Semua ini adalah bekal penting agar anak mampu bertahan dan tidak menjadi beban bagi orang lain. Sebagai orang tua, kita tidak bisa mendampingi anak selamanya. Ada saatnya kita pergi, dan anak harus berdiri sendiri. Jika sejak kecil mereka sudah kita siapkan, maka saat dewasa mereka akan lebih siap menghadapi kehidupan tanpa harus selalu meminta bantuan.Â
Sebaliknya, anak yang terbiasa bergantung pada orang tua akan kesulitan saat ditinggalkan. Mereka bisa mengalami krisis kepercayaan diri, tidak tahu bagaimana mencari nafkah, atau bahkan terjerumus ke dalam pergaulan yang salah karena mencari sandaran baru.
Namun, memasukkan anak ke pesantren tidak berarti orang tua bisa lepas tangan dan merasa sudah menjalankan tugasnya. Keshalihan anak tidak hanya bergantung pada lingkungan pesantren, tetapi juga pada keshalihan orang tua. Orang tua tetap memiliki tanggung jawab untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Orang tua yang mampu menjadi teladan dalam ibadah dan akhlak akan lebih mudah membimbing anaknya.
Orang tua dan anak harus selaras dalam berjuang menggapai ridho Allah. Jika anak dididik dalam lingkungan yang baik, tetapi orang tua tidak menunjukkan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari, maka pendidikan itu bisa menjadi sia-sia. Seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan pesantren mungkin akan terbiasa shalat tepat waktu, menjaga adab, dan memahami nilai-nilai Islam. Tetapi jika di rumah ia melihat orang tuanya lalai dalam shalat, berbicara kasar, atau kurang dalam memahami agama, maka ia bisa mengalami kebingungan.
Karena itu, saat anak belajar agama di pesantren, orang tua juga harus terus belajar dan memperbaiki diri. Keluarga harus menjadi tempat pertama yang menanamkan nilai-nilai Islam sebelum anak mendapatkannya di tempat lain. Dengan begitu, anak tidak hanya melihat agama sebagai teori, tetapi juga sebagai bagian dari kehidupan nyata.
Maka, sekali lagi, agar anak benar-benar mandiri, mereka harus memahami bahwa setiap langkah hidup membutuhkan doa dan usaha. Doa menjadi bentuk ketergantungan kepada Allah, sedangkan usaha adalah wujud kerja keras yang tidak bisa ditinggalkan. Setelah keduanya dilakukan, anak perlu diajarkan untuk bertawakal, menerima hasil dengan lapang dada dan yakin bahwa setiap takdir Allah adalah yang terbaik. Dengan bekal ini, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah, memiliki prinsip hidup yang kuat, dan mampu bertahan dalam kondisi apa pun.
Dan yang penting diingat kembali, memilih pesantren yang tepat memang sebuah langkah besar dalam mendidik anak menjadi lebih mandiri dan tangguh. Namun, orang tua juga harus menyadari bahwa pendidikan anak bukan hanya tugas pesantren, tetapi juga tanggung jawab keluarga. Dengan lingkungan yang tepat dan teladan yang baik dari orang tua, insyaAllah anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, dan siap menghadapi kehidupan, bahkan ketika orang tua sudah tiada. Besar harapan, mereka tidak akan menjadi beban bagi orang lain, tetapi justru bisa memberi manfaat bagi sesama.
Laaquwwata Illa Billah.. Hanya kepada Allah kita bersandar dan memohon pertolongan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI