Pengembangan Soft Skills melalui Pelatihan dan Workshop
Soft skills, seperti komunikasi, kolaborasi, dan pemikiran kritis, dapat dikembangkan melalui pelatihan dan workshop yang dirancang khusus. Kegiatan ini sering kali melibatkan permainan peran, simulasi, dan diskusi kelompok yang menantang peserta untuk bekerja sama dan berpikir secara kreatif. Melalui pelatihan ini, peserta dapat belajar cara mitigasi konflik, berpikir di luar kebiasaan, dan mengkomunikasikan ide secara efektif. Penguasaan soft skills membantu individu dalam menghadapi situasi praktis dengan lebih percaya diri dan fleksibel, meningkatkan kemampuan mereka untuk melakukan practical value rationality di berbagai situasi.
Jadi  untuk menjadi seorang sarjana yang bahagia adalah mereka yang mampu memilih nilai praktis rasionalitas melalui berbagai pilihan dalam wilayah publik. Keputusan tersebut didasarkan pada kebijaksanaan praktis dan moralitas yang situasional. Dengan pemahaman ini, menjadi sarjana tidak hanya berarti memiliki pengetahuan teoretis atau absolut, tetapi juga kemampuan untuk menerapkan kebijaksanaan praktis dalam berbagai situasi kehidupan publik, mempertimbangkan nilai-nilai pragmatis, dan mencapai kebahagiaan serta keadilan sosial.
Practical Value Rationality (Nilai Praktis Rasionalitas) Menurut Aristoteles berpendapat bahwa dalam menentukan keputusan, manusia dihadapkan pada pilihan yang bersifat pribadi dan absolut. Pilihan ini sering kali bertentangan dengan konsep "kebenaran" universal. Pilihan yang bersifat pribadi ini muncul dari perspektif individu yang unik, sehingga ketika berhadapan dengan kebenaran yang dianggap universal, potensi konflik dan masalah muncul. Pengetahuan non-theoria produktif lebih mengutamakan "kegunaan" dibandingkan kebenaran yang perlu. Sikap ini pragmatis, yang penting adalah hasil yang berguna, efisien, dan efektif. Sebagai contoh, seorang pembuat bakso lebih menitikberatkan pada rasa yang enak dan kemampuan dagangannya laku terjual, tanpa mempermasalahkan metode atau cara yang digunakan asalkan hasilnya baik (contoh benda mati).
Kemudian Pengetahuan theoria, di sisi lain, menekankan bahwa kebenaran lebih utama dibandingkan kegunaan atau faedah. Sikap ini ideologis, memandang sesuatu hanya benar atau salah tanpa melihat jalan tengah. Pendekatan seperti ini seringkali bersifat dogmatis dan tidak bisa dikompromikan (contoh benda alam). Kemudian pada Ilmu non-theoria atau praktis menitikberatkan pada tindakan dan hasil yang lebih baik atau kurang baik dibandingkan nilai numerik absolut. Misalnya, meskipun 5+5=10 adalah benar secara matematis, dalam praktik, penilaian ini bisa menjadi subjek etika dan politik manusia. Kualitas interaksi dan tindakan manusia lebih ditekankan.
Kesalahan dalam menilai manusia tidak selalu menunjukkan kekurangan moral. Contoh, Tuan Darmono yang salah menghitung pajak tidak berarti dia tidak cerdas atau buruk secara moral. Sebaliknya, orang yang pintar belum tentu memiliki moral yang baik. Ini memperlihatkan bahwa moralitas dan kemampuan rasional dalam matematika atau pengetahuan lainnya tidak selalu berkaitan. Aristoteles memandang manusia sebagai zoon politikon, yaitu makhluk yang hidup dalam komunitas dan bermasyarakat. Dalam konteks kehidupan bersama, manusia menjalani hidup dengan keutamaan (arite) dan moralitas tanpa pamrih. Kebaikan dilakukan demi kebaikan itu sendiri, bukan manfaatnya. Hasil dari tindakan baik tidak selalu diukur dengan keuntungan, tetapi sebagai bentuk kewajiban moral.
Aristoteles mengusulkan konsep jalan tengah atau golden mean. Tidak ada sesuatu yang murni baik atau buruk. Manusia bersifat fleksibel, berubah, dan tidak selalu menjadi simbol kebenaran absolut. Pilihan partikular dapat dibawa ke diskursus publik untuk diuji secara situasional, sehingga baik atau buruk menjadi relatif dan bergantung pada kondisinya. Ini menunjukkan bahwa cara pengambilan keputusan menjadi penting untuk menciptakan keadilan, karena keputusan tersebut adalah pilihan moral individu sendiri. Rasionalitas nilai praktis, atau phronesis, menekankan penerapan pengetahuan dalam skenario dunia nyata, menjembatani kesenjangan antara pemahaman teoritis dan praktik sehari-hari. Bentuk rasionalitas ini pada dasarnya adalah seni membuat keputusan bijaksana yang dapat mengarah pada kehidupan yang berbudi luhur dan memuaskan.Â
Ini melibatkan kemampuan untuk membedakan dan memilih tindakan yang tepat dalam berbagai situasi, mengakui kompleksitas dan konteks unik dari setiap keputusan. Di samping etika peningkatan diri, rasionalitas nilai praktis mendorong individu untuk menumbuhkan tidak hanya kebajikan intelektual tetapi juga moral, memastikan bahwa keputusan yang dibuat selaras dengan prinsip-prinsip etika yang lebih luas dan berkontribusi pada kesejahteraan pribadi dan masyarakat. Melalui refleksi berkelanjutan dan penerapan penilaian yang baik, bentuk rasionalitas ini membimbing individu dalam menavigasi tantangan hidup dengan integritas dan kebijaksanaan.
Kesimpulan
Mengakhiri ini sebagai kesimpulan saya berpendapat bahwasanya untuk menjadi seorang sarjana bukan hanya tentang mendapatkan gelar, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa menerapkan ilmu yang telah kita pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan melakukan practical value rationality, atau rasionalitas nilai praktis, sangat penting di sini. Artinya, kita harus bisa membuat keputusan yang bijak dan tepat berdasarkan pengetahuan yang kita miliki, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain di sekitar kita. Dengan ini, kita bisa menjadi sarjana yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.Â
Pada intinya, practical value rationality membantu kita untuk selalu reflektif dalam mengambil tindakan. Ini berarti kita harus selalu memikirkan konsekuensi dari setiap keputusan dan bagaimana itu bisa mempengaruhi kehidupan kita dan lingkungan sekitar. Dengan menggabungkan pengetahuan akademis dengan kebijaksanaan praktis, kita tidak hanya menjadi lebih kompeten dalam bidang kita, tetapi juga lebih bijak dan bertanggung jawab sebagai individu. Jadi, menjadi sarjana dengan kemampuan melakukan practical value rationality adalah langkah penting menuju kehidupan yang lebih bermakna dan berkontribusi positif bagi masyarakat.