Mohon tunggu...
Felix Aditya
Felix Aditya Mohon Tunggu... Lainnya - orang jawa

nerimo ing pandum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pandangan Hidup Orang Jawa

29 September 2020   19:41 Diperbarui: 29 September 2020   19:52 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
goodnewsfromindonesia.id

Persepsi merupakan sebuah proses menerima, mengidentifikasi, memaknai tentang pesan-pesan yang kita terima dalam lingkungan sosial ataupun budaya menggunakan indera kita (Samovar, 2017). 

Cara kita memahami dunia adalah persepsi yang terlahir dan terbentuk dari lingkunagn, budaya, masyarakat dan keluarga kita. Persepsi yang kita miliki akan membentuk perilaku dan pengambilan keputusan kita dalam menjalani kehidupan kita.   

Persepsi jawa dalam menjalani hidup ada 5 hal yang fundamental, yatu: 

1). Rila (rela) 

Yang artinya adalah berhubungan dengan keikhlasan dan mau menyerahkan segala miliknya, kekuasaan, dan seluruh hasil karyanya kembali ke hadapan tuhan yang maha esa (Musman, 2018).

Orang jawa memandang bahwa semua pencapaianya di dunia adalah hasil dari kebesaran tuhan yang maha esa maka dari itu orang jawa tidak takut untuk kehilangan semuanya itu jika tuhan yang maha esa memang berkehendak.

Tetapi perlu di ingat disini bukan berarti persepsi orang jawa adalah patah semangat atau tidak mau berjuang tetapi lebih bagaimana orang jawa ikhlas berbuat sesuatu tanpa takut kehilangan hal-hal duniawi yang dicapainya melalui kerja keras.

2). Narima (menerima)  

Yang artinya adalah tidak mengambil hak orang lain dan tidak iri akan keberhasilan orang lain (Musman, 2018). Orang yang narima berarti orang yang memiliki rasa syukur dalam menjalani hidup, walaupun orang sekitarnya berhasil orang jawa tidak merasa iri bahkan justru orang jawa ikut senang karena ia tau bahwa jalan hidup orang berbeda-beda dan jatah yang diberikan tuhan pasti dalam bentuk yang berbeda-beda. Segala yang sudah menjadi tanggung jawab orang jawa pasti akan dikerjakan dengan sepenuh hati. 

3). Temen 

Yang artinya adalah menepati apa yang sudah diucapkan baik dalam perkataan maupun dalam hati (Musman, 2018). Orang jawa adalah orang yang setia dengan perkataanya bahkan perkataan dalam hatinya akan dilaksanakannya jika sudah membuat sebuah tekad atau janji kepada dirinya maupun kepada orang lain.

Orang yang tidak menepati apa yang hatinya katakan berarti ia membohongi diri sendiri dan orang yang tidak menepati apa yang dikatakannya terhadap orang lain berarti ia adalah pembohong.

4). Sabar  

Yang artinya adalah kuat terhadap segala cobaan (Musman, 2018). Sabar merupakan ciri khas yang sanagat terlihat dari orang jawa, yaitu yang sabar, pemaaf, lembut dan penuh sopan santun.

Dapat diibaratkan kesabaran berupa jamu yang yang pahit, tatpi rasa pahit itu akan terbayar dengan kesembuhan penyakit yang ada. Sabar merupakan sesuatu yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk dilakukan. Sabar juga dapat menjadi tolak ukur tingkat kedewasaan seseorang.   

5). Budi Luhur 

Yang artinya adalah usaha dari manusia untuk menjalani kehidupan dengan tabiat, watak ataupun sifat-sifat yang dimiliki tuhan (Musman, 2018). Contoh dari hal ini adalah memiliki sikap adil, cinta kasih terhadap segala ciptaan tuhan, memiliki tat krama dan memiliki tata susila.

Menolong sesama tanpa imbalan juga salah satu contoh dari budi luhur ini. Tindakan-tindakan ini ditiru dan dicontoh dari ajaran-ajaran tuhan melalui kejernihan jiwa.

Dapat dilihat pandangan-pandangan tersebut adalah memiliki ciri khas tertentu yang menimbulkan ciri khas tertentu yang membedakan pandangan hidup orang jawa dengan pandangan hidup orang lain di daerah atau kebudayaan yang lainnya.

Pandangan-pandangan ini nantinya menjadi pegangan hidup dan selanjutnya berubah jadi hal yang diterapkan di kehidupan sehari-hari karena dianggap baik. 

SUMBER:

Samovar, Larry A, Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel, (2017). Communication Between Cultures. Boston: Cengage Learning US  

Musman, A. (2018). Bahagia ala Orang Jawa. Yogyakarta: Pustaka Jawi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun