Mohon tunggu...
Felicia Ivana
Felicia Ivana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

NIM: 46124010014 // S1 Psikologi // Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ranggawarsita Tiga Era, Kalasuba, Katatidha, Kalabendhu, dan Fenomena Korupsi di Indonesia

27 Oktober 2024   12:58 Diperbarui: 27 Oktober 2024   12:58 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Upaya Mengatasi Kondisi Kalabendhu dan Fenomena Korupsi

Untuk keluar dari kondisi Kalabendhu yang digambarkan Ranggawarsita, diperlukan upaya kolektif dalam mengembalikan nilai-nilai kebajikan dan integritas di berbagai aspek kehidupan. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

Pendidikan Moral dan Etika: Masyarakat perlu diajarkan untuk kembali menjunjung nilai-nilai kebajikan sejak dini, terutama dalam hal integritas dan keadilan.

Penegakan Hukum yang Tegas: Pemerintah perlu menindak tegas pelaku korupsi tanpa pandang bulu. Penegakan hukum yang konsisten akan menjadi peringatan bagi orang-orang yang ingin melakukan korupsi.

Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pemerintahan: Pemerintah harus membuka akses informasi kepada publik dan melibatkan masyarakat dalam proses pengawasan.

Penguatan Budaya Gotong Royong dan Solidaritas Sosial: Mengembalikan nilai-nilai kebajikan juga bisa dilakukan dengan memperkuat budaya gotong royong, di mana masyarakat saling membantu dan peduli.

Kesimpulan

Pemikiran Raden Ngabehi Ranggawarsita tentang tiga era Kalasuba, Katatidha, dan Kalabendhu tidak hanya menjadi karya sastra, tetapi juga sebagai refleksi filosofis terhadap kondisi sosial dan politik yang dialami masyarakat pada masanya. Dalam Serat Kalatidha dan Serat Kalabendhu, Ranggawarsita mengisyaratkan siklus kehidupan manusia dan masyarakat yang beralih dari masa kejayaan moral ke masa kemerosotan, yang relevan untuk memahami dinamika sosial hingga saat ini.

Fenomena korupsi di Indonesia, yang merupakan salah satu manifestasi era Kalabendhu, menyoroti bagaimana penyimpangan nilai-nilai luhur dan moralitas telah menyebabkan krisis kepercayaan dalam masyarakat. Korupsi yang merajalela di berbagai bidang --- mulai dari pemerintahan, ekonomi, hingga pendidikan --- adalah bukti nyata bahwa Indonesia saat ini sedang berada di masa penuh tantangan, di mana nilai-nilai etis dan integritas sudah banyak tergantikan oleh pragmatisme dan materialisme.

Untuk membangun kembali nilai moral yang kuat, Indonesia memerlukan transformasi komprehensif yang melibatkan pendidikan, reformasi dalam sistem pemerintahan, dan peran aktif masyarakat. Kearifan lokal, seperti yang tercermin dalam karya Ranggawarsita, harus dihidupkan kembali sebagai fondasi spiritual dan etis dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan bebas dari korupsi.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun