Membeli rumah adalah impian banyak orang. Hunian yang nyaman, lingkungan yang terawat, dan infrastruktur yang memadai tentu menjadi harapan bagi setiap calon pembeli. Namun, tidak semua developer dapat mewujudkan janji tersebut. Beberapa justru meninggalkan masalah yang menyulitkan penghuni di kemudian hari.
Banyak orang tergiur dengan brosur dan promosi menarik yang menawarkan harga kompetitif, fasilitas lengkap, serta lingkungan yang asri. Namun, setelah transaksi selesai, kenyataan yang dihadapi bisa jauh berbeda. Ada yang harus menghadapi akses jalan yang belum jadi, lingkungan yang terbengkalai, hingga fasilitas umum yang tak kunjung dibangun.
Lantas, bagaimana cara mengenali developer problematik sebelum terlanjur membeli rumah? Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai agar tidak menyesal di kemudian hari.
Ciri-Ciri Developer Problematik yang Perlu Diwaspadai
1. Infrastruktur Dasar Tidak Kunjung Selesai
Akses jalan, drainase, penerangan, dan fasilitas umum lainnya merupakan infrastruktur dasar yang seharusnya tersedia sebelum penghuni mulai menempati rumah. Jika setelah bertahun-tahun akses jalan belum selesai, atau bahkan baru mulai dibangun setelah banyak penghuni mengeluh, ini bisa menjadi tanda bahwa developer tidak memiliki perencanaan yang baik atau kekurangan modal.
Tanpa infrastruktur yang memadai, mobilitas penghuni akan terganggu. Selain itu, nilai properti bisa sulit meningkat karena banyak calon pembeli atau penyewa yang menghindari lingkungan dengan akses yang buruk.
2. Lingkungan Tidak Terawat dan Developer Lepas Tangan
Sebelum sepenuhnya diserahkan kepada warga atau pemerintah daerah, lingkungan perumahan seharusnya masih menjadi tanggung jawab developer. Jika fasilitas umum seperti taman, lahan terbuka, atau ruang hijau dibiarkan terbengkalai tanpa perawatan, ini bisa menjadi pertanda buruk.
Dalam beberapa kasus, penghuni bahkan harus membersihkan sendiri area yang seharusnya dikelola oleh developer. Ini menandakan bahwa developer tidak memiliki komitmen jangka panjang dalam menjaga kualitas lingkungan perumahan.
3. Developer Tidak Transparan dan Sering Mengumbar Janji
Banyak developer menggunakan strategi pemasaran agresif dengan berbagai janji menarik, seperti:
- DP O%
- Fasilitas lengkap dan modern
- Pembangunan cepat dan tepat waktu
- Lingkungan hijau dan nyaman
Namun, tidak semua janji tersebut benar-benar terealisasi. Jika setelah membeli rumah penghuni justru mendapatkan informasi yang berubah-ubah, proyek yang tertunda tanpa kejelasan, atau fasilitas yang berbeda dari yang dijanjikan di awal, ini menandakan kurangnya transparansi dari developer.
Calon pembeli harus waspada jika developer terlalu sering mengulur waktu, mengubah rencana tanpa pemberitahuan, atau sulit dihubungi setelah transaksi selesai.
4. Site Plan Berubah Sepihak Tanpa Pemberitahuan
Ketika membeli rumah, calon pembeli biasanya diberikan site plan atau rencana tata letak perumahan. Namun, ada beberapa developer yang mengubah site plan secara sepihak setelah sebagian rumah terjual, tanpa memberi tahu pembeli sebelumnya.
Contohnya:
- Jalan yang awalnya buntu diubah menjadi jalan utama, meningkatkan lalu lintas di depan rumah.
- Lingkungan yang awalnya tenang kini menjadi bising karena menjadi jalur lalu lalang kendaraan proyek.
- Fasilitas yang dijanjikan, seperti taman atau mushola, dipindahkan dan tidak ada kepastian pembangunan.
- Lahan terbuka hijau dikurangi dan dialihkan menjadi unit rumah tambahan.
- Keamanan menjadi kurang karena mobilitas lebih tinggi dari yang semula dijanjikan.
Perubahan ini bisa berdampak pada kenyamanan penghuni dan nilai investasi properti. Oleh karena itu, penting bagi calon pembeli untuk memastikan bahwa site plan yang diberikan sudah memiliki izin dan tidak dapat diubah secara sepihak.
5. Developer Kurang Berpengalaman atau Tidak Memiliki Track Record Jelas
Memilih developer dengan rekam jejak yang baik sangat penting. Developer berpengalaman biasanya memiliki proyek-proyek yang bisa dijadikan referensi. Sebaliknya, jika developer baru pertama kali membangun perumahan atau tidak memiliki proyek lain yang sukses, maka risikonya lebih tinggi.
Beberapa tanda developer kurang berpengalaman atau tidak profesional:
- Sering menunda pembangunan tanpa alasan yang jelas
- Kurang komunikasi dengan penghuni atau calon pembeli
- Tidak memiliki pengelolaan fasilitas yang baik
Sebelum membeli rumah, lakukan riset tentang developer yang bersangkutan. Cari tahu apakah mereka pernah menyelesaikan proyek lain dengan baik, dan apakah ada keluhan dari penghuni perumahan sebelumnya.
Jika belum pernah ada proyek sebelumnya? Jangan ambil risiko menjadi kelinci percobaan. Belilah di tempat lain dengan developer yang sudah jelas reputasinya dan berpengalaman.Â
6. Masalah Legalitas dan Sertifikat Bermasalah
Salah satu masalah terbesar yang sering dihadapi pembeli rumah adalah sertifikat yang bermasalah. Beberapa developer menjual rumah sebelum perizinan lengkap, sehingga penghuni harus menunggu lama untuk mendapatkan sertifikat hak milik (SHM). Lebih parah lagi, jika membeli cash namun tidak kunjung mendapatkan SHM yang menjadi haknya.
Sebelum membeli rumah, pastikan bahwa developer memiliki legalitas yang jelas dan proses sertifikasi yang transparan. Jangan ragu untuk meminta bukti legalitas tanah dan izin pembangunan sebelum melakukan transaksi.
Karenanya, jangan sampai salah pilih developer! Dari berbagai pengalaman buruk dalam membeli rumah, ada beberapa pelajaran penting yang bisa dijadikan pedoman:
- Jangan hanya percaya promosi: cek langsung lokasi proyek sebelum memutuskan membeli.
- Teliti rekam jejak developer: pastikan mereka sudah memiliki proyek lain yang sukses dan tidak bermasalah.
- Pastikan infrastruktur utama: sudah tersedia atau minimal memiliki timeline pembangunan yang jelas dan realistis.
- Periksa legalitas dan sertifikat dengan cermat: jangan sampai terjebak dalam masalah hukum di kemudian hari.
- Tanyakan pengalaman penghuni lain: jika perumahan tersebut sudah ada yang menempati Ini bisa menjadi sumber informasi paling jujur tentang kondisi sebenarnya.
Maka, berhati-hatilah. Jangan terjebak dalam janji developer! Membeli rumah bukan hanya soal memiliki tempat tinggal, tetapi juga investasi jangka panjang. Salah memilih developer bisa berdampak buruk pada kenyamanan hidup dan nilai investasi properti.
Oleh karena itu, lakukan riset yang matang sebelum membeli rumah. Jangan mudah tergiur janji manis, dan pastikan developer yang dipilih benar-benar memiliki kredibilitas.
Dengan langkah yang hati-hati dan informasi yang cukup, calon pembeli bisa terhindar dari masalah besar di kemudian hari. Jangan hanya membeli rumah, tetapi pastikan juga Anda membeli ketenangan dan kenyamanan di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI