Hidup di Jakarta itu cenderung mahal. Untuk biaya hidup saja, seperti uang makan, uang transport, tempat tinggal, dan sebagainya, kamu minimal harus punya 3,6 juta rupiah per bulan menurut survei BPS. Apalagi kalau sudah berkeluarga, biaya bulanan pun akan semakin membengkak.
Yang menariknya, di Jakarta banyak kaum milenial yang penghasilannya jauh di bawah angka tersebut dan dapat bertahan hidup. Adit dan Riska adalah contohnya.
Adit adalah seorang pemuda berusia 22 tahun. Kesehariannya adalah sebagai seorang sopir ekspedisi dengan upah 1,5 juta rupiah per bulan.
Sedangkan Riska adalah seorang ibu rumah tangga yang berumur 23 tahun dan memiliki seorang anak. Suami Riska berprofesi sebagai seorang sopir dengan gaji 3 juta rupiah per bulan. Untuk membantu suaminya, Riska memiliki sebuah usaha minuman sachet kecil-kecilan di depan rumahnya.
Penghasilan Adit dan Riska ini berada di bawah standar rata-rata biaya hidup berdasarkan survei BPS. Dan hal ini pula yang sangat memukau dan mengingatkan saya untuk bersyukur.
Jika dengan uang bulanan tersebut, Adit dan Riska mampu untuk bertahan hidup di Jakarta, bagaimana dengan kompasianer yang lain? Saya membayangkan harusnya kompasianer yang lain memiliki sisa uang setiap bulan.
Atau tidak?
Ya jika tidak, mungkin ini saatnya untuk memperhatikan tata kelola uang bulanan kamu. Karena biasanya, biaya bulanan naik beriringan dengan pemasukan bulanan.
***
Berikut adalah trik-trik praktis untuk mengelola uang bulanan kamu:
1. Pisahkan uang bulanan yang kamu terima ke dalam beberapa akun atau rekening.