Mohon tunggu...
Feliks Hatam
Feliks Hatam Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Bloger dan Youtuber

Feliks Hatam. Asal Manggarai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bocah Penakluk Gunung

1 Mei 2019   23:20 Diperbarui: 26 Juli 2019   18:45 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga tidaklah heran, bila Lon dan anak-anak dari kampung yang dikelilingi oleh gunung-gunung itu disebut anak-anak penakluk gunung. Karena semangat mencapai mimpi, kebranian melintasi gunung, dorongan untuk berusaha agar bisa berdiri dan duduk bersama orang lain yang dibersarkan ditengah kemajuan, seakan ingin mengatakan "kami memang dari kampung, tetapi semangat dan daya juang kami bukan kampungan". Walau Lon dan teman-teman seusianya berasal dari kampung tertinggal, tetapi semangat juang mereka tidak pernah tertinggal. Mereka tidak pernah berpikir bagaimana melintasi gunung yang memisahkan kami dengan bapa dan mama, tetapi yang mereka pikirkan adalah kami harus mendapat pendidikan, di mana saja sekolah itu ada.

***
Ada kerinduan saat setiap akhir pekan mereka bersama keluarga, bapa dan mama, kapan kami melihat cahaya yang mengalahkan pelita saat gelap tiba. Setiap tetesan keringat yang mengalir dari pipi imut mereka saat melintasi gunung ada harapan dalam nada tanya, kapan kita mendengar klakson mobil dari dapur rumah dan kapan kita melihat mobil dari jendela rumah, kapan kita bebas, kapan kita merdeka. Kemerdekaan ke-II. Merdeka dari keterbelakangan. Biarkan generasi kami, sedikit menikmati kemajuan, jalan raya, listrik, jaringan dan Puskemas terdekat. Bila berkenan. 

*) Feliks Hatam. B. adalah nama pena dari Benediktus Feliks Hatam. Saat ini Cerpenis tinggal di Ruteng.

**) Cerpen adalah fiktif, mohon maaf bila ada kesamaan kisah dan nama tokoh.
Itu hanya kebetulan

Kunjung juga: suaranusantarapost.wordpress.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun