Mohon tunggu...
Nova Felistia
Nova Felistia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seniman

Hidupku harus berarti bagi orang lain, walau sedikit.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makhluk

10 Oktober 2015   01:43 Diperbarui: 10 Oktober 2015   05:49 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dipelajaran ilmu alam tingkat sekolah dasar kategori makhluk hidup itu manusia, hewan dan tumbuhan. Artinya setiap yang bernyawa itu butuh makan, minum dan perawatan.

Manusia makhluk yang paling sempurna karena Allah lengkapi dengan akal dan kemampuan berkata kata dalam sekian bahasa, bahkan bagi penderita tuna rungupun dengan akalnya mampu berbahasa isyarat menggunakan anggota tubuh lainnya sehingga komunikasi antara manusia satu dengan manusia lainnya.. tidak perlu saling menggonggong bersahut-sahutan seperti anjing, mengeong-ngeong seperti kucing atau meringkik seperti kuda.

Kalau saja Tuhan menciptakan manusia seperti hewan yang hanya bisa mengaum atau memekik,  betapa sedihnya dunia manusia.                                

Sempurna! Allah membuat kita bisa berkomunikasi dengan satu kalimat "sssstt.. ngomongnya pelan pelan yah! Ada yg sakit sedang butuh istirahat.. " maka suasanapun hening.., dan sisakitpun bisa tidur nyenyak.

Kesempurnaan ini haruslah amat sangat disyukuri.. apalagi kalau kita bandingkan dengan hewan peliharaan ketika mengalami kesakitan, tersiksa dsb.  hanya bisa menggonggong, mengeong-ngeong..dengan tatapan mata penuh harap...matanya kearah kita, manusia!

Artinya wahai manusia, Tuhan ciptakan kesempurnaan kepadamu karena ada amannah bagi makhluk ciptaanNya berjenis lain yang harus engkau tunaikan..                                                      

Berilah makan pada kucing yang datang padamu kalau dia kelaparan, obati kalau dibadannya terdapat luka menganga.. sebab makluk yang bisa memberi makan atau membubuhi obat ke luka itu hanya manusia.. tanpa pertolongan manusia mereka akan mati.                                                                

Kemarau panjang... sumber air kering.. PDAM macet.. manusia tak dapat hidup tanpa air walau didalam lemarinya punya sekarung intan permata. Kadang untuk mandi terpaksa harus memakai air kemasan atau nampung dari tetangga yang kebetulan sumber airnya masih ada. Macam-macam cara ditempuh untuk mendapatkan air bagi kebutuhannya..

Tapi jangan pernah lupa, juga sisihkan untuk kebutuhan tumbuhan yang kita tanam. Sepanjang hujan lama tak turun, maka nasib kelangsungan hidup makhluk Allah yang bernama tumbuhan otomatis dititipkan pada manusia.

Jangan pernah abaikan makhluk Allah yg tengah menderita kekeringan.. mereka selalu bertasbih, hanya saja Tuhan bikin kita tidak bisa dengar.. Tapi nanti, pada satu masa ketika seluruh manusia dikumpulkan untuk dimintai pertanggung jawaban atas perilaku dan perlakuannya terhadap makhluk ciptaanNya, maka makhluk2 yang didunia hanya diam tak mampu berkata kata itulah yg akan berbicara panjang lebar tentang kita.

Ada tumbuhan yg akan mengadu bahwa hamba dibiarkan mati kekeringan oleh sebab tarif PDAM naik.. hambaMU yg bernama manusia itu takut jatuh miskin dan telah mengecilkan keberadaanMU sebagai penjamin rejeki dan pemberi rakhmat bagi seluruh alam semesta ini.

Padahal, kadang tak kita sadari, walau tarif listrik atau air naik tapi terasa biasa saja tak ada masalah.. karena pendapatanpun dilipat gandakan oleh Allah.. bisa jadi tambahan rejeki kita bersumber dari doa-doa banyak makhlukNya yang sengaja dan tak sengaja telah kita perhatikan.                                                                              

Segala yang bernyawa memiliki hak hidup sama seperti kita.. merekapun bisa bersyukur dan berdoa. Selamat datang musim penghujan.. berkahnya bukan hanya untuk tumbuhan, tapi juga petani.. Tapi aku masih menyisakan kesedihan karena petrea, congea dan banyak tanaman indah milikku yang tak terselamatkan kemarau panjang.. maafkan kekhilafanku!

Aku harus pergi keluar kota berbulan lamanya, dan dari situ kumengerti tidak semua manusia mengerti dan bisa diandalkan menjaga makhlukNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun