Mohon tunggu...
Felis MaySafitri
Felis MaySafitri Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswi / Stikes Mitra Keluarga

Felis May Safitri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tips dan Cara Mencegah Osteoporosis agar Menjadi Lansia yang Sehat, Produktif, dan Berkualitas

19 Januari 2023   21:04 Diperbarui: 19 Januari 2023   21:11 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Lansia adalah individu yang sudah mencapai usia 60 tahun atau lebih. Memasuki tahap usia lanjut (lansia) dengan kondisi yang sehat, produktif serta berkualitas menjadi keinginan dan harapan banyak lansia. Sehat itu mahal karena dengan kesehatan, setiap orang dapat sepenuhnya melakukan aktivitas, pekerjaan atau multitasking dengan optimal, Namun menjaga kesehatan lansia bukan hal mudah karena banyak nya rintangan yang dijumpai mengingat kondisi tubuh lansia mudah rentan terhadap berbagai penyakit (Kuniano, 2015).

Seiring bertamabahnya usia, lanisa akan mengalami yang nama nya proses menua. Proses menua adalah proses dimana kemampuan jaringan untuk memperbaiki atau mengganti kerusakan nya serta mempertahankan fungsi normal tubuh secara perlahan akan menghilang, sehingga tubuh tidak mampu bertahan dari infeksi, berbagai macam penyakit, maupun kerusakan yang akhirnya menimbulkan masalah kesehatan (Husna, 2016).

Masalah kesehatan yang sering dijumpai pada lansia salah satu nya adalah kurang gerak dan kejadian jatuh. Kurang gerak (immobility) dan kejadian jatuh (instability) pada lansia ini sering disebabkan karena adanya faktor penyakit akibat proses menua seperti gangguan pada tulang, sendi maupun otot. Penyakit gangguan pada tulang yang sering dialami oleh lansia yaitu Penyakit Osteoporosis.  

Prevalensi Osteoporosis menurut world health organization (WHO) tercatat sekitar 200 juta orang menderita Osteoporosis. Penyakit Osteoporosis masuk ke dalam 10 daftar penyakit degeneratif di dunia. Sedangkan di Indonesia kejadian Osteoporosis telah mencapai 19,7%, menurut data kemenkes kejadian Osteoporosis di Indonesia sekitar 10,3 % artinya 2 dari 5 penduduk di Indonesia beresiko terkena Osteoporosis (Purnama, 2022). Menurut Interntional Osteoporosis Foundation  (IOF) Kejadian Osteoporosis banyak menyerang wanita yang sudah menopause, sekitar 1 dari 4 wanita di Indonesia yang berusia 50 dan 80 tahun mempunyai resiko tinggi terkena penyakit Osteoporosis. Di Indonesia wanita beresiko 4 kali lebih tinggi terkena Osteoporosis dibanding laki-laki (Kemenkes, 2015).

Seiring bertambahnya usia banyak kasus osteoporosis yang terjadi di Indonesia. Apalagi adanya perubahan demografis 50 tahun ke depan mengakibatkan membludak nya jumlah penduduk lansia sehingga membuat jumlah morbiditas osteoporosis juga meningkat, Namun masalah osteoporosis ini tidak hanya dipicu karena faktor usia tetapi rendahnya pengetahuan serta pemahaman masyarakat seputar cara pencegahan menjadi pencetus meningkatnya kasus osteoporosis, sehingga kasus tersebut perlu diatasi dengan melakukan upaya pencegahan bagi lansia yang tidak terdiagnosis agar bisa menjadi lansia yang sehat, produktif serta berkualitas (Aklima, 2022).

Jika ingin menjadi lansia yang sehat, produktif serta berkualitas, Mari simak penjelasan seputar osteoporosis serta Tips atau cara yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan agar terhindar dari osteoporosis sebagai berikut :

Penyakit Osteoporosis adalah penyakit degeneratif yang ditandai dengan adanya pengeroposan atau kurang nya kepadatan tulang serta penurunan kualitas dari jaringan tulang yang menimbulkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah atau retak (Aklima, 2022). 

Penyebab osteoporosis ini ada dua faktor yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan dengan faktor yang dapat d kendalikan. Lalu apa saja faktor yang tidak dapat dikendalikan ? Simak penjelasan berikut ini (Nurrahmani, 2012) :

Faktor yang tidak dapat dikendalikan :

  • Umur

kenapa umur ? karena seiring bertambahnya usia semua fungsi organ menurun termasuk organ musculoskeletal. Wanita yang berusia diatas 75-85 tahun memiliki resiko 2 kali lipat dibanding laki-laki dalam kehilangan kepadatan tulang sehingga tulang semakin lama semakin menipis akibat proses penuaan yang terjadi serta penyerapan kalsium yang menurun, selain itu juga karena fungsi hormon estrogen menurun dan hormone paratiroid meningkat.

  • Jenis kelamin

Perempuan akan beresiko tinggi menderita osteoporosis karena fungsi hormone estrogen yang menurun kadar di dalam tubuh pada saat usia 35 tahun bahkan saat menopause di usia 45 tahun.

  • Riwayat Keluarga

Kok bisa riwayat keluarga dengan kejadian osteoporosis apa hubungan nya ? Jadi begini penjelasan nya Osteoporosis itu punya alasan seperti menyerang ciri dari suatu tulang, misal kesamaan bentuk tulang yang tanda nya dalam garis keturunan tentu nya mempunyai kesamaan struktur genetik tulang nya.

Kemudian Faktor yang dapat dikendalikan :

  • Berlebihan mengkonsumsi alkohol dan kopi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun