Mohon tunggu...
Felicia Aurora
Felicia Aurora Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dampak Terlalu Sering Scroll Video Pendek, Berbahaya kah?

19 Juni 2024   23:26 Diperbarui: 19 Juni 2024   23:50 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Konten video berdurasi pendek menjadi salah satu tren yang digemari generasi muda saat ini. Berbagai media sosial telah dipenuhi oleh video-video singkat seperti TikTok, Reels Instagram, YouTube Shorts dan lain sebagainya.

Menurut Telematics Information, video pendek didefiniskan sebagai video dengan durasi kurang dari 15 menit, biasanya 1--5 menit, dan memiliki tema yang jelas.

Seperti yang kita tahu, media sosial menerapkan sistem algoritma, dimana sistem tersebut akan memberikan hal-hal atau konten-konten yang mungkin menjadi ketertarikan penggunanya.

Ketika kita menonton suatu konten video dengan durasi cukup lama, dan bahkan sampai menyukai atau berkomentar, maka algoritma akan membaca bahwa kita tertarik dengan konten tersebut dan konten sejenis lainnya.

Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa seseorang bisa terus bertahan berjam-jam untuk scrolling dan menonton tanpa ada titik henti hingga akhirnya mengalami kecanduan. Lantas, bagaimana dampak video pendek terhadap otak? Ini penjelasannya.

1. Video pendek dapat menyebabkan kecanduan

Dilansir Cyberpsychology, kecanduan video pendek didefinisikan sebagai penggunaan video pendek yang berlebihan dan tidak rasional hingga memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Penelitian berjudul "The addiction behavior of short-form video app TikTok: The information quality and system quality perspective" menyatakan bahwa kecanduan ini dapat disebabkan karena video yang disajikan berdasarkan algortima atau sering disebut "for your page" (FYP) yang sudah dipersonalisasi berdasarkan minat dan kesukaan pengguna (Frontiers in Psychology, 2022).

Selain itu, kualitas video yang bagus dan bersifat menghibur menambah kesenangan pengguna untuk menonton lebih banyak video. Hal ini membuat pengguna ingin terus melihat video-video lain yang disukainya, sehingga tak sadar

2. Menonton video pendek secara berlebihan dapat menurunkan kemampuan otak untuk fokus

Menurut penelitian dengan judul "Accelerating Dynamics of Collective Attention," scroll media sosial secara berlebihan dapat menurunkan fokus dan rentang perhatian seseorang (Nature Communications, 2019).

Lebih lanjut, hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa menonton video pendek bisa mengakibatkan defisit pada kemampuan seseorang untuk menerima atau mengonsumsi konten dengan durasi lebih panjang. Ini dikarenakan durasi konten yang lebih panjang membutuhkan fokus yang lebih lama.

Orang-orang yang sebelumnya terbiasa melihat video apa pun dengan durasi 10--30 menit akan merasa bosan, serta kehilangan minat dan fokus dalam menonton tayangan tersebut.

3. Kecanduan video pendek menurunkan motivasi belajar

Konsumsi video pendek yang berlebihan dapat memberikan perasaan menyenangkan secara instan. Instannya cara mendapatkan kesenangan melalui video pendek ini dapat menurunkan motivasi dalam mengejar tantangan, serta menambah pengetahuan dan keterampilan untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan di masa depan. 

Seseorang biasanya akan cenderung lebih memilih hal yang mudah dan menyenangkan dibandingkan hal yang membutuhkan usaha dan proses, walaupun memiliki hasil jangka panjang yang lebih baik.

4. Video pendek dapat memengaruhi memori otak

Ketika melihat suatu objek visual, otak akan dengan mudah melupakannya. Jadi, untuk mengingat objek tersebut, perlu menyimpan objek visual tersebut sebagai sebuah ingatan yang disebut ingatan visual jangka pendek.

Saat melakukan sesuatu kegiatan sehari-hari seperti membaca, kita memerlukan ingatan jangka pendek ini untuk dapat menetukan langkah selanjutnya dan kemudian diproses menjadi memori jangka panjang. 

Apabila kita melakukan kegiatan tersebut diselingi atau dibarengi dengan menonton short video, ingatan jangka pendek akan berkurang.

Hal itu dikarenakan pemrosesan memori kita terbatas. Ketika muncul distraksi berupa potongan short video, kerja otak untuk memproses sebuah memori terbagi, hingga menyebabkan daya ingat menjadi tidak optimal.

Cara Mengatasinya?

Beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif otak, yaitu:

  • Melakukan penghitungan matematika di kepala
  • Gambar peta dari ingatan
  • Mempelajari bahasa baru
  • Mempelajari cara memainkan alat musi
  • Hafalkan suatu daftar dan uji ingatanmu
  • Main Sudoku
  • Bermain puzzle

Selain latihan kognitif yang disebutkan diatas, kita juga bisa melatih otak lewat olahraga teratur, aktif secara sosial, dan bermeditasi.

Itulah dampak atau bahaya terlalu sering menonton video pendek bagi otak. Penting sekali bagi kita sebagai pengguna untuk menyadari risiko ini dan memastikan bahwa kita menggunakan platform media sosial dengan bijak, serta menjaga keseimbangan dalam kehidupan digital kita.

Karena bagaimanapun, media sosial atau platform konten adalah pisau bermata dua yang dapat mendatangkan manfaat atau dampak buruk, tergantung penggunanya.


Referensi:
Nature Communications. Diakses pada 2024. Accelerating dynamics of collective attention.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun