Mohon tunggu...
Felisiana Fidelia
Felisiana Fidelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/UNNES

Saya memiliki hobi menyanyi dan memasak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengajari Cinta Tanah Air Lewat Sajak: Puisi Anak, Kunci Membentuk Jiwa Nasionalisme

2 Desember 2024   10:51 Diperbarui: 2 Desember 2024   12:03 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai Berbuih putih di pasir berderai, Tampaklah pulau di lautan hijau,

Gunung gemunung bagus rupanya, Dilingkari air mulia tampaknya: Tumpah darahku Indonesia namanya.

Lihatlah kelapa melambai-lambai Berdesir bunyinya sesayup sampai Tumbuh di pantai bercerai berai

Tips membaca puisi anak 

Hal pertama yang harus dilakukan pembaca adalah memahami isi didalamnya puisi yang akan dibaca. Pengetahuan ini menjadi dasar penting untuk menentukan seperti apa pembacaan puisi selanjutnya.

  •  Memahami dan memahami isi puisi Sebelum membaca puisi, penting bagi pembaca untuk memahami isi dan maknanya. Hal ini akan membantu menentukan intonasi, emosi, dan ekspresi yang tepat sehingga pesan puisi lebih mudah tersampaikan kepada anak. Pemahaman ini memungkinkan Anda menggunakan bahasa yang indah dan berirama, sehingga membuat puisi Anda terasa lebih menarik dan mengharukan. Maka dari itu, guru dan orang tua sebaiknya memilih atau membuat puisi sesuai dengan tingkat pemahaman anak agar mendengarkan puisi menyenangkan dan bermakna. 
  • Pilihlah puisi yang sesuai dengan usia anak Anda. Pastikan puisi yang dibacakan mudah dipahami dan menarik perhatian anak. Pemilihan puisi hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa dan imajinasi anak sehingga dapat menyampaikan pesan pendidikan dan moral dengan lebih baik.
  • Bicaralah dengan nada ekspresif Intonasi yang tepat dan ekspresi wajah yang menarik dapat membuat puisi Anda lebih hidup. Hal ini akan menarik perhatian anak dan meningkatkan semangatnya dalam mendengarkan puisi.
  •  Melibatkan anak Mendorong anak untuk berpartisipasi, misalnya dengan mengulang kata-kata tertentu atau menunjuk gambar yang berhubungan dengan isi puisi. Partisipasi aktif ini membantu meningkatkan pemahaman dan daya ingat.
  •  Menjelaskan maksud puisi tersebut. Setelah membaca puisi, jelaskan secara singkat makna atau pesan puisi tersebut. Penjelasan ini membantu anak memahami nilai-nilai yang diajarkan.

 Membangun Generasi Nasionalis Sejak Kecil: 

Perasaan cinta terhadap negeri dapat dikenal sebagai nasionalisme merupakan wujud rasa hormat dan penghargaan terhadap bangsa. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai tindakan positif, seperti: Menjaga nama baik negara sesuai profesi, bangga menggunakan produk lokal, merayakan hari besar nasional, menjaga perdamaian nasional, mencintai dan melestarikan budaya lokal, dll. 

Menanamkan jiwa nasionalisme sejak dini merupakan langkah strategis penting sebagai investasi masa depan negara. Cara efektif membangun generasi penerus bangsa dengan nilai-nilai tersebut adalah melalui puisi anak. Puisi dapat menyampaikan pesan-pesan tentang cinta tanah air, semangat patriotisme, dan kepedulian terhadap kebangsaan dengan cara yang menarik dan menyentuh hati serta mudah dipahami oleh anak-anak. 

Misalnya puisi Muhammad Yamin tahun 1928 "Indonesia, Tumpahkan Darahku" yang mempunyai pesan nasionalis yang kuat sehingga cocok dijadikan sumber belajar alternatif untuk meningkatkan visibilitas pelajar Pancasila. 

Puisi Anak: Gerakan Nasional 

Puisi Anak bukan hanya sekedar puisi yang indah, namun juga merupakan gerakan strategis untuk memperkokoh kesadaran kebangsaan. Dalam pembelajaran puisi digunakan untuk meningkatkan literasi, mengenalkan sejarah dan nilai estetika, serta memperkuat nilai luhur bangsa. Penelitian menunjukkan bahwa puisi bertema nasionalisme dapat membangkitkan kesadaran siswa terhadap sejarah negaranya, menggugah emosi, dan memotivasi mereka untuk lebih mencintai tanah air. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun