Mohon tunggu...
Ferra ShirlyAmelia
Ferra ShirlyAmelia Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - istri yang suka menulis dan minum kopi

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingnya Memilih Pesantren: Jangan Asal Dapat, tapi Harus Tepat!

23 Januari 2025   06:30 Diperbarui: 23 Januari 2025   07:16 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu terakhir, kabar buruk tentang sejumlah pesantren menyeruak ke permukaan. Kasus pencabulan, bullying, ikhtilat laki-laki dan perempuan, hingga ajaran menyimpang membuat hati para orang tua merasa miris. Maka, wajar jika ada kekhawatiran, wajar jika muncul ketakutan. Namun, satu hal yang harus kita ingat: Tidak Semua Pesantren Itu Sama.

Di luar sana, masih banyak pesantren yang amanah, beraqidah lurus, dan menjunjung tinggi kebersihan serta kenyamanan santrinya. Masih ada tempat-tempat yang mendidik dengan kasih sayang, menjaga kehormatan santri, dan mengajarkan ilmu agama dengan penuh tanggung jawab. 

Sebagai orang tua, tentu kita ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita. Kita ingin mereka tumbuh menjadi pribadi yang beradab, mandiri, dan kuat menghadapi dunia. Maka, jangan sampai ketakutan kita justru menjauhkan mereka dari tempat yang bisa menjadi ladang ilmu dan penempa jiwanya, terlebih bagi anak laki-laki yang kelak akan bertanggung-jawab sebagai imam.

Memilih pesantren memang bukan perkara mudah. Ini bukan sekadar memilih sekolah, tetapi memilih rumah kedua bagi anak-anak kita. Tempat di mana mereka akan belajar, tumbuh, dan meniti jalan kehidupan. Oleh karena itu, jangan terburu-buru, jangan hanya ikut-ikutan, dan jangan hanya terpikat oleh brosur yang indah. 

Penting sekali untuk datang langsung, melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana lingkungannya: Apakah bersih dan terawat? Apakah kamar santri layak huni? Apakah makanan yang disediakan cukup bergizi? Bagaimana sanitasinya? 

Selain itu, perhatikan pula adab santri dan ustadznya. Kita dapat menilai kualitas pesantren dari bagaimana para santri berinteraksi dengan guru, sesama teman, serta sikap mereka terhadap tamu yang datang saat survei.

Ustadz-ustadz yang merupakan alumni pesantren tersebut juga bisa menjadi bahan pertimbangan, sejauh mana kebermanfaatan ilmu mereka dan bagaimana keterampilan mereka dalam mendidik serta membimbing santri. Sebab, pesantren yang baik tidak hanya mencetak individu yang cerdas secara akademik, tetapi juga membentuk pribadi yang beradab, santun, dan berakhlak mulia.

Saat survei, jangan segan juga untuk bertanya, seperti: Bagaimana sistem pendidikannya? Bagaimana cara pesantren menangani masalah kesehatan santri? Dan isu-isu terkait lainnya, tanyakan langsung kepada pihak pesantren. 

Termasuk tentang stigma, "Kalau anak pesantren belum gatal-gatal, berarti belum jadi santri", ini juga sangat penting untuk ditanyakan. Dan alangkah tenangnya setelah mendengar penjelasan dari Ustadz. Dijawabnya pun dengan lugas dan baik, "Tentunya itu tidak benar. Justru kami menjaga kebersihan santri dengan serius. Pernah terjadi gatal-gatal pada salah satu santri kami, tapi asalnya dari rumah santri sendiri, bukan dari pesantren. Maka, kamipun segera berkoordinasi dengan orang tuanya, memulangkan sementara santri tersebut hingga benar-benar sembuh agar tidak menular ke yang lain. Termasuk kegiatan menggosok gigi sebelum tidur juga menjadi prioritas kami". 

Dari sini, kita bisa melihat bagaimana pesantren menangani kesehatan santri dengan sigap dan penuh tanggung jawab. Hal ini tentu menjadi nilai positif dalam penilaian kita dan semakin membuat yakin.

Sebagai orang tua, tentu kita ingin yang terbaik. Tapi ingat, anaklah yang akan menjalani hari-harinya di sana. Jangan sampai ia merasa terpaksa, lalu kehilangan semangat belajar. Ajaklah ia saat survey, biarkan ia melihat dan merasakan atmosfer pesantren. Jika senang dan hatinya mantap, itu pertanda baik. Namun, jika ia tampak ragu, dengarkan kegelisahannya. Karena pesantren yang baik bukan hanya tentang kurikulumnya, tetapi juga tentang kenyamanan batin anak kita.

Sebagai tips, sebelum berangkat survey, kita bisa menyepakati kode rahasia dengan anak untuk mengetahui ketertarikannya tanpa membuatnya merasa tertekan. Misalnya, dengan bertanya, "Nak, kamu mau daftar langsung secara offline sekarang atau nanti saja secara online?" Jika anak memilih daftar langsung, itu menandakan ia tertarik. Namun, jika ia memilih nanti secara online, itu bisa menjadi tanda bahwa ia kurang tertarik.

Menariknya, bangunan yang besar dengan fasilitas lengkap belum tentu lebih menarik bagi anak. Justru, pesantren yang sederhana namun bersih, nyaman, serta memiliki ustadz dan santri yang ramah sering kali lebih membuat anak merasa betah. Inilah mengapa penting untuk melibatkan anak secara langsung dalam proses pemilihan, karena pada akhirnya, ia yang akan menjalani hari-harinya di sana.

Sebenarnya, tidak sedikit orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke pesantren, tetapi terkendala biaya. Memang, pesantren yang bagus umumnya memiliki biaya yang tidak sedikit. Namun, bukan berarti kita harus menyerah begitu saja. Banyak pesantren yang menyediakan beasiswa bagi santri yang berprestasi atau berasal dari keluarga kurang mampu. Biasanya, seleksi sudah dibuka beberapa bulan setelah anak naik kelas 6 SD. Maka, sejak anak kelas 5, mulailah gencar mencari informasi. 

Persiapkan juga anak untuk mengikuti tes seleksi termasuk melatih kemandiriannya, cara menjaga kebersihan diri, disiplin, dan yang terpenting, terus berdoa agar Allah memudahkan jalan dan memberikan yang terbaik.

Mempersiapkan anak sebelum masuk pondok ini penting adanya. Karena pesantren bukan bengkel untuk anak-anak yang dianggap 'rusak'. Pesantren adalah tempat untuk menempa jiwa, menanamkan adab, dan memperkuat iman. Jika sejak awal anak tidak dipersiapkan, maka ia akan merasa terasing, tersiksa, bahkan bisa membenci lingkungan pesantren.

Karena itu, jangan tiba-tiba memasukkan anak ke pesantren tanpa persiapan mental dan hati. Bangun pemahamannya sejak dini bahwa pesantren adalah tempat yang istimewa, tempat di mana ia akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. 

Di zaman yang semakin penuh godaan dan kebingungan, pendidikan agama adalah benteng pertahanan utama. Apapun bidang yang anak kita pilih di masa depan, entah menjadi guru, dokter, insinyur, polisi, TNI, pengusaha, akademisi, dll, ilmu agamalah yang akan menjaga langkahnya agar tidak mudah goyah oleh dunia.

Pesantren, bukan sekadar tempat belajar, tetapi tempat membangun pondasi kehidupan. Di sinilah anak-anak belajar tentang Allah, tentang adab, tentang bagaimana menghadapi kehidupan dengan keteguhan iman. Maka, sebagai orang tua, mari kita berikhtiar sebaik mungkin untuk menemukan pesantren yang tepat. Jangan sekadar asal dapat, tetapi pastikan pesantren itu benar-benar bisa menjadi rumah kedua bagi anak-anak kita.

Memilih pesantren memang bukan perkara sepele. Butuh waktu, riset, dan doa yang tulus agar Allah membimbing kita menemukan tempat terbaik bagi anak-anak kita. Bagi kami, pesantren tetap menjadi tempat paling aman dan nyaman untuk membentuk anak-anak yang mandiri, bermental tangguh, dan berakhlak mulia. Tapi tentu saja, bukan asal pesantren. Harus yang tepat, harus yang benar-benar mendidik, bukan sekadar mencetak alumni.

Semoga, tulisan ini bisa membantu menenangkan hati para orang tua dan memberi semangat untuk terus berikhtiar menemukan yang terbaik. Karena anak-anak kita bukan sekadar murid, mereka adalah amanah. Dan pesantren bukan sekadar sekolah, ia adalah tempat membangun pondasi kehidupan. Semoga Allah selalu menolong dan menjaga kita semua. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun