Mohon tunggu...
Dwinandha
Dwinandha Mohon Tunggu... Property Consultant -

Menjalani hidup sepenuh hidup My website : https://www.xinfczd.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Alasan Mengapa Pendidikan Formal Kita Masih Kurang

1 Mei 2018   23:54 Diperbarui: 2 Mei 2018   00:42 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Pendidikan Formal Kita Masih Kurang/dokumentasi pribadi

Mendekati akhir tahun pelajaran, berarti sudah tiba waktunya untuk evaluasi. Seberapa banyak kah ilmu yang sudah diajarkan kepada anak-anak indonesia sekarang ini?

Setahun ini saya sudah melihat cukup banyak kekisruhan di dunia pendidikan. Mulai dari perencanaan USBN, perubahan cara penilaian untuk SBMPTN, penerapan soal-soal HOTS (High Order Thinking Skill) di UNBK, dan berbagai kasus lainnya. Dari sini saya ingin mengungkapkan beberapa pendapat saya tentang pendidikan formal kita di negeri ini.

Alasan Mengapa Pendidikan Formal Kita Masih Kurang

Mengapa pendidikan formal kita masih kurang? Padahal, pendidikan formal lah yang memberikan pondasi untuk seorang anak agar bisa terjun di dunia masyrakat begitu mereka dewasa. Ada beberapa hal yang ganjil, dan ini sudah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun dan bahkan mulai dari sistem sekolah berdiri. Apa saja?

Salah satu yang ingin saya sorot adalah beban sekolah yang mulai kacau. Saya sebagai guru les, tentu mengajar anak dari berbagai sekolah dan tingkatan. Beberapa anak yang saya pegang ada yang masih duduk di sekolah dasar sampai di kelas 3 SMA yang memepersiapkan diri untuk masuk ke jenjang pendidikan lanjutan.

Sistem beban sekolah yang saya maksud adalah rasio dari tingkat kesulitan pelajaran terhadap kemampuan berpikir anak. Saya mulai menemui berbagai soal yang menuntut kemampuan logika tinggi seperti penggunaan variabel dan persamaan di soal-soal anak kelas 3 Sekolah Dasar. Pertanyaan saya, apakah soal ini sudah seharusnya diajarkan ke anak sekecil itu?

Meskipun memang soal yang diberikan adalah persamaan sederhana, namun tetap saja anak kelas 3 Sekolah Dasar saya kira tidak akan sampai pemikirannya untuk menggunakan variabel x dan y. Padahal, saya baru menemui penggunaan variabel ketika memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama.

Bahkan dasar pelajaran statistika dan peluang yang seharusnya diajarkan di kelas 6 Sekolah Dasar pun sekarang sudah mulai diajarkan di kelas 3 Sekolah Dasar. Benar-benar terasa seperti sekolah sedang melakukan kejar tayang.

Efek Domino

Sebenarnya apa yang sedang dikejar? Percuma juga diajarkan jika muridnya kesulitan untuk memahami dunia data dan statistik. Masalahnya, pelajaran baru ditambahkan dan tidak mungkin mengurangi porsi pelajaran dasar operasi matematika.

Efeknya? Tentu saja bisa membuat anak menjadi stress karena nilai yang didapatkan dari ulangan otomatis menjadi jelek karena tidak paham pada pelajarannya. Belum lagi dari pihak orang tua mau tidak mau harus memasukkan anaknya ke lembaga bimbingan belajar tambahan, karena di sekolah 1 guru harus mengajar ratusan murid sehingga menjadi tidak fokus.

Dengan memasukkan anak ke Lembaga Bimbingan Belajar, maka semakin terkikislah waktu bermain anak. Harus diakui bahwa usia kanak-kanak membutuhkan porsi waktu bermain yang cukup banyak agar si anak tidak menjadi kurang pergaulan atau ketinggalan informasi. Sudah banyak fenomena anak yang terlalu fokus pada pelajaran sekolah dan akhirnya menjadi tidak terbuka dengan dunia luar.

Selain itu, dengan diberlakukannya sistem kejar tayang ini maka ikut terkikislah waktu untuk pelajaran yang berkaitan dengan moral, perilaku, dan pengembangan diri anak. Ini baru pelajaran matematika dan belum termasuk mata pelajaran lainnya.

Solusi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun