Mohon tunggu...
Felicia ParamdayaniA
Felicia ParamdayaniA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswa aktif universitas airlangga, fakultas vokasi, dan prodi D4 teknik informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Pergaulan Bebas

5 Juni 2024   20:17 Diperbarui: 5 Juni 2024   20:40 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial juga menyediakan platform bagi individu untuk mengekspresikan diri mereka tanpa batasan geografis atau sosial. Hal ini memungkinkan berbagai gaya hidup dan pandangan yang lebih liberal untuk tersebar luas dan diterima oleh audiens yang lebih besar. Dengan adanya fitur interaktif, seperti komentar dan berbagi, media sosial memfasilitasi diskusi dan penerimaan terhadap perilaku yang lebih bebas, sehingga memperluas jangkauan dan pengaruh pergaulan bebas.

Akibatnya, media sosial tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga menjadi medium yang secara signifikan mempengaruhi budaya dan norma sosial. Platform-platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter, sering kali menjadi tempat bagi generasi muda untuk menemukan dan mengikuti tren-tren baru yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh keluarga atau masyarakat mereka. Dengan demikian, media sosial menjadi salah satu faktor utama yang memperkuat dan menyebarkan fenomena pergaulan bebas di era digital ini.

Dampak Psikologis dan Sosial

Meskipun pergaulan bebas sering dianggap sebagai manifestasi kebebasan individu, fenomena ini juga membawa berbagai dampak psikologis dan sosial yang signifikan. Orang yang terlibat dalam pergaulan bebas mungkin menghadapi stres yang tinggi, kebingungan identitas, serta kerusakan hubungan interpersonal. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat merugikan kesejahteraan mental dan emosional mereka. 

Pergaulan bebas juga dapat memicu perpecahan dalam struktur keluarga, menyebabkan konflik dan ketegangan di antara anggota keluarga yang berbeda pandangan. Di tingkat masyarakat, fenomena ini dapat mengganggu kohesi sosial, memperburuk nilai-nilai tradisional, dan memicu berbagai masalah sosial. 

Selain itu, pergaulan bebas meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular seksual dan kehamilan tidak direncanakan, yang keduanya memiliki konsekuensi kesehatan dan sosial yang serius. Penyakit menular seksual dapat menyebar lebih cepat dan luas, mengakibatkan dampak kesehatan jangka panjang bagi individu dan beban tambahan bagi sistem kesehatan masyarakat. Kehamilan tidak direncanakan sering kali berujung pada tantangan ekonomi dan sosial bagi ibu dan anak, serta dapat mengganggu rencana pendidikan dan karier.

Tantangan dan Solusi

Menanggapi maraknya pergaulan bebas, diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif. Pendidikan seks yang komprehensif, pembangunan kesadaran sosial, dan penguatan nilai-nilai keluarga menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini. Selain itu, pentingnya advokasi untuk kesejahteraan mental, pemahaman yang lebih baik tentang seksualitas yang sehat, serta penguatan hubungan interpersonal yang berkualitas tidak bisa diabaikan.

Kesimpulan

Fenomena pergaulan bebas yang semakin marak di masyarakat modern mencerminkan perubahan signifikan dalam nilai-nilai sosial dan norma budaya, didorong oleh kebebasan individu, pengaruh teknologi, dan media sosial. Meskipun dianggap sebagai ekspresi kebebasan, pergaulan bebas membawa dampak psikologis dan sosial yang serius, termasuk stres, kebingungan identitas, kerusakan hubungan, serta risiko kesehatan seperti penyakit menular seksual dan kehamilan tidak direncanakan. 

Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan pendekatan holistik yang mencakup pendidikan seks komprehensif, pembangunan kesadaran sosial, penguatan nilai-nilai keluarga, advokasi kesejahteraan mental, serta promosi hubungan interpersonal yang sehat dan berkualitas. Dengan langkah-langkah ini, masyarakat dapat lebih siap mengatasi dampak negatif pergaulan bebas dan menciptakan lingkungan yang lebih stabil dan suportif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun