Mohon tunggu...
Vitri Indarti
Vitri Indarti Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya adalah pekerja wisata.\r\ndan ingin menonjolkan wisata klaten yang indah.\r\nphone 087803876368\r\ncall me for travelling information in jogja and klaten\r\n

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Buku Harian Putri Prambanan ( 1 )

22 Desember 2013   12:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:38 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kisah ini adalah fiksi belaka jika ada kesamaan nama tempat dan peristiwa maka hanya sebuah kebetulan

Joglo itu masih sama seperti biasanya. Pohon yg angkuh menjulang. Burung yg berkicau menyambut angin dan terkadang suara gamelan yg klasik dan kontemporer.. joglo itu masih sama.. tak ada yg menempatinya.. bukan karena suasana mistis yg melingkupinya atau kematian tragis pewarisnya.. bukan.. tp krn orang gila yg akan mencabik tubuhmu jika kau nekat untk tinggal disana...

Warga desa memakai joglo itu untk kepentingan bersama.. kau harus beramai ramai jika mau memasukinya.. bukan krn musik perkusi yg akan menyambutmu tp karena Rumah joglo itu adalah milik Raden Roro Sekar Nawang Sari yg meninggal dgn tragis dibantai calon suaminya...

Benarkah Rumah itu angker? Hanya bagi manusia yg tidak mengenal Kasih.

****

Jauh di seberang gunung dan bukit seorang wanita muda terburu2 memasuki gereja. Dgn tenang diikutinya kebaktian sampai selesai. Namanya Serena usianya 15 tahun hari itu dan baru minggu lalu dia lulus sma. Muda? Ya. Berulang kali dia loncat kelas. Pendidikan yg dia dapatkan atas belas kasihan Pastor Felix. Ayah angkat sekaligus pembimbing rohaninya..

Dari kejauhan Pastor Felix memandang serena. Diamatinya gadis yg sedang beranjak dewasa itu. Ingatannya mengembara ke masa lalu.. serasa baru minggu lalu dia menikahkan orang tuanya. Seolah baru kmaren dia membaptis anak itu.

"Titip anakku, mas felix" kata sekar waktu itu. Sebelum dia pergi menghadapi keluarganya. Takdirnya bahkan kematiannya. Apakah keluarga ningrat itu tau sekar punya keturunan? Entah... pastor  itu menarik nafas. Dan hari ini sudah saatnya Serena tau jati dirinya. Identitas yg sampai detik ini tertutup rapat sekeras apapun dia merayu ayah angkatnya.

Serena melangkah ringan kearah kantor tempat sang pastor sudah menunggunya. Dia tersenyum dan mencium tangan pastor dgn hormat. Setelah basa basi singkat pastor menyerahkan sebuah kotak beludru. Dgn pandangan bingung serena menerima kotak itu. Baginya kotak berbungkus kertas kado di meja lebih menarik.

"Kotak itu dari ibumu. Kado itu dr aku " jawab pastor tanpa ditanya

Ibu?

"Aku yg menikahkan orang tuamu nduk.. aku juga yg membaptismu.. aku mengenal ibumu sejak kami smp. Ibumu bernama Sekar dan ayahmu bernama Joseph. Aku tidak berhak menceritakan semua tp apa yg ada dlm kotak itu akan menjawabnya"

Serena menatap bayangan yg terpantul dihadapannya bergantian dgn wajah pastor. Selama ini dia mengira dia adl anak pastor felix seperti kata orang2 dipantiasuhan. Nama belakang mereka sama. Adrian. Dan tiba2 dia punya ayah dan ibu. Serena bermata biru dan berambut coklat. Sedang pastor seorang pribumi. Sungguh bodoh pikirannya. Apa ayahnya saudara pastor shg mereka punya nama yg sama?

Serena masih mematung. Selama 15 tahun dia menganggap diri sbg anak hasil dr hubungan terlarang... Oh my Lord...

*****

Bersambung kalau ga sibuk.

Salam.

Vitri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun