Saya ndak setuju kalau sampai ada aplikasi pesan yang di blokir permanen. Biarpun saya katrok dan ndak pernah pakai Telegram -- kalau surat-suratan iya. Tapi saya ndak dukung cara yang main tutup-tutupan gitu.
Lha wong bapak-bapak aja protes waktu Telegram ditutup-tutupi. Maunya dibuka biar bisa diawasi. Senang yang buka-bukaan, tho? Nggak senang ada yang maksa membatasi, tho?
Kalau ada terorisnya ya gebuk aja, Pak. Gebuk terorisnya. Pakai pestul. Jangan pakai gagangnya. Pakai ujung satunya yang bisa keluar roket kecil-kecil. Dor. Gitu.
Nanti skype saya kalau dipakai teroris juga ikutan diblokir? Trus WA saya juga. Trus FB saya. Lama-lama bangsa ini kayak kodok ditutupin tempurung.
Kami semuanya juga benci sama teroris.
Tapi Mosok demi keamanan lingkungan trus warga yang dipaksa masuk rumah, digembok pagernya dari luar. Saya ya ndak mau, tho. Â Malingnya di luar, kok malah saya yang dipenjara di dalam rumah.
Lha sekuritinya memang kerjanya gimana?
-GwVK-