Mohon tunggu...
Felicia Angelina
Felicia Angelina Mohon Tunggu... Wiraswasta - doing my best

as always!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Eksistensi Bakteri Terus Berlanjut?

24 Agustus 2018   20:56 Diperbarui: 24 Agustus 2018   21:16 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.artikelsiana.com/2015/03/bakteri-bagian-struktur-sel-macam-bakteri.html

Sebagai makhluk hidup, bakteri juga bernafas, bergerak, membutuhkan nutrisi, tumbuh (berkembang), berkembang biak, dan beradaptasi.

Ketersediaan oksigen dan karbondioksida sangat menunjang kehidupan bakteri. Bakteri membutuhkan oksigen untuk respirasi. Ditinjau dari kebutuhan oksigennya, bakteri dibagi menjadi bakteri aerob yang butuh oksigen, bakteri anaerob fakultatif yang bisa hidup bila ada maupun tidak ada O2 , dan bakteri anaerob obligat yang tidak butuh oksigen. Karbondioksida diperlukan bakteri untuk proses fiksasi karbondioksida heterotrof dan proses sintesis asam lemak.

Bakteri bergerak dengan bantuan flagela. Pengelompokan bakteri berdasarkan jumlah dan letak flagelanya, yakni atrik (tidak mempunyai flagela), monotrik (hanya mempunyai satu flagela), lofotrik (banyak flagela pada salah satu sisi sel), amfitrik (flagela pada kedua ujung sel), dan peritrik (flagela tersebar di seluruh permukaan dinding sel).

Nutrisi yang dibutuhkan tiap bakteri tentu saja berbeda. Nutrisi-nutrisi yang diperlukan antara lain sumber karbon organik dan anorganik, energi senyawa kimia dan cahaya, nitrogen organik dan garam nitrogen anorganik, dan juga air.

Cara bakteri untuk mendapatkan nutrisi antara lain dengan membuat makanannya sendiri (bakteri autotrof) atau mendapatkan makanan dari organisme lain (bakteri heterotrof).

Bakteri autotrof dibagi menjadi bakteri fotoautotrof dan bakteri kemoautotrof. Bakteri fotoautotrof mampu memanfaatkan energi cahaya matahari untuk membuat makanan mereka melalui proses fotosintesis (contohnya bakteri hijau dan bakteri ungu), sedangkan bakteri kemoautotrof mampu menggunakan energi kimia untuk membuat makanan mereka sendiri. Bakteri kemoautotrof ini sangat berperan penting dalam menjaga siklus nitrogen yang digunakan makhluk hidup lainnya sebab nitrogen tidak dapat dibuat oleh organisme hidup sehingga harus terus-menerus didaur ulang.

Bakteri heterotrof dibagi menjadi bakteri saproba, bakteri parasit, dan bakteri yang bersimbiosis mutualisme. Bakteri saproba mampu menguraikan organisme yang sudah mati atau bahan organik lain untuk memperoleh makanan dan menghasilkan beberapa senyawa (seperti CO2, nitrogen, gas metana, asam sulfur, nitrat, dan hidrogen). Bakteri parasit mendapat makanan dari tubuh organisme lain yang ditumpanginya. Bakteri yang bersimbiosis mutualisme mendapat makanan dan juga memberi keuntungan bagi organisme lain tersebut. Pada umumnya, bakteri parasit merupakan bakteri patogen (menyebabkan penyakit pada inang).

Tumbuh kembang bakteri dipergaruhi oleh beberapa faktor, yakni pH, suhu (temperatur), kandungan garam, sumber makanan (nutrisi), zat kimia, dan zat sisa metabolisme. Temperatur yang dibutuhkan bakteri patogen yang hidup pada tubuh manusia adalah sekitar 37°C. Temperatur yang sesuai berguna bagi bakteri untuk dapat membelah dengan baik dan menghindarkan diri dari kerusakan. Derajat keasaman (pH) juga tidak kalah penting. Bakteri patogen membutuhkan pH sekitar 7,2 sampai 7,6. Bakteri jenis fermentatif membutuhkan pH yang lebih tinggi.

Bakteri juga melakukan reproduksi atau berkembang biak demi menjaga kelestarian eksistensinya. Reproduksi bakteri terdiri atas reproduksi seksual dan reproduksi aseksual.

Reproduksi bakteri secara seksual dilakukan dengan konjugasi (pemindahan materi gen dari suatu sel bakteri ke sel bakteri lain secara langsung melalui jembatan konjugasi), transduksi (rekombinasi gen antara dua sel bakteri yang diperantarai virus fag), dan transformasi (rekombinasi gen yang terjadi melalui pengambilan langsung sebagian materi gen dari bakteri lain oleh suatu bakteri). Reproduksi ini terjadi karena adanya penggabungan DNA dua bakteri yang berbeda dengan cara langsung maupun tak langsung.

Reproduksi bakteri secara aseksual dilakukan dengan pembelahan biner (1 sel menjadi 2 sel, 2 sel menjadi 4 sel, 4 menjadi 8, dan seterusnya). Setiap bakteri memiliki waktu generasi yang berbeda-beda, tergantung spesiesnya. Salah satu contohnya adalah Escherichia coli memiliki waktu generasi selama 15-20 menit, artinya Escherichia coli mampu menggandakan selnya menjadi 2 kali lipat dalam kurun waktu 15-20 menit. Pada reproduksi ini, sel akan tumbuh dua kali lebih besar dari ukuran awal, kemudian membelah menjadi dua. Sel bakteri juga akan menggandakan DNAnya (sifat genetik). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun