Mohon tunggu...
Felicia Wijaya
Felicia Wijaya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Feli

we're all shining ☆

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengapa Kita Harus Menghentikan Fenomena Hoaks?

20 Mei 2021   13:20 Diperbarui: 20 Mei 2021   14:58 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di kota Surabaya pernah ada kabar bahwa didalam sebuah kolam renang, airnya dapat bergerak. Kemudian langsung dilakukan pengecekan ke lokasi dan bekerjasama dengan BMKG, kolam renang tersebut dikelola untuk memastikan benar atau tidaknya berita tersebut. Pernah juga ramai melalui perbincangan masyarakat mengenai hasil penelitian dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) menyebut bahwa ada dua patahan aktif di Surabaya. Masyarakat khawatir apakah patahan tersebut akan berpotensi tsunami. Kemudian langsung dilakukan pengecekan untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut. Penelitian tersebut juga mengatakan jika Surabaya terjadi gempa maksimalnya hanya mencapai 6,5 skala richter itu tidak berpotensi tsunami. Sehingga masyarakat setempat tidak perlu takut ataupun khawatir mengenai berita tersebut. Masyarakat juga memiliki bantuan dari organisasi KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) dalam menangani hoaks tersebut. Jika ada isu atau yang ramai diperbincangkan masyarakat Surabaya biasanya KIM akan langsung membantu mencari kebenaran kemudian informasi tersebut akan disebarkan. Selain itu, Pemkot Surabaya memiliki media sosial Sapawarga yang bekerjasama dengan Bagian Humas (Bangga Surabaya). Hal tersebut dilakukan supaya saat adanya berita yang tidak benar, masyarakat bisa langsung menyampaikan. Dengan begitu, akan mendorong rasa percaya masyarakat terhadap pemerintah yang pada akhirnya akan menguatkan persatuan.

Dari paparan diatas, tentunya kita harus menyadari pentingnya menolak dan menghentikan penyebaran hoaks. Saat mendapatkan atau menemukan berita yang belum pasti kebenarannya, biarkan berita tersebut sampai di tangan kita dan tidak berlanjut pada orang lain. Jangan jadikan rasa ketidaktahuan dan panik sebagai alasan untuk menyebarkannya. Ingatlah untuk terus saring sebelum sharing. Perbanyak kontrol diri dan  mengembangkan kemampuan literasi digital. Kemampuan itu akan membuat kita bisa memilah mana informasi yang tidak terpercaya dan juga menemukan "versi asli" dari berita tersebut. Selain dari diri sendiri, Peran pemerintah disini tentunya sangat diperlukan. Saya sangat mengapresiasi usaha Kominfo dalam memberantas berita berita palsu. UU ITE juga perlu digiatkan dan disosialisasikan lebih lagi pada masyarakat. Kemudian harapannya, setiap daerah di Indonesia bisa mencontoh kota Surabaya. Sebenarnya, hal tersebut pastinya sudah dilakukan, tetapi tetap saja masih perlu ditingkatkan.

Daftar Pustaka

  1. M. Ravii Marwan dan Ahyad. Analisis Penyebaran Berita Hoax di Indonesia (Universitas Gunadarma : Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi)

  2. Anisa Rizki Sabrina. 2018. Literasi Digital Sebagai Upaya Preventif  Menanggulangi Hoax. Journal of Communication Studies, Vol. 5 No. 2 (Universitas Gadjah Mada : Departemen Ilmu Komunikasi)

  3. Pitri Megasari. 2020. Kebijakan Pemerintah Surabaya dalam Menangani Berita Hoax (Studi kasus di kota Surabaya). AL-IMARAH : Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam, Vol. 5 No. 1 (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

  4. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hoaks diakses pada 25 Februari 2021

  5. https://id.wikipedia.org/wiki/Berita_bohong diakses pada 25 Februari 2021

  6. Yulistyo Pratomo. 2017. Begini asal muasal munculnya kata Hoax. Diakses pada 25 Februari 2021

  7. Bintoro Agung. 2016. Asal Mula Situs Hoax Berkembang di Indonesia. Diakses tanggal 25 Februari 2021

  8. Ayu Yuliyani. 2017. Ada 800.000 Situs Penyebar Hoax di Indonesia. Diakses tanggal 25 Februari 2021

  9. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun