantung dan kanker memang butuh penanganan serius dengan spesialisasi handal ditambah teknologi yang tinggi tentu dengan biaya sangat mahal. Pusing lah pokoknya sampai bikin kering kas BPJS kita akibat klaim penyakit tersebut. 

Menkes to the point saja, daripada capek disitu sebenarnya deteksi sejak awal lebih baik lewat MCU sehingga jika masih ringan bisa diobati secara preventif mungkin dengan vitamin kah atau obat yang cenderung lebih meningkatkan imunitas atau lebih kepada vaksinasi yang mana sebenarnya lebih maksimal dalam rangka mencegah potensi penyakit apalagi menular.

Jujur opini ini memang tidak spesifik berkaitan dengan kacamata teknokratis sebuah kesehatan. Hanya saja kita berpikir pragmatis saja pada pengelolaan kesehatan sekarang yang tentunya akan menghadapi situasi ketidakpastian juga seperti pula kondisi ekonomi. 

Sejatinya mewujudkan Indonesia Sehat adalah keniscayaan pula mewujudkan sumber daya manusia yang unggul. Makanya ketika mendengar BPJS Kesehatan selama ini belum berani klaim MCU malahan asuransi kesehatan justru aneh. Padahal daripada mereka habis duit untuk klaim operasi mayor penyakit-penyakit yang notabene berat mending fokuskan saja pada pencegahannya. 

Memang tidak kasihan nakes spesialisasi harus capek begitu mereka menghadapi lonjakan pasien penyakit berat akibat para pasien tersebut sebelumnya telat untuk ditangani atau diedukasi untuk lebih menjaga kesehatannya. Setidaknya, jika memaksimalkan pelayanan kesehatan pratama digalakkan tentu meringankan pula bebannya. 

Lantas rata-rata banyak berasumsi mahal di pencegahan tadi yaitu melalui MCU karena alat-alat yang dibutuhkan seperti untuk pemeriksaan darah, kanker, hingga pada jantung dan paru-paru (penyakit dalam) memang sangat mahal karena impor dan teknologi tinggi. Ini juga pertanda bahwa sebenarnya tuntutan untuk mencegah situasi kondisi yang akan terjadi di masa datang perlu dibarengi dengan kedigdayaan kita untuk menyiapkan alat perang, bukan pada saat perang berlangsung melainkan pada posisi untuk mempersiapkannya sehingga strategi yang dicapai maksimal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun