Mohon tunggu...
Febria Cahya
Febria Cahya Mohon Tunggu... mahasiswa -

.mahasiswa UNDIP 2010

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Seorang Anshar Merobohkan Rumahnya

21 November 2010   12:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:25 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu ketika , Rasulullah s.a.w. keluar dari tempat tinggal beliau dan berjalan melalui sebuah jalan di Madinah . Dalam perjalanan , beliau melihat sebuah bangunan kubah yang menjulang tinggi . Kemudian beliau , bertanya kepada para sahabatnya , “Bangunan apakah ini ?” Mereka meberitahukan bahwa itu adalah sebuah bangunan yang baru di buat oleh seorang sahabat Anshar . Mendengar hal itu , Rasulullah s.a.w. hanya berdiam diri .

Pada waktu lainnya , datanglah sahabat Anshar yang telah membuat bangunan tersebut untuk menemui Rasulullah s.a.w. . Ia mengucapkan salam kepada beliau , “Assalamu’alaikum.” Tetapi , Rasulullah s.a.w. memalingkan wajahnya dari sahabat Anshar tersebut dan tidak menjawab salamnya . Dalam hatinya , sahabat Anshar tersebut berkata , “Mungkin salam saya ini tidak terdengar oleh beliau.” Kemudian , ia mengulangi ucapan salamnya itu . Tetapi , lagi-lagi Rasulullah s.a.w. tidak menghiraukannya dan tidak mau menjawab salamnya . Sahabat tersebut sangat heran mengapa Rasulullah s.a.w. tidak mau melayaninya . Akhirnya ia mencoba bertanya kepada para sahabat yang berada di sekitarnya , mengapa Rasulullah s.a.w. bersikap demikian terhadap dirinya . Kemudian , mereka pun menceritakan kisahnya bahwa pada suatu hari , Rasulullah s.a.w. keluar berjalan-jalan . Di tengah perjalanan , beliau melihat bangunan kubah yang sedang ia bangun . Kemudian , beliau bertanya kepada kami milik siapakah bangunan tersebut . Mendengar keterangan ini , tanpa membuang waktu lagi , ia langsung pergi ke tempat bangunan yang baru saja dibangun tersebut , kemudian ia segera menghancurkannya dan meratakannya hingga rata dengan tanah , tanpa meninggalkan bekas . Mengenai perbuatannya ini , ia tidak memberitahukannya kepada Rasulullah s.a.w. .

Kebetulan , pada suatu ketika , Rasulullah s.a.w. kembali berjalan melalui tempat tersebut . Ketika beliau melihat ke tempat kubah yang dahulu dibangun , ternyata bangunan tersebut sudah tidak nampak lagi , lantas beliau bertanya , “Ke manakah bangunan berkubah yang dahulu telah saya lihat ?” Para sahabat memberitahu bahwa setelah beberapa hari yang lalu Rasulullah s.a.w. tidak menghiraukan kunjungan dan salam pemiliki bangunan kubah tersebut , maka setelah mengetahui alasannya , sahabat Anshar tersebut segera menghancurkan bangunan miliknya yang telah menyebabkan Rasulullah s.a.w. merasa tidak begitu senang . Rasulullah s.a.w. bersabda , “Setiap rumah atau gedung itu mempunyai bencana , kecuali gedung yang dibangun untuk sangat diperlukan dan dalam keadaan yang sangt terpaksa .

Faidah

Inilah kisah tentang kesempurnaan cinta sahabat kepada Rasulullah s.a.w. . Bagi para sahabat , melihat wajah Rasulullah s.a.w. menunjukkan perasaan tidak senang atas sesuatu atau apa saja yang membuat beliau marah adalah sesuatu yang tidak dapat mereka tanggung . Sahabat Anshar tersebut telah merobohkan bangunan kubahnya . Setelah menghancurkannya , ia tidak memberitahukan perbuatannya kepada Rasulullah s.a.w. dengan mendatangi beliau dan mengatakan kepada beliau bahwa ia telah menghancurkan bangunan yang didirikannya demi menyenangkan hati beliau . Tidak demikian , tetapi , secara kebetulan , Rasulullah s.a.w. melewati tempat bangunan itu dan beliau melihat bahwa bangunan itu sudah tidak ada . Rasulullah s.a.w. memang sangat membenci uang yang digunakan untuk mendirikan bangunan . Banyak hadits-hadits yang membicarakan tentang perkara ini . Rumah istri-istri Rasulullah s.a.w. sendiri terbuat dari pelepah-pelepah kurma dan dindingnya terbuat dari kain karung , supaya orang-orang yang bukan mahram tidak dapat melihatnya dari luar .

Pada suatu ketika , Rasulullah s.a.w. bepergian ke suatu tempat , dan Ummu Salamah r.ha. mendapatkan sesuatu dan membelajakannya untuk membeli batu bata , yang kemudian dipasang untuk mengganti dinding karung rumahnya . Setelah Rasulullah s.a.w. kembali , beliau melihat adanya perubahan tersebut . Maka , beliau bertanya kepada Ummu Salamah r.ha., “Kenapa ini , apa yang telah terjadi ?” Ia menjawab , “Ya Rasulullah , agar mendapatkan tempat yang tertutup.” Rasulullah s.a.w. bersabda , “Perbelanjaan harta yang paling buruk ialah orang yang menggunakan uangnya untuk membuat bangunan.” Abdullah bin Amru r.a. berkata , “Pada suatu ketika , saya dan ibu saya sedang memperbaiki sebuah dinding rumah yang telah rusak . Ketika kami sedang memperbaikinya , Rasulullah s.a.w. melihat kami , dan beliau menegur kami dengan bersabda , “Kematianmu lebih dekat daripada jatuhnya dinding ini.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun