Mohon tunggu...
Felix K
Felix K Mohon Tunggu... -

x

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Media dalam Pilpres 2014

8 Juli 2014   10:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:03 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jadi saya tidak melihat hitam lawan putih dalam pemilu kali ini. Dua2 nya sama-sama didukung oleh orang-orang hitam dan ada pula orang-orang putih yang mendukung nya.

Mungkin saya adalah orang yang terlalu kaku, dan yang terlalu konsisten. Kalau yang jahat ya saya bilang jahat, kalau baik ya saya bilang baik. Hanya melihat Hitam dan Putih itu lah sifat saya. Mau lawan arus sebesar apa pun yang benar akan saya bilang benar yang salah akan saya bilang salah.

Kalau org putih rela berkumpul bersama orang hitam, maka yang tadinya putih itu saya ragukan ke-putih- annya.

Jokowi saya anggap tidak lagi putih karena waktu mau jadi Gubernur dia mendapat sponsor utama dari pelanggar HAM berat dan pemelihara preman Prabowo, makanya saya tidak pilih Jokowi di putaran pertama pilgub DKI. Dan di putaran kedua saya golput.

Jika media tidak netral saya khawatirnya nanti tidak akan kritis terhadap pemerintahan yang sudah di gadang-gadangnya sebagai putih dan baik ini. Dan pemerintahan Jokowi nanti akan bersifat otoriter.

Kasus obor rakyat dan penyerbuan kantor tv one mungkin menjadi kisi-kisi seperti apa kebebasan berpendapat di Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi nantinya. Yang bertentangan dengannya akan di bungkam baik dengan dingin nya sel penjara ataupun grudukan masa. Apakah Tempo, Kompas dan Jakarta Post akan diam saja dengan alasan media tidak harus netral ?  Jadi boleh donk pro pada pemerintahan yang dianggap baik.

Itu yang saya khawatirkan.

Saya tidak mau Prabowo menjadi presiden, tapi yang pasti juga tidak mau Jokowi jadi presiden. Kedua nya saya anggap tidak layak. Tapi di TPS besok kemungkinan saya akan mencoblos gambar Prabowo, karena saya tidak mau kemenangan Jokowi terlalu besar dan yang paling penting saya ingin agar Jokowi kalah di DKI. Ini saya lakukan untuk menyebarkan pesan dan peringatan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa penduduk DKI tidak puas dgn Kinerja Jokowi selama dia menjadi Gubernur DKI.

Jakarta 8 Juli 2014.

Note: Tulisan ini dengan berbagai perbaikan editorial sudah saya post di artikel
Go Teng Shin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun