Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keramatnya Seorang Papan Dua: Paling Dicari namun Paling Dilupai

7 November 2022   12:00 Diperbarui: 7 November 2022   12:01 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita tentang Calon Wakil Presiden saat ini terus terang sangat menghangat di jagat media. Menjelang 2024 apalagi bulan-bulan ini sudah mendekat awal tahun 2023 dimana tahun politik tsb dimulai, koalisi ataupun partai sudah bersiap pada tahap 'memanaskan mesin' ibarat ingin lepas landas menaiki sebuah motor untuk sampai pada kerja yaitu Kontestasi Pilpres. 

Variabel Wakil sangatlah menentukan arah kemana sebuah Pemerintahan itu akan diusung dan kedepannya dipromosikan kepada rakyat, bahkan bukan hanya sejak 2024. 

Posisi Wakil sebenarnya sangat seksi di 2019 dimana yang kita sama-sama tahu cukup banyak juga bursanya untuk menjadi Calon Wakil untuk Petahana saat itu dan juga untuk posisi lawan juga tidak beda dari 2014. 

Seperti yang kita tahu tidak ada poros ketiga mengulang 5 tahun sebelumnya, bahkan untuk posisi Wakil pun ada yang sudah ngebet bahkan sampai promosi di pinggir-pinggir jalan. 

Suatu hal yang mungkin membingungkan, dimana-mana orang Promosi tidak pernah jadi nomor 2 selalu nomor 1. Ternyata usut punya usut jikalau ybs berhasil menduduki posisi Calon Wakil dan akhirnya menang. Bisa menjadi kansnya untuk maju sebagai papan 1 di 2024

Namun sepertinya kejadian ngebet jadi Wakil terulang kembali di 2024 nanti. Oke, belajar dari pengalaman yang sudah ada baru-baru ini. Memang baru 2 orang yang sudah declare untuk menjadi Capres yaitu Prabowo Subianto yang jelas didukung oleh Gerindra dan kebetulan Gerindra dan PKB sudah menjajaki koalisi yaitu Kebangkitan Indonesia Raya sambil terbuka peluang dengan partai lain. 

Sedangkan yang satunya adalah Anies Baswedan yang diusung oleh Partai Nasdem sebagai Calon Presiden untuk 2024 setelah sebelumnya mereka berdalih sudah memilih 1 dari 3 calon yang beredar dan katanya usul DPW. Kini sedang intens dalam Koalisi Perubahan bersama 2 Partai Oposisi yaitu PKS dan Nasdem. 

Dan sebentar lagi kita tidak tahu apakah Ganjar Pranowo akan diusung oleh PDIP bersama koalisi atau bagaimana. Namun terus terang yang saya tahu bisa jadi Pilpres 2024 nanti demi menghindari polarisasi semestinya lebih dari 2 paslon agar alternatif itu semakin terbuka tidak hanya dari sosok itu-itu saja. 

Hanya saja kan memang Petahana juga tidak maju di Pilpres besok, bukan? Sehingga hawanya akan cenderung berbeda, kalaupun dari pure Pemerintahan bisa jadi hanya Prabowo karena jelas dia masih Menteri Pertahanan di era Presiden sekarang, Joko Widodo. Tapi kan Wapres sekarang KH Ma'ruf Amin tidak nyalon, meski katanya siapapun yang jadi Wapres Jokowi punya kans kuat untuk maju di 2024. 

Ternyata itu juga yang menjadi alasan kenapa Kyai Ma'ruf yang dipilih barangkali saat itu. Bukannya Mahfud MD. Nah berarti kan untuk Bursa Cawapres tentunya heboh di 2 Calon yang declare yaitu siapa yang tepatnya jadi Wapresnya Prabowo atau jadi Wapresnya Anies. Ini juga menjadi sebuah tanda tanya? Mengapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun