Mohon tunggu...
Feenda Sekar Dawasti
Feenda Sekar Dawasti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 20107030096

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Critical Thinking, Cara yang Tepat dalam Mengambil Keputusan

16 Juni 2021   00:43 Diperbarui: 16 Juni 2021   00:47 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Skill untuk bisa berpikir kritis ini penting sekali, misalnya ketika orang lain bertanya mengapa kita harus berpikir kritis? Pertama karena ini hal yang sangat abstrak, berpikir ini ibaratnya cara kamu untuk bernapas. Setiap hari pasti ada isu-isu atau narasi-narasi, ada yang mudah dan ada yang minor, ada juga yang sulit, ada yang tidak terlalu berpengaruh buat diri kita dan hidup kita, ada yang berpengaruh sekali untuk kehidupan kita selanjutnya dan tidak semuanya dari permasalahan itu bisa kita hadapi dengan cara berpikir yang biner, dalam artian seringkali isu atau narasi tersebut ada banyak Grey areanya is not as easy as black and white maka dari itu dibutuhkan suatu skillset supaya kita bisa membuat keputusan yang matang dan bijaksana yang intinya sudah benar-benar kita pikirkan.

Critical thinking ini saking esensialnya dia masuk ke salah satu skill yang harus kita miliki. Di abad ke-21 berpikir kritis Ini tidak hanya berlaku untuk seperti misalnya kita di sekolah atau di kuliah atau ditempat pekerjaan, tetapi setiap hari kita diharuskan untuk bisa critical thinking.

Nah berdasarkan pengalaman saya pribadi, sering kali lingkungan saya tidak mendukung untuk bisa berpikir kritis, karena salah satu inti dari critical thinking adalah kita harus bertanya, kita harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan tersebut supaya kita bisa jadi mengerti dan tidak bingung. Namun, terkadang ketika ada seseorang yang terlalu banyak bertanya dan keingin tahuannya terlalu tinggi, hal tersebut dianggap agak negatif.

Padahal sebenarnya jika kita pikir lagi, orang yang bertanya itu karena dia tidak tahu dan tidak mengerti. Dan ketika kita bertanya kepada orang yang lebih tua, sering dianggap ngeyel ataupun kurang ajar. 

Misalnya saja kita bertanya tentang agama, sering dianggap "kenapa kamu mempertanyakan hal itu?". Terlihat seakan-akan akidah dan keimanan kita rendah, padahal sebenarnya kritis terhadap agama bukan berarti kita tidak beriman, justru kita ingin menambah iman kita dengan cara menggali lebih dalam tentang agama kita, oleh karena itu kita memiliki pertanyaan ini supaya kita lebih percaya kepada agama kita. Akhirnya ada banyak dari kita menjadi punya inherited opinion yang maksudnya kita mempercayai sesuatu hanya karena orang lain memberitahu kepada kita, misalnya ditanya kenapa kamu seperti ini?, kenapa kamu memiliki pikiran seperti ini?, karena saya belajar dari orang tua, guru, dan segala macam.

Tetapi ada baiknya juga kita memiliki kemerdekaan dalam berpikir dan kita bisa mengidentifikasi, mengobservasi, menganalisa dan comparehending isu itu sendiri, lalu yang sering terjadi ketika kita melakukan sesuatu karena hal tersebut sudah lumrah atapun sering dipraktekkan oleh masyarakat dan orang-orang sekitar, akhirnya kita melakukan sesuatu itu tanpa tahu sebenarnya mengapa kita melakukan hal tersebut yang tidak ada dasarnya.  Jadi, sebaiknya sebelum melakukan sesuatu, sebelum memegang suatu nilai, dan sebelum mepercayai sesuatu coba untuk menganalisa semuanya terlebih dahulu supaya apapun yang kita lakukan itu jelas alasannya.

Berpikir kritis ini sendiri sudah dibahas sejak lama bahkan sama filsuf-filsuf dari Yunani dan psycholog juga sudah banyak membahas hal ini salah satunya adalah John Dewey dia adalah seorang educational reformer dari Amerika Serikat dan di tahun 1910 beliau mendefinisikan critical thinking atau reflective thinking ini adalah sebuah proses, jadi proses kita mengidentifikasi suatu masalah, mengobservasi, menganalisa, mengevaluasi, merefleksikan, inference, dan decision. Dan disini kita harus menjadi active learner.

Keputusan critical thinking ini bukan sekadar hanya untuk setuju atau tidak setuju, untuk iya atau tidak tetapi untuk mengevaluasi narasi atau masalah tersebut secara keseluruhan, selanjutnya memahami dan mempertimbangkan semua nuance yang berhubungan dengan masalah tersebut. Naunce ini sangat penting karena tidak semua masalah itu bisa mudah dilihat secara biner hitam putih saja.

Lalu mengapa kita butuh critical thinking? Yang pertama supaya kita benar-benar memiliki kebebasan dalam berpikir dan punya kepemilikan 100 persen atas keputusan kita, jadi kita melakukan sesuatu benar-benar atas keputusan kita sendiri. Kedua, berpikir kritis membuat kita menjadi percaya diri terhadap pikiran kita sendiri dan juga kita bisa yakin dengan keputusan dan opini kita sendiri. Ketiga, kita jadi bisa lebih open minded karena kita aware akan argumen atau ide lain yang bisa juga sama-sama valid. Selanjutnya yang juga sangat penting adalah kita jadi bisa memahami nuance (meningkatkan fungsi literasi), karena memahami nuance atau comparehending itu adalah salah satu inti dari literasi. Yang kelima, kita bisa terhindar manipulasi dari media, penipuan, ataupun berita palsu.

Selanjutnya, bagaimana kita dapat berpikir kritis? Yang pertama, kita harus bisa berpikir tentang suatu masalah atau narasi seobjektif dan seadil mungkin. Kedua, kita harus berpikir dan menganalisa faktor apa yang terlibat dalam isu tersebut. Ketiga, kita harus sadar atas kemungkinan adanya bias. Keempat, mengidentifikasi argumen atau point of view lain berkaitan dengan isu tersebut. Kelima, mengevaluasi argumen lagi untuk menentukan apakah valid atau tidak. Dan yang terakhir, memperhatikan efek dan implikasi dari argumen.

Namun, tidak setiap saat kita bisa berpikir kritis, karena cara kita berpikir sangat dipengaruhi oleh emosional state kita. Tetapi step awal yang kita harus tahu adalah kita harus sadar bahwa hal-hal tersebut bisa terjadi. Intinya kita harus latihan terus menerus supaya kita semakin bisa untuk berpikir kritis. Dan salah satu cara untuk latihan berpikir kritis adalah dengan menulis. Jadi ketika kita menulis, itu sangat membantu untuk melatih otak supaya lebih berpikir secara sistematis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun