Mohon tunggu...
Feenda Sekar Dawasti
Feenda Sekar Dawasti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 20107030096

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hindari Silent Treatment, Mualailah Bicara dari Hati ke Hati

3 Juni 2021   20:24 Diperbarui: 3 Juni 2021   20:49 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadikan silent treatment ini sebagai sebuah kebiasaan yang terus menerus akan menjadi sebuah habit, ini harus hati-hati karena yang awalnya kita ingin membentuk personal boundaries supaya kita merasa nyaman, tetapi jika hal ini terjadi dengan cukup lama, bisa menjadikan kita sebagai orang yang tumbuh dengan conflict management skill yang rendah, dan jika kita memiliki conflict management skill yang rendah kita akan muncul sebagai orang yang terus defense mekanisme tinggi, kita cenderung denial saat ada masalah, kita cenderung tidak bisa bekerja sama dengan baik, bahkan bisa kehilangan kesempatan untuk ada di dalam posisi yang membuat kita segera mendapatkan opportunity tertentu.

Jadi, apa yang harus kita lakukan? Supaya kita tidak dihantui oleh perasaan bersalah yang emosional dan cukup sulit untuk memahami orang lain, kita dapat melakukan yang namanya Save disclosure (membuka atau mengungkapkan diri). 

Namun hal ini mungkin belum tentu kamu lakukan kepada orang tersebut, tapi yang paling penting adalah save disclosure terhadap diri kita sendiri. 

Sebenarnya apa yang membuat kita sulit untuk bisa memaafkan orang tersebut? Dan apa yang membuat kita sulit untuk bisa berdamai dengan orang yang kita tidak mau ajak bicara? 

Jika kita terus menyalahkan diri kita sampai akhirnya kita menghukum diri kita untuk tidak ingin bertemu orang lain, jangan sampai dari yang maksudnya baik tidak ingin konflik tapi justru membuat konflik baru. 

Dan jika kita ada di posisi ini, belajarlah untuk bisa melatih asertivitas kita dengan cara tulis apa yang ingin dibicarakan ke orang itu lalu bayangkan kamu sebagai orang tersebut, dan kira-kira jika kamu menyampaikan kata-kata itu, apakah kamu akan terluka sebagai orang yang kamu ingin ajak ngobrol?.

Kita tidak akan pernah tahu, mungkin kali ini kita menghindari orang tersebut, tetapi suatu hari ternyata roda berputar dalam hidup kita, dan kita butuh bantuan orang tersebut. 

Jadi silent treatment ini merupakan kondisi atau mungkin impulsifitas kita yang merasa kita nyaman dan menang padahal sebenarnya kita sedang berperang melawan ego kita masing-masing. 

Oleh karena itu, untuk kamu yang sedang memberikan silent treatment kepada orang lain, cobalah untuk berbicara dari hati ke hati. Jangan sampai ada dusta dan membuat kita merasa tidak nyaman dengan satu sama lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun