"Kecerdasan adalah kemampuan beradaptasi terhadap perubahan." - Stephen Hawking. Menurut kutipan di atas, sebuah perubahan pastinya tidak dapat dihindari oleh manusia. Dimana hanya seseorang yang cerdas saja yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi akan perubahan.
Â
Sejak merdeka pada 17 Agustus 1945, Indonesia dibangun di atas fondasi keragaman yang mencakup berbagai suku, agama, budaya, dan bahasa. Dengan lebih dari 17.000 pulau dan ratusan kelompok etnis, tantangan besar bagi bangsa Indonesia adalah bagaimana mempersatukan perbedaan-perbedaan ini di bawah satu kesatuan. Pancasila, yang menjadi dasar ideologi negara, memainkan peran penting dalam menyatukan bangsa dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika," yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu."
Dengan banyaknya keragaman tersebut, maka integrasi menjadi sebuah kunci dalam menciptakan masyarakat yang harmonis, stabil, dan berkelanjutan. Sebelum itu, mari kita ketahui lebih dalam mengenai integrasi. Integrasi merupakan proses penyatuan berbagai hal yang berbeda menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Dalam konteks sosial dan politik, integrasi merujuk pada upaya menyatukan kelompok-kelompok masyarakat di Indonesia yang memiliki latar belakang, budaya, bahasa, agama, atau kepentingan yang berbeda, sehingga bangsa Indonesia  dapat hidup dan bekerja bersama secara damai dan produktif.
Integrasi sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam konteks negara dan masyarakat yang beragam seperti Indonesia. Â Hadirnya integrasi di tengah keberagam Indonesia akan membantu menciptakan persatuan di tengah-tengah perbedaan, baik perbedaan budaya, agama, maupun suku.
Tanpa integrasi, perpecahan dan konflik dapat muncul, yang mengancam stabilitas negara. Integrasi memastikan bahwa semua pihak merasa menjadi bagian dari keseluruhan yang lebih besar, mengurangi ketegangan antar kelompok. Tidak hanya itu saja, hadirnya integrasi sosial dan politik memfasilitasi kerjasama yang lebih baik di antara berbagai wilayah dan kelompok masyarakat.
Terdapat serangkaian proses dalam interaksi sosial untuk bersatu sehingga memenuhi segala bidang kehidupan yang dikenal sebagai hakikat integrasi. Hakikat integrasi mengacu pada proses penyatuan berbagai hal yang berbeda sehingga menjadi satu kesatuan yang harmonis. Dalam berbagai konteks, integrasi berfokus pada upaya untuk menghilangkan perpecahan, membangun kerja sama, dan menciptakan rasa kesatuan di antara pihak-pihak yang terlibat.
Hakikat utama dari integrasi adalah menyatukan berbagai elemen yang beragam tanpa menghilangkan identitas atau ciri khas masing-masing. Dalam konteks sosial, integrasi tidak berarti penyeragaman, tetapi pengakuan terhadap perbedaan yang ada serta usaha untuk membangun kerja sama yang harmonis. Misalnya, di Indonesia, integrasi berarti bagaimana berbagai suku, agama, dan budaya bisa bersatu dalam satu bangsa dengan tetap mempertahankan identitas masing-masing.
Kemudian, Integrasi bertujuan menciptakan keselarasan dan harmoni antara berbagai komponen. Ketika berbagai kelompok atau elemen masyarakat terintegrasi, mereka bekerja bersama menuju tujuan yang sama, yang membawa pada kestabilan dan keseimbangan. Hakikat ini terlihat dalam bidang ekonomi, politik, atau sosial, di mana keselarasan adalah kunci keberhasilan.
Permasalahan dalam mewujudkan integrasi nasional di Indonesia muncul dari berbagai faktor, seperti keragaman budaya, agama, bahasa, serta latar belakang sosial-ekonomi yang berbeda-beda di setiap wilayah. Ketimpangan pembangunan antara daerah perkotaan dan pedesaan, terutama di wilayah-wilayah yang terpencil, menambah kompleksitas masalah ini.
Konflik berbasis suku dan agama, serta ancaman separatisme di beberapa daerah, juga menghambat terciptanya kesatuan. Selain itu, kurangnya rasa kepercayaan antara pemerintah pusat dan daerah tertentu kerap memicu ketegangan politik, sehingga memerlukan upaya yang lebih intensif untuk menjaga keharmonisan dan kesetaraan bagi seluruh lapisan masyarakat dalam bingkai kebhinekaan.
Salah satu inti dari integrasi adalah penerimaan dan toleransi terhadap perbedaan. Dalam proses integrasi, individu atau kelompok belajar untuk menerima keberadaan dan pandangan pihak lain, meskipun berbeda. Toleransi merupakan landasan penting untuk menghindari konflik. Namun, permasalahan dalam terwujudnya integrasi nasional di Indonesia telah menjadi tantangan serius sejak awal kemerdekaan, terutama karena keberagaman etnis, agama, dan budaya yang sangat kompleks.
Di tengah upaya menyatukan bangsa, berbagai pemberontakan dan gerakan separatis muncul yang mengguncang stabilitas nasional. Contohnya, gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang dipimpin oleh Kartosuwiryo di Jawa Barat pada tahun 1949, bertujuan mendirikan negara Islam terpisah dari Republik Indonesia.
Pemberontakan ini memperlihatkan adanya ketidakpuasan terhadap bentuk negara kesatuan yang dipilih, terutama di kalangan kelompok yang menginginkan dasar negara berbasis agama. Selain itu, pemberontakan Andi Azis di Sulawesi Selatan pada 1950 merupakan bentuk ketidakpuasan terhadap integrasi politik yang dilakukan pemerintah pusat di wilayah bekas Negara Indonesia Timur (NIT).
Gerakan separatis seperti ini menunjukkan bahwa integrasi nasional di Indonesia tidaklah mudah, mengingat perbedaan ideologi dan kepentingan regional yang sering berseberangan dengan visi nasional. Konflik-konflik tersebut menegaskan bahwa integrasi nasional membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif, toleransi, serta kebijakan yang mampu mengakomodasi keragaman tanpa mengorbankan persatuan.
Bentuk-bentuk perlawanan tersebut disebut disintegrasi. Dimana disintegrasi merupakan sebuah ancaman bagi bangsa Indonesia karena dapat menyebabkan perpecahan atau pertikaian. Oleh sebab itu disintegrasi harus dihindari. Dalam menghadapi ancaman disintegrasi ke depan, bangsa Indonesia perlu melakukan berbagai upaya strategis yang berfokus pada penguatan persatuan dan kesatuan nasional.
Â
Terdapatnya banyak upaya yang dapat di lakukan di era sekarang untuk menghindari terjadinya perpecahan atau disintegrasi. Salah satu langkah yang dapat dilakukan di bidang pendidikan adalah dengan memperkuat pendidikan karakter yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, yang mengajarkan pentingnya toleransi, kebhinekaan, serta rasa kebersamaan di tengah perbedaan.
Tidak hanya itu saja, sekolah juga dapat memberikan seminar terkait hal yag dapat menyadarkan siswa mengenai persatuan. Banyak pelajar di Indonesia yang menyepelkan perpecahan, sehingga hal tersebut harus segara dihentikan. Pemerintah juga perlu memperkuat kesejahteraan ekonomi dengan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah, terutama di daerah-daerah tertinggal yang rentan terhadap gerakan separatis.
Selain itu, pemerintah juga harus bersikap adil sehingga tidak terjadi pemberontakan,  Terlebih kelompok-kelompok minoritas dan lokal, yang harus dipastikan bahwa semua pihak merasa didengar dan dilibatkan dalam proses pembangunan negara. Sehingga tidak ada pihak yang merasa  tidak adil.
Sebagai masyarakat kita juga harus bisa mewujudkan tolernasi. Banyak upaya yang dapat dilakukan masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti dengan saling berkeja sama, bergotong royong, dan menghargai satu sama lain. Masyarakat juga tidak boleh menyepelehkan upaya menjaga persatuan bangsa ini.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional merupakan proses yang sangat penting dalam mempersatukan keberagaman Indonesia. Meskipun Indonesia memiliki tantangan besar dalam menghadapi perbedaan budaya, agama, dan lainnya. Integrasi yang baik dapat mencegah perpecahan dan konflik, tanpa integrasi, ancaman disintegrasi akan semakin besar. Terdapat upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan pelajar, agar Indonesia dapat terus menjaga stabilitas dan harmoni di tengah keragaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H