Mohon tunggu...
Ferra ShirlyAmelia
Ferra ShirlyAmelia Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - istri yang suka menulis dan minum kopi

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Puasa Tetap Sekolah: Upaya Menjaga Waktu Tetap Berkah

22 Januari 2025   15:04 Diperbarui: 22 Januari 2025   15:04 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan. Setiap detiknya berharga, setiap amal dilipatgandakan, dan setiap doa memiliki peluang besar untuk dikabulkan. Namun, di balik kemuliaannya, sering kali ada tantangan yang datang, seperti rasa malas, kantuk, dan keinginan untuk mengurangi aktivitas. Banyak yang menjadikan puasa sebagai alasan untuk tidur lebih lama, bermalas-malasan, atau menghabiskan waktu dengan hal yang kurang bermanfaat.

Maka, dengan adanya Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2025, Nomor 2 Tahun 2025, dan Nomor 400.1/320/SJ tentang Pembelajaran di Bulan Ramadhan Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi, untuk tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran dari tanggal 6-25 Maret 2025 menurut saya adalah langkah bijak.

Keputusan ini bukanlah sekedar kebijakan administratif, melainkan sebuah upaya menjaga keberkahan waktu bagi anak-anak. Mereka belajar bahwa puasa bukan alasan untuk berhenti berkarya. Mereka memahami bahwa ibadah tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga bagaimana memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Dimana waktu adalah salah satu nikmat yang seringkali kita lalaikan. 

Ramadhan adalah momentum terbaik untuk menyadari betapa berharganya waktu. Sebab itu, membiarkan anak-anak tetap bersekolah selama Ramadhan bukan hanya menjaga ritme belajar mereka, tetapi juga menanamkan nilai bahwa produktivitas harus tetap terjaga dalam kondisi apa pun. Berpuasa sambil tetap bersekolah bukanlah beban, melainkan latihan. Anak-anak belajar disiplin dalam mengelola energi dan waktu, memahami makna kesabaran, serta membangun ketahanan mental dan spiritual. Menanamkan pada mereka bahwa puasa bukan penghalang untuk tetap belajar dan berkarya, dimana itu juga bagian dari ibadah.

Lebih dari itu, mereka juga belajar bahwa Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar, tetapi juga menahan emosi, memperbaiki akhlak, dan memperbanyak kebaikan. Sekolah dapat menjadi tempat untuk menanamkan nilai-nilai ini, baik melalui interaksi dengan guru dan teman sebaya maupun dengan pembelajaran yang lebih islami di bulan suci. Dengan demikian, anak-anak dapat mengisi harinya dengan hal-hal yang lebih bermanfaat, dibandingkan hanya berdiam diri di rumah tanpa aktivitas yang jelas.

Keputusan ini juga membawa manfaat bagi para orang tua. Dengan anak-anak yang tetap bersekolah, para ibu memiliki lebih banyak kesempatan untuk meningkatkan ibadah di rumah, seperti memperbanyak tilawah, tadabbur Al-Qur'an, serta mendalami ilmu agama di sela-sela aktivitas rumah tangga.

Sementara itu, bagi orang tua yang bekerja, ini menjadi solusi yang sangat membantu. Mereka tetap bisa fokus menjalankan amanah pekerjaannya tanpa khawatir anak-anak menghabiskan waktu dengan hal yang sia-sia. Dengan begitu, keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan ibadah bisa lebih mudah dikelola.

Maka, sudah seharusnya kita mengucapkan terima kasih kepada para guru yang telah menjadi perpanjangan tangan orang tua dalam mendidik anak-anak. Mereka adalah sosok yang dengan sabar dan penuh keikhlasan senantiasa membimbing para generasi penerus, bahkan sering kali mereka lebih baik dari kita sebagai orang tua dalam mengajarkan ilmu dan membentuk karakter anak-anak. 

Semoga Allah selalu menjaga mereka, memberikan kesehatan, kesabaran, dan keikhlasan dalam mendidik anak-anak. Dan semoga, setiap ilmu yang mereka ajarkan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir hingga akhirat kelak. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun