5. Fokus pada Proses, Bukan Validasi Sosial
Kebiasaan membagikan momen anak juga bisa memberikan dampak psikologis pada orang tua. Tanpa disadari, kita mungkin mulai merasa ada tekanan untuk selalu menunjukkan versi "sempurna" dari kehidupan keluarga kita. Tekanan sosial ini dapat membuat orang tua merasa harus terus berbagi, bukan lagi karena ingin berbagi kebahagiaan, tetapi demi validasi dari orang lain. Apakah ini benar-benar hal yang kita inginkan?Â
Padahal, kebahagiaan dalam mengasuh anak bukanlah tentang berapa banyak "likes" yang kita dapat, melainkan tentang bagaimana kita bisa memaknai setiap prosesnya. Dengan lebih fokus pada perjalanan membesarkan anak daripada sekadar membagikannya di media sosial, kita bisa menjadi orang tua yang lebih hadir dan sadar.
Maka, untuk menginspirasi tidak selalu harus dengan sharenting. Justru, dengan menjaga privasi anak dan berbagi dengan cara yang lebih bijak, kita bisa tetap memberikan manfaat bagi banyak orang tanpa mengorbankan keamanan dan kenyamanan mereka.Â
Lagipula, tidak semua kebahagiaan kita menjadi kebahagiaan pula bagi orang lain. Ada orang yang mungkin merasa iri atau tidak suka melihat kebahagiaan kita, sebagaimana ada pula yang justru merasa lega atau bahkan senang melihat kita dalam kesedihan. Kenyataan ini pahit, tetapi benar adanya. Maka, apakah kita ingin menyerahkan kebahagiaan keluarga kita untuk dinilai, dibandingkan, atau bahkan dijadikan bahan gunjingan oleh orang lain?
Selain itu, membatasi sharenting juga merupakan ikhtiar untuk menjaga diri dan keluarga dari 'ain dan hasad. Tidak semua orang yang melihat kebahagiaan kita memiliki hati yang lapang. Ada yang mungkin tanpa sadar memandang dengan iri, dan ada pula yang bisa tersulut dengki. Dalam Islam, 'ain (pandangan mata yang bisa membawa dampak buruk) adalah sesuatu yang nyata.
Oleh karena itu, lebih berhati-hati dalam berbagi bukan berarti pelit kebahagiaan atau tidak bahagia, melainkan bagian dari ikhtiar menjaga keberkahan dalam hidup. Nilai dari sebuah pengalaman tidak diukur dari seberapa banyak orang yang melihatnya, tetapi dari bagaimana kita memaknai dan mengambil pelajaran darinya.
Cinta dan perlindungan orang tua tidak selalu harus diumumkan ke dunia. Yang lebih penting adalah bagaimana anak-anak merasakannya dalam kehidupan nyata, dalam doa-doa yang tak putus, dan dalam upaya kita menjaga mereka dari bahaya yang mungkin belum mereka sadari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI