Mohon tunggu...
Felicia Ivana
Felicia Ivana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

NIM: 46124010014 // S1 Psikologi // Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ranggawarsita Tiga Era, Kalasuba, Katatidha, Kalabendhu, dan Fenomena Korupsi di Indonesia

27 Oktober 2024   12:58 Diperbarui: 27 Oktober 2024   12:58 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Fenomena Korupsi di Indonesia sebagai Manifestasi Era Kalabendhu

Dalam konteks Indonesia, fenomena korupsi dapat dianggap sebagai manifestasi dari kondisi Kalabendhu. Sejak kemerdekaan, Indonesia telah berjuang melawan korupsi, namun masalah ini tampaknya semakin akut dan kompleks seiring waktu. Korupsi di Indonesia menyebar di berbagai level, mulai dari tingkat elit politik hingga aparatur pemerintahan di tingkat daerah, bahkan hingga ke masyarakat umum.

1. Korupsi Struktural dalam Pemerintahan

Korupsi di tingkat pemerintahan Indonesia terjadi dalam berbagai bentuk, seperti penyalahgunaan anggaran negara, penggelapan dana bantuan, hingga kolusi dan nepotisme dalam birokrasi. Praktik-praktik ini terjadi secara sistematis dan melibatkan banyak pihak, sehingga menciptakan jaringan korupsi yang sulit untuk dibongkar. Contoh nyata adalah kasus korupsi bantuan sosial yang menyeret banyak pejabat tinggi di Indonesia, di mana dana yang seharusnya dialokasikan untuk masyarakat miskin justru diselewengkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

2. Korupsi dalam Sektor Ekonomi dan Bisnis

Selain di pemerintahan, korupsi juga merajalela di sektor ekonomi dan bisnis. Para pelaku usaha seringkali terlibat dalam praktik suap untuk mempercepat proses perizinan, memperoleh proyek-proyek pemerintah, atau menghindari pajak. Budaya ini menciptakan ketidakadilan bagi pelaku usaha lain yang mencoba menjalankan bisnis dengan jujur, karena mereka tidak memiliki "akses khusus" yang dimiliki oleh mereka yang berani memberikan suap.

3. Korupsi dalam Pendidikan dan Sosialisasi Budaya

Praktik korupsi di Indonesia tidak hanya terjadi di dunia ekonomi dan pemerintahan, tetapi juga merembes ke dalam dunia pendidikan dan budaya. Dalam sektor pendidikan, misalnya, fenomena jual-beli nilai, pungutan liar di sekolah, hingga nepotisme dalam penerimaan mahasiswa adalah bentuk-bentuk korupsi yang terjadi secara masif. Kondisi ini membentuk generasi muda yang terbiasa dengan praktik tidak jujur, dan pada akhirnya, mereka pun akan menjadi penerus budaya korupsi di masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun