Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Vincenzo, Drama Mafia dan Bukti Kebobrokan Sebuah Negara

28 April 2021   12:50 Diperbarui: 28 April 2021   13:17 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vincenzo Cassano (Song Joong Ki), Hong Cha Young (Jeon Yeo Bin), Jang Han Seok (Taecyeon) dalam rilis poster resminya di Netflix

"Saat kau sering memanipulasi kebenaran, kau akan buta dengan kebenaran yang sesungguhnya."

Penggalan kata ini sempat dicetuskan oleh Vincenzo dalam sebuah adegan dimana ia berhadapan dengan rivalnya dalam kesempatan tertentu. Seketika, saya pun terngiang dengan penggalan kata yang singkat dan sederhana (yang tertera dalam subtitle, terlepas maknanya demikian ataupun bukan diartikan dalam bahasa Indonesia). Cuma bilamana demikian, tentu seakan kaget. Ini merupakan sebuah refleksi bagi kita sebagai manusia, bahwa di masa kini memang sebuah kebenaran menjadi sesuatu yang sangatlah sulit.

Bayangkan seperti perumpamaan bahwa di dunia atau di negeri kita sekarang, sebenarnya kita tidak kekurangan orang pintar namun kita kekurangan orang-orang yang jujur. Negeri ini sudah melahirkan banyak kader-kader generasi yang mumpuni secara akademik manjur, secara kemapanan dalam arti materi tentu dan pada akhirnya segalanya dirasa beliau merupakan sosok-sosok hebat yang patut dijadikan teladan tentunya oleh karena kiprah yang mereka jalani. Hanya saja poin pentingnya, apakah mereka bisa sepenuhnya menjalankan segala tuntutan amanah mereka dengan baik? Ini sempat disinggung, dan saya juga berkaca dalam film ini begitu bobroknya sebuah sistem di negeri ini dan mungkin dalam konteks Korea Selatan sebagai Negara Maju pun demikian.

Bayangkan, drama korea ini sekilas menjelaskan sesuatu atau sisi lain dari kehidupan gelap para negarawan-negarawan yang dirasa sangatlah berpengaruh. Nyatanya, mereka menyembunyikan sesuatu yang begitu ketahuan sontak mengagetkan tiap pasang mata. Vincenzo sendiri hadir bukan sebagai sosok yang jahat walaupun beliau memang berlatarbelakang penjahat. Dijelaskan dalam pengantar bahwa beliau adalah Consigliere Mafia di Italia. Dia adalah sosok yang penting secara hierarkhis sebagai penasehat kerja-kerja dari keluarga Mafia yang memang sudah membumi dalam kehidupan yang ada dalam Negara Italia. Bahkan sudah banyak yang berurusan dengan mereka, seolah semua sudah menjadi Sejarah yang tak mudah terelakkan begitu saja. Bukan berarti di negara kita ataupun Korea Selatan demikian.

Ibaratnya Vincenzo hadir bukan sekedar mau cari aman di Korea Selatan, memang dalam alur cerita menjelaskan bahwa ia ingin mengambil emas yang ada di Geumga Plaza serta merobohkannya untuk memuluskan kepentingan dia sebagai seorang Mafia sambil pula memang ada niatan 'cari aman' dari gejolak yang ditimbulkan akibat ulah saudara angkatnya, yaitu Paolo Cassano yang sedemikian keji menghalalkan segala cara guna memuluskan kekuasaannya menguasai segala lini mafia bahkan berjaring hingga seluruh Dunia yang dikhawatirkan akan menimbulkan masalah kedepan. Apalagi Vincenzo sendiri mengakui bahwa saudara angkatnya bukanlah sosok yang pandai, namun setelah Ayah Angkatnya meninggal memang otomatis semua diserahkan kepada Paolo dan Vincenzo sendiri hanya sebagai seorang Consigliere, bukan turun langsung untuk memimpin. Namun minimal sudah pasti cara-cara mafia yang masif tersebut sudah menjadi kehidupan dan seolah umum terjadi, dan kini dari cara-cara yang ia lakukan semua satu persatu dibukakan.

Kehidupan memang seolah berubah, namun pada akhirnya cara-cara lama tidak berubah tinggal disesuaikan pada kenyataan. Di Italia, memang seorang Vincenzo Cassano merupakan sosok yang terpandang, di awal episode ketika Dubes Italia sendiri akrab dengannya, kemudian pada episode tertentu manakala Kepala Kejaksaan Namdongbu dan anaknya sedang latihan sepakbola maka demikian datanglah Pemain Sepakbola Italia terkenal yang secara khusus datang untuk mau membantu anak sang Kepala Jaksa untuk ikut Sekolah Sepakbola di Italia sana.

Tentu semua atas campur tangan Vincenzo manakala momennya Kepala Jaksa mempersulit Choi Myung Hee, sang Jaksa Kejam yang sekarang bekerja di Wusang yang ketika itu memenjarakan Hong Cha Young, kawan Vincenzo sekaligus anak dari Hong Yu Chan, seorang pengacara ulung yang memang berniat untuk menolong kaum lemah berbeda dengan Pengacara dari Firma Wusang yang condong membela kepentingan pengusaha (mafia) pada umumnya.

Singkat cerita, situasi makin pelik manakala pada akhirnya Vincenzo sendiri yang awalnya tidak berurusan dengan Babel akhirnya jadi turun tangan membantu pengacara Hong Yu Chan (yang akhirnya ia wafat akibat ulah Choi Myung Hee yang bersekongkol dengan Wusang dan Babel). Babel sendiri memang sedang mengincar kawasan Geumga Plaza (titik dimana emas dari Vincenzo tersimpan) untuk dijadikan sebuah Menara atau Tower yang Multifungsi (ibarat gedung perkantoran pada umumnya).

Kemudian yang lebih mengagetkan lagi bahwa seseorang yang dekat dengan Hong Cha-Young yang dahulu juga merupakan bagian dari Wusang namun bertobat dan memimpin Jipuragi setelah tahu bahwa ayahnya selama ini wafat dan dizolimi, yaitu Jang Joon Woo merupakan otak dari segala usaha yang dilakukan Babel selama ini yaitu seorang anak magang yang polos dan terkesan cerdas karena lulusan Amerika malah berubah 180 derajat pada sosok aslinya sebagai Jang Han Seok, yaitu Bos Perusahaan yang dikenal psikopat dan licik. Sungguh sangatlah pelik namun pada akhirnya memang berusaha untuk dilawan. Saya pun kaget diawal manakala sosok Taecyeon yang memerankan Jang Joon Woo hadir sebagai Second Lead yang akan membantu kerja dari Cha Young dan Vincenzo melawan penindasan melainkan justru hadir sebagai sosok Antagonis yang dikenal cukup berbahaya.

Mengapa saya bisa bilang berbahaya? Karena satupun kesalahan yang ia lakukan bersama komplotannya tidak akan pernah disentuh oleh siapapun, bekingannya banyak dari tingkat rendah hingga tingkat tinggi sekalipun. Disitulah kotornya kehidupan sistem birokrasi hukum dan politik yang mendera Korea Selatan sejauh ini dan tidak tersentuh oleh Media. Kurang lebih Vincenzo sendiri saya tangkap adalah sebagai bentuk propaganda menggambarkan segala sesuatu yang tidak terlihat menjadi nyata bahkan bilamana Petinggi Negara pada dunia nyata pun menonton dan menyimak pastilah akan tersentuh (jika mereka sadar dan punya hati).

Bayangkan, mungkin kesalahan seorang Jang Han Seok dan Babel sangatlah banyak ditambah Jaksa seperti Choi Myung Hee namun selalu lolos dan berujung pada lobi-lobi yang kesannya kompromistik. Semua karena uang, semua karena kuasa, semua karena kehebatan yang tentunya menjadi tanda tanya. Bayangkan bisnis Babel sendiri merupakan bisnis yang dikatakan haram jika dilakukan. Mulai dari Obat-Obatan yang nyatanya adalah Narkotika hingga Manipulasi Saham yang memang jelas diharamkan melalui Perusahaan-perusahaan cangkang demi mencari aman dari Pajak.

Kurang lebih bisa saya simpulkan melalui sebuah hipotesa bahwa, tujuan Vincenzo dkk beraksi adalah berusaha untuk mampu menyeret tiap kejahatan yang tak terlihat dan tak bisa ditindak agar perlahan tapi pasti bisa berhenti, bahkan dengan cara yang kotor sekalipun. Karena mereka beranggapan bahwa mereka sejatinya bukanlah sosok yang bersih, Vincenzo adalah mafia dan banyak yang menjadi korban kekejiannya dan akan selalu dicap sebagai Mafia maka demikian sulit untuk berubah dan kesannya bertobat dalam masyarakat. Namun sebagai penebusan dosa, mereka bisa membuktikan bahwa mereka punya cara yang lebih kotor dari mereka-mereka yang sudah kotor untuk membuatnya menjadi terang dan paling tidak punya dasar untuk ditindaklanjuti.

Sekilas, potret itulah yang berjalan dalam kehidupan masa kini di sebuah Negara Maju seperti Korea Selatan. Dan cukup banyak masyarakat memahami bahwa ekosistem seperti ini memang menjadi lumrah, sama halnya dengan Indonesia yang dikenal akan feodalisme atau budaya ABSnya dari zaman Hindia Belanda, Orde Lama, Orde Baru hingga Reformasi pun sulit menyelesaikan tipe-tipe kejahatan TSM seperti ini: Terstruktur, Sistematis dan Masif.

Kata kuncinya kalau tidak Politisi seperti Menteri dan Parlemen, Jaksa, Polisi, Hakim hingga Pemimpin Daerah selalu berkecimpung didalam praktik kotor seperti ini. Permainan akan selalu ada dan semakin tinggi jabatan mungkin saja sebuah integritas akan sangatlah sulit untuk dipegang bahkan secara tak sadar tergerus oleh karena sebuah budaya. Namun siapakah yang berani menindak? Bahkan seolah semua sudahlah menjadi benar walaupun secara logika alamiah merupakan sebuah kesalahan. Ini juga menjadi kritik bagi negeri kita dikala pada akhirnya praktik mafia seperti ini sudahlah rapi bahkan sebelum mereka menjadi pejabat sekalipun mereka sudah lebih jauh berpikir untuk berusaha menjadi kuat walaupun jahat. Padahal ukuran Negara Maju seperti Korea Selatan kan mungkin saja sistemnya sudah sangatlah kuat dan stabil dalam arti penegakan dan kepastian hukum yang menata semuanya, tapi lolos juga. Karena sisa-sisa mentalitas lama masih tetap ada dan terpelihara yang bisa di-branding baru seolah mereka adalah benar.

Jadi teringat tentang sebuah Guillotine File, file ini seringkali disinggung pada episode pertengahan sejauh ini dimana file ini dinilai sebagai kunci jika ingin menundukkan semua kasus atau skandal besar sekalipun di Negara Korea Selatan yang tentu akan bisa ditindak sehingga melahirkan tatanan baru dalam kehidupan bernegara khususnya Politik. Saya sedikit berpikir di Indonesia apakah ada file seperti ini, jika ada tentu sangatlah bagus untuk membongkar semuanya. Dalam konteks drama Vincenzo sendiri diceritakan bahwa File ini dibuat oleh Presiden Korea Selatan masa lampau yang akhirnya lengser namun khawatir bilamana kebusukan dia dan kroninya malah diusut di masa depan.

Maka demikian, file ini dibuat bersama Badan Intelijen Negara sebagai 'senjata' manakala akan ada sebuah dinamika di masa berikutnya, isinya sangatlah banyak mulai dari pengusaha, politikus, penegak hukum, dsb tentang semua kebusukan yang mereka lakukan hingga ke akar-akarnya. Mungkin saja kasusnya ada namun bisa hilang begitu saja karena kekuatan pengaruh yang mereka miliki. Sifatnya valid namun sayang hilang. Dan setelah ditemukan ternyata ada dalam emas yang dimiliki oleh Vincenzo di Geumga Plaza yang selama ini bisnisnya dikerjasamakan oleh seorang Konglomerat dari China yaitu Wang Shaolin beberapa tahun selang

 Vincenzo memang sudah berhasil meraih file itu setelah sempat kisruh manakala BIN sendiri juga kehilangan file itu dan semua pihak termasuk Tokoh Politik dan Kejaksaan mencarinya karena dirasa merupakan sesuatu yang berbahaya. Namun Vincenzo punya cara tersendiri, beliau tidak gegabah dan santai menghadapi semua dinamika bahkan suatu saat satu persatu dibukakan dan pastinya dimudahkan. Karena ia juga merasa bahwa Korea Selatan merupakan 'surga' para penjahat bahkan data dari Luar Negeri sekalipun tercatat dalam File itu, bilamana jatuh ke tangan orang yang salah malah menjadi senjata untuk kepentingan seseorang yang ingin berkuasa yang nyatanya tidak kalah busuk dengan lainnya.

Saya jadi teringat pula bilamana mengkaitkan sebuah Drama atau Film dengan Politik ketika momen seperti ini sedang gempar terjadi dalam beberapa waktu terakhir sebelum Pemilihan Presiden Korea Selatan yang akan berjalan pada Maret 2022 nanti. Sedikit juga saya menyinggung bahwa tiap dinamika yang terjadi di dalam Vincenzo tersebut merupakan contoh yang nyata, misalkan saja kebobrokan di Kejaksaan, kompromi para Chaebol (Konglomerasi) yang manipulasi pajak, hingga yang up to date adalah isu soal Mafia Tanah (Real Estate) yang berkaitan juga dengan kenaikan pajak tanah seiring penguasaan sepihak tanah oleh oknum yang bermain dengan Pemerintah tentunya dilindungi oleh Penegak Hukum. Kasus yang terbaru ini baru ketahuan pada episode baru-baru ini. Ketika salah seorang kandidat Presiden yang akan bertarung, yaitu Park Seung Jun merupakan tokoh utama dibalik kebobrokan ini, bahkan pengaruhnya lebih besar sekalipun dari Babel sehingga semua pun tunduk.

Jadi ibaratnya kemungkinan saya melihat bahwa episode-episode terakhir ini akan berhadapan pula bukan juga Babel namun bersinggungan dengan sosok besar seperti mereka, bahkan relasinya luas hingga kepada Badan Intelijen Negara sekalipun sehingga siapapun yang melawan termasuk Choi Myung Hee sekalipun yang dikenal sebagai Jaksa Kejam, tidak akan berani. Apalagi sosok Park ini merupakan Kandidat dengan elektabilitas tinggi (diibaratkan jika kandidat bertarung lebih dari 2 calon, dan elektabilitas mencapai 38,7 persen berarti sudah diatas angina). Sungguh sangatlah sulit, mungkin saja Vincenzo akan hadapi mereka, mengingat dalam Guillotine File juga menjelaskan kebobrokan dari Park sendiri. Semua awalnya terjadi dari Han Seung Hyuk, Bos Wusang yang ingin 'cari aman' ketika Babel sendiri mulai tergerus dikarenakan ulah Vincenzo, ibaratnya Seung-Hyuk sedang menjilat agar minta perlindungan. Singkat cerita jadilah ia seorang Kepala Kejaksaan Namdongbu untuk menutupi kebobrokannya, disisi lain pengaruh Babel pun akan sulit hilang dari dia mengingat selama ini dia menghamba pada mereka.

Situasi yang terjadi memang cukup berat dan relate pula dengan Pemerintahan Moon Jae-In dari Democratic Party (DP) belakangan ini. Ketika kasus Tanah dan Real Estate memang benar-benar sangatlah menggerus approval rating dari Sang Presiden yang terkesan terjun bebas dari sebelumnya. Ternyata memang banyak masalah yang cenderung koruptif hadir dalam Pemerintahannya, dan semuanya pun dibuka sama halnya dengan banyak kasus atau skandal yang mungkin saja ada dalam Guillotine File-nya Vincenzo.

Bisa jadi kasusnya sangat dekat dengan realita sekarang. Memang banyak masalah yang mendera, walaupun pada 2020 lalu dalam Pemilihan Legislatif, DP sendiri memenangkan lebih dari 2/3 kursi Parlemen sehingga membuktikan mereka stabil karena Covid-19 sendiri Korsel dirasa cukup berhasil mengendalikan, namun masalah lain seakan tidak menutupi seperti buruknya hubungan dengan China, kasus skandal di Kejaksaan dan Kementerian Hukum, belum lagi Pengangguran akibat Krisis Ekonomi dan Skandal Mafia Perumahan ini tentu menggerus dan menjadikannya Tsunami Politik, bisa terbayang pada Pemilihan tingkat Lokal 2021 kemarin, semua kontestasi wilayah termasuk Seoul dan Busan sebagai 2 kota besar habis dikuasai Oposisi yaitu People Power Party (PPP) yang berhaluan sayap kanan konservatif berbeda dengan DP yang centrist atau liberalis. (Korea Herald, 2021) Ini mungkin pertanda buruk bagi dinamika masa depan yang perlu sebuah perubahan.

Sama halnya di Indonesia bahwa situasi tidak kunjung membaik ketika Presiden Joko Widodo adalah seorang Reformis namun tidak sepenuhnya Reformis karena orang dibelakangnya, sama halnya dengan Moon Jae In di Korea Selatan, mungkin saja dia baik tapi tidak untuk anak buahnya. Jadi sama halnya dengan Presiden sebelumnya seperti Park Geun Hye hingga dilengserkan karena korupsi pajak warisan dengan Samsung, serta Lee Myung Bak soal penggelapan pajak dan kasus dizaman ia jadi Walikota Seoul dan banyak lagi/ Kurang lebih apa yang bagus diluar belum tentu juga sejalan didalam, bisa saja jauh lebih buruk dibanding kita. Pesan dari Vincenzo begitu

Untuk Indonesia, bilamana kasus-kasus seperti Korupsi ingin hilang semua di Negeri ini. Apakah harus butuh Vincenzo, seorang mafia yang benar-benar kejam dan kasar namun oleh karena cara-caranya semua bisa terang benderang dan perlahan berani untuk ditindak? Hehehehe, ini Cuma intermezzo saja, tapi jika benar tentu akan menjadi sebuah Sejarah besar. Sayang cuma film, seruput dulu kopinya. Ehh lupa puasa heheheh. Yowes sekian tulisan dari saya, Moga Berkenan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun