Mohon tunggu...
Feenda Sekar Dawasti
Feenda Sekar Dawasti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 20107030096

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pesanggrahan Sultan HB II yang Dulu Terbengkalai, Kini Menjadi Spot Foto Instagramable

21 April 2021   00:19 Diperbarui: 21 April 2021   01:07 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki berbagai macam tempat wisata mulai dari bangunan bersejarah, pantai, wisata kuliner, dan lain sebagainya. 

Tetapi sebagian wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta yang ingin menikmati indahnya pemandangan pasti akan tertuju pada daerah kulon progo, karena wisatawan lebih tertarik terhadap wisata yang belum pernah diketahui sebagian orang, dan juga karena kulon progo memiliki tempat wisata yang sangat indah dan menarik perhatian wisatawan, contohnya wisata kembang soka, kedung pedut, kebun teh, goa kiskendo, dan lain-lain.

Padahal di dalam Kota Yogyakarta pun juga ada tempat wisata yang bersejarah yang tak kalah menarik dari wisata di Kulon Progo. Selain Keraton, Malioboro, Taman Sari, dan Alun-alun Kidul, di Yogyakarta ada salah satu tempat bersejarah yang sekarang sudah menjadi tempat wisata yang bernama Situs Warung Boto, tempat ini mirip dengan Taman Sari. Situs Warung Boto ini juga merupakan bagian dari Pesanggrahan Rejawinangun. 

Pesanggrahan memiliki arti tempat peristirahatan bagi raja beserta kerabatnya. Pembangunan pesanggrahan dimulai tahun 1877 pada Sultan Hamengku Buwana II, karena pada saat itu Sultan Hamengku Buwana II sangat menyukai dan banyak membangun pesanggrahan. 

Di dalam pesanggrahan rejowinangun ini juga terdapat tempat pemandian bagi raja dan keluarganya berupa kolam. Kolam pertama berbentuk persegi dan kolam kedua berbentuk bulat tetapi ada sumber air di tengahnya.

Sebagai tempat peristirahatan, pesanggrahan ini juga pernah dikunjungi dan "diinspeksi" seorang pejabat Belanda yaitu Jan Greeve pada 5 sampai 15 Agustus 1788 M. Inspeksi dan kunjungan terhadap sarana dan prasarana yang dapat difungsikan sebagai pertahanan tersebut dilakukan bersamaan dengan benteng baluwarti kraton.

DOKPRI
DOKPRI
Pesanggrahan ini fungsi utamanya adalah berkaitan dengan ketenangan dan kenyamanan untuk tempat peristirahatan, maka pada umumnya pesanggrahan dilengkapi dengan taman, segaran, kolam, kebun, dan fasilitas untuk kepentingan religius.

Sampai pada tahun 1935, kolam pemandian pesanggrahan ini masih ramai dipakai oleh masyarakat di sekitar pesanggrahan karena sudah tidak terpakai oleh keluarga kraton. Namun lambat laun pesanggrahan ini berubah nama menjadi Situs Warung Boto karena lokasinya berada di kelurahan Warung Boto.

Situs Warung Boto ini memiliki dua sisi, yaitu sisi barat dan sisi timur. Pesanggrahan sisi barat merupakan bangunan berkamar dengan halaman teras dan dua kolam pemandian, kedua kolam tersebut berada di depan kamar, jadi ketika di dalam kamar ingin melihat pemandangan luar akan langsung disuguhi oleh pemandangan kolam. Struktur bangunan Situs Warung Boto ini memiliki lorong, pintu, dan jendela dengan aksen lengkung pada bagian atasnya yang dapat membuat wisatawan tertarik.

Balai Pelestarian Cagar Budaya atau disingkat BPCB melestarikan pemandian ini sebagai bangunan cagar budaya di Yogyakarta pada tahun 2010. Setelah dilakukan pemugaran dan renovasi, kemudian pada tanggal 23 Desember 2016 Situs Warung Boto ini diresimkan, karena sebelum direnovasi, bangunan ini hanya reruntuhan dan puing bangunan yang kurang terawat.

Lokasi Situs warung Boto ini terletak di Jalan Veteran No. 77, Warung Boto, Umbulharjo, Yogyakarta. Situs Warung Boto ini juga tidak terlalu jauh dari pusat kota dan dekat dengan XT Square Yogyakarta. Tiket masuk Situs Warung Boto ini tidak dipungut biaya, tetapi pengunjung cukup membayar parkir saja, kendaraan bermotor hanya membayar 3000 rupiah, dan jika mobil hanya membayar 10000 rupiah saja. Sangat terjangkau bukan? Dan Situs Warung Boto buka 12 jam, dari pukul 06.00 sampai pukul 18.00.

Situs Warung Boto juga merupakan miniatur dari Taman Sari Yogyakarta karena bangunan dan warnanya yang sangat mirip.

Nah, di kala ramadan seperti ini tak heran jika kebanyakan orang setiap sore pasti ngabuburit atau menunggu waktu menjelang berbuka puasa. Situs Warung Boto ini cocok sekali untuk para pengunjung yang sedang menunggu waktu berbuka puasa dan bisa menjadi tempat liburan atau refreshing ditengah bulan ramadan ini. Karena Situs warung Boto ini menjadi tempat spot foto yang instagramable dan ketika orang yang mengunjungi situs ini dapat merasakan vibes masa lalu.

Salah satu pengunjung yang datang ke Situs Wrung Boto ini menuturkan bahwasannya dia pergi kesana untuk melepas penat sembari ngabuburit menunggu waktu berbuka puasa dengan mengabadikan foto di sana.

"Saya mengetahui tempat ini juga dari instagram, karena fotonya bagus-bagus dan saya pun penasaran, akhirnya saya datang kesini untuk refreshing sambil ngabuburit, dan ternyata memang bagus seperti yang ada di foto-foto orang, dan rasanya pun kayak masuk ke kehidupan masa lalu gitu, selain itu juga kita pulang ngabuburit membawa oleh-oleh berupa foto yang bagus." kata salah satu pengunjung yang sedang berkunjung di Situs Warung Boto.

Nah, Situs Warung Boto ini sangat recommended bagi para wisatawan yang ingin menghabiskan waktu luangnya untuk berlibur maupun refreshing. Karena selain berwisata, pengunjung pun dapat menanamkan cinta budaya, terlebih jika membawa buah hati atau anak dapat diajarkan cinta budaya sejak dini dengan mengajak ke tempat-tempat bersejarah seperti Situs Warung Boto ini.

Selain itu, Situs Warung Boto sering kali dijadikan sebagai tempat foto prewedding dan juga photoshoot. Dan juga di saat kondisi pandemi seperti ini, Situs Warungboto tetap menjalankan protokol kesehatan dengan menyediakan tempat cuci tangan sebelum masuk ke dalam tempatnya dan mewajibkan menggunakan masker.

Dan ingat, ketika kita hendak masuk ke tempat yang sudah bersejarah ataupun tempat yang sudah lama tidak terpakai tetap ucapkan salam saat masuk ke area itu, dan selalu jaga sikap dan perkataan, serta selalu patuhi peraturan yang berlaku di tempat tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun