Cuaca hangat menyambut kedatangan kami. Saya mulai mengaktifkan Google Maps untuk melihat atraksi serta spot menarik di kota ini. Di depan stasiun kereta kita bisa melihat "Tugu Selamat Datang" yang mirip seperti lambang Volkswagen dengan mahkota.
Kota ini memiliki kurang lebih 80.000 penduduk dan kita bisa mengunjungi tempat-tempat atraksi turis cukup dengan berjalan kaki saja. Dari stasiun menuju ke pusat kota memakan waktu kira-kira 10-15 menit.
Saat berjalan menuju ke pusat kota, kami menyusuri sungai Vyborg dan sampailah kami di pusat kota dengan bangunan-bangunan benteng serta perumahan dengan gaya abad pertengahan.
Kota Vyborg kental dengan suasana Skandinavia, karena dulunya kota ini pernah diduduki oleh Finlandia dan Swedia. Kota ini tampak sepi awalnya, tapi ketika menuju ke pusat kota, tampak banyak turis lokal yang sedang berjalan-jalan atau duduk di restoran menikmati suasana kota.
Jalanan di pusat Kota Vyborg masih ada yang berbatuan. Walau kecil, kota ini banyak dikunjungi oleh para turis lokal dan mancanegara karena keindahannya. Suasana Vyborg sangat berbeda dengan Moskow. Kota ini sangat tenang dan kegiatan berlangsung dengan perlahan.
Tampak Istana Vyborg dari kejauhan. Istana yang dibangun pada tahun 1293 oleh bangsa Swedia sebagai benteng pertahanan pertama tetap berdiri kokoh sebagai landmark Kota Vyborg.
Istana ini terbuka untuk umum. Untuk memasuki halaman istana pengunjung tidak dikenakan biaya. Namun, ketika ingin memasuki bangunan istana, pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar 300 rubel (Rp. 60.000,-).